SIAPA YANG BERDOSA?

Selasa, 03 Desember 2019
------- 
Bacaan Firman Tuhan : Yohanes 9:1-7
Nats Alkitab :  Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:2-3)
-------
RENUNGAN :
-------
Masih ada masyarakat yang memandang penyandang disabilitas, penderita cacat, atau orang berkebutuhan khusus sebagai penanggung akibat dosa orangtuanya. Sebagai contoh, salah satu siswa saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan mereka semua penyandang disabilitas. Seseorang mengatakan, “Pasti ada yang salah dengan orang tuanya. Mereka harus mengoreksi diri apa dosa mereka. Masak ketiga anaknya semua seperti ini?” 

Pertanyaan murid Yesus tentang siapa yang berdosa sehingga seorang anak terlahir buta, tentu saja, tidak terlepas dari pandangan masyarakat di sana. Bagaimana menurut Tuhan Yesus? "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” Jawaban itu mengingatkan saya pada tujuan Tuhan menciptakan manusia, yaitu untuk kemuliaan-Nya. Tuhan ingin mencelikkan mata mereka bahwa Dia bisa memakai siapa saja sebagai alat untuk menyatakan kemuliaan-Nya.Tidak semua orang yang mengalami sakit berat disebabkan oleh dosa. Mzm. 73:1-14 menjelaskan bahwa orang benar dapat mengalami penderitaan hebat, sedangkan orang jahat malah tidak mengalaminya. 

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita termasuk orang-orang yang berusaha menyalahkan orang lain ketika terjadi permasalahan dalam kehidupan kita? Ataukah kita menjadi pribadi-pribadi yang mau memandang kepada rancangan Allah yang demikian indah, sehingga kelemahan dan kekurangan kita justru Tuhan ubahkan menjadi kekuatan untuk memuliakan DIA.

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Orang yang buta sejak lahirnya”.
Suatu pengajaran yang Tuhan Yesus berikan kepada kita bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita bukanlah kebetulan, bukanlah kutukan Tuhan, atau bukan kesalahan, tetapi karena kasih karunia yang Tuhan mau nyatakan dalam hidup kita.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Allah bekerja dalam kehidupan kita.
`
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (ay. 1-3).
Menanggapi situasi buruk, menjadi suatu hal yang sulit bagi kebanyakan orang. Komentar spontan yang akan muncul pastilah ‘menyalahkan’. Menyalahkan kondisi, menyalahkan orang lain, menyalahkan diri sendiri, atau bahkan menyalahkan Allah yang tidak bekerja. Tetapi bagaimana sesungguhnya pandangan Allah terhadap hal ini?
“Buta sejak lahir” adalah pandangan takdir buruk yang berlaku kepada seseorang. Bahkan murid-murid mulai mempertanyakan tentang ‘kesalahan’ siapa yang menyebabkan hal itu terjadi. Tetapi Tuhan Yesus menyatakan suatu hal yang berbeda dengan pendapat dunia ini. Tuhan Yesus tidak berbicara kesalahan, DIA tidak berbicara dosa, dan DIA tidak berbicara tentang keburukan. Tetapi Tuhan Yesus berbicara rancangan dan harapan Allah yang ‘harus dinyatakan di dalam dia’.
Tuhan Yesus menegaskan bahwa sesungguhnya sesuatu yang buruk dalam kehidupan orang-orang percaya haruslah dipandang sebagai ANUGERAH. Mengapa Anugerah?
Karena tidak setiap orang diberikan ‘kuk atau pikulan’ yang demikian. Oleh karenanya, apabila kita diberikan ‘kuk’ kehidupan yang demikian, maka sesungguhnya kita adalah ‘yang terpilih’ diantara yang lain. Namun beban yang demikian bukanlah takdir yang akhirnya membawa dan menjerumuskan kita kepada keburukan dan tidak pengharapan. Tetapi Tuhan Yesus menegaskan bahwa ‘pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia’. 
Tuhan Yesus tidak menggunakan kata ‘akan dinyatakan’, atau ‘mungkin dinyatakan’, tetapi “HARUS” dinyatakan didalam dia. Pernyataan ini menegaskan bahwa Allah sudah pasti akan menyatakan karya, pekerjaan, dan keajaibanNYA dalam diri kita pada saat sesuatu yang kurang baik itu terjadi. Sehingga yang perlu kita lakukan adalah ‘bersyukur’, “mengakuinya sebagai anugerah” dan memandang pengharapan sejati didalam Kristus Yesus.
Hal apa yang sekarang sedang mengganggu kehidupan kita? Permasalahan, kekurangan, kelemahan, sakit penyakit, keretakan keluarga, anak-anak, pekerjaan, pelayanan atau mungkin dosa kita sendiri?
Jangan menyalahkan diri sendiri, dan menganggap hal itu sebagai takdir buruk bagi kita. Tetapi ingatlah bahwa sesungguhnya itu adalah ‘anugerah’ yang Tuhan sedang lakukan bagi kita. Tugas kita adalah mensyukuri segala sesuatu yang terjadi, sambil memandang pasti kepada Allah di dalam Kristus untuk menyakini bahwa ada pekerjaan Allah yang harus dinyatakan dalam hidup kita. Pekerjaan Allah itulah yang dapat merubah, memberikan harapan, dan membawa kita menuju solusi kehidupan yang lebih baik.
Jangan menyerah dan terus bersyukur, karena pekerjaan Allah yang luar biasa sedang dilakukanNYA di dalam hidup kita. 

Pengajaran KEDUA.
Allah sedang melakukan sesuatu.

Firman Tuhan menyatakan: “Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi” (ay. 4-6).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita mengenai proses jawaban Allah. Seringkali kita menuntut karya Allah itu secara instan, yang harus terjadi dalam beberapa saat, dan semuanya beres. Tuhan Yesus bukanlah tukang sulap, dan bukan pula pesuruh kita. Tetapi DIA adalah Allah yang berkarya dalam hidup kita sesuai dengan rancangan, karya dan waktuNYA. Dan Tuhan Yesus lebih menyukai suatu proses, oleh karenanya DIA tidak melakukan mujijat dengan langsung berfirman dan orang buta itu sembuh, tetapi dia ‘meludah ke tanah, mengaduk ludahnya, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi’. Ada proses yang Tuhan lakukan, ada waktu tertentu yang Tuhan kerjakan, dan ada cara tertentu yang Tuhan sedang kerjakan dalam hidup kita. Pemahaman proses ini menjadi jawaban agar kita tidak terlalu terburu-buru memaksakan diri keinginan kita. Kita juga tidak terlalu buru-buru menyalahkan Tuhan, dan menyatakan Tuhan terlambat. Dan kita pun akhirnya akan menghormati otoritas Allah di dalam hidup kita. Ingatlah proses yang Tuhan sedang kerjakan, dan hormatilah waktu dan rancanganNYA. Dan jadilah sabar untuk menantikan karya Allah di dalam hidup kita.
Hal kedua yang menarik dari firman Tuhan di atas adalah campuran antara ‘ludah Yesus dan tanah’ untuk mengobati orang buta. Firman ini mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan adalah sinkronisasi antara kuasa firman Tuhan dan diri manusia. Oleh karenanya ada semboyan ‘ora et labora’. Ada doa, tetapi ada pula usaha. Manusia tidak dapat hanya ayun-ayun kaki saja menunggu mujijat, tetapi manusia harus mendisiplinkan diri, berusaha, dan melakukan yang terbaik untuk kemuliaan Allah melalui kehidupannya. Atau seperti Ben Carson yang menyatakan “Do Your Best And Let God Do The Rest”. Kita tetap mengerjakan yang terbaik bagian kita, tetapi kita meyakini dan menaruh pengharapan bahwa Tuhan akan mengerjakan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan, dan DIA-lah penentu, pembuat keputusan akan segala pekerjaan kita.  
Marilah kita melakukan yang terbaik dalam hidup kita, dan mempersilakan Tuhan mengerjakan bagian terbaikNYA bagi kita melalui proses waktu, dan skenario yang sedang dikerjakanNYA di dalam hidup kita. Dan biarlah hasil terbaik yang Tuhan rancangkan terjadi di dalam hidup kita. 

Pengajaran KETIGA.
Menjadi utusan Allah.

Firman Tuhan menyatakan : “dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek” (ay. 7).
Firman Tuhan di atas menegaskan misi dan makna suatu kehidupan bagi orang-orang percaya. Seringkali kita tidak memahami, untuk apa, dan apa yang harus kita lakukan, ketika Tuhan berkenan mempercayakan begitu banyak hal dalam hidup kita?
Firman Tuhan menegaskan bahwa ketika Tuhan sudah bekerja, menyatakan rancanganNYA, dan melakukan sesuatu dalam hidup kita, maka kita adalah membasuh diri dalam kolam ‘Siloam”. Kolam Siloam adalah sebuah kolam air di Yerusalem yang berfungsi sebagai tempat persediaan air yang digunakan dalam upacara-upacara di Bait Allah, sumber air bagi seluruh kota Yerusalem, dan bahkan menjadi mujizat memberikan penglihatan bagi orang yang buta sejak lahir.
Itulah makna kehidupan sebagai ‘utusan’ Allah di dalam kehidupan kita. Sudah seharusnya kita menjadi air yang menyejukkan, menjadi kolam yang menjadi tempat pembasuhan, sekaligus kita juga menjadi pengisi pelayanan Tuhan di Bait Allah, maupun di dalam kehidupan kita. Tetapi di atas kesemuanya itu, maka kita harus menjadi pewarta kasih dan keajaiban Tuhan yang menyediakan diriNYA bagi semua orang di dunia ini yang membutuhkan kehidupan dan keselamatan. 
Marilah menjadi utusan-utusan Allah yang senantiasa mampu mewartakan dan menjadikan diri kita sebagai air penyejuk bagi setiap orang.
-------
RENUNGAN PRIBADI :
-------
Kiranya kita tidak serta-merta mengaitkan disabilitas dengan dosa, tetapi menyatakan kasih terhadap mereka dengan menyadari bahwa keberadaan mereka adalah agar nama Tuhan dipermuliakan. Kita dapat belajar semakin bersyukur kepada Tuhan atas keberadaan kita dan bersedia dipakai oleh-Nya untuk memuliakan nama-Nya.
-------
PCH/www.renunganharian.net
-------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. 
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
-------
Kata mutiara hari ini:
MASALAHNYA BUKAN SIAPA YANG BERDOSA, NAMUN PERNYATAAN KEMULIAAN ALLAH MELALUI MEREKA YANG MENYANDANG DISABILITAS

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

MEMELIHARA ALAM

ADA MASA DEPAN