ADA MASA DEPAN

Selasa, 12 Maret 2019
---------
Bacaan Firman Tuhan : Amsal 24:13-20
Nats Alkitab :  Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang. (Amsal 24:14)
---------
RENUNGAN :
---------
Menteri Luar Negeri AS, Jenderal Colin Powell pernah membuat “blunder” dalam sebuah pidatonya. Sesaat setelah ia berpidato di depan forum PBB, ia menyadari ada sebagian catatan pidatonya didasarkan pada informasi yang salah. Betapa malunya! Dan kesalahan itu dirasanya telah mencoreng perjalanan karir politiknya. Ia menyatakan andai saja ada orang yang memberitahu kesalahan teks pidatonya waktu itu, tapi itu tidak terjadi. Tetapi rasa kecewa itu tidak membuat Colin berhenti. Sebaliknya, ia tetap memilih fokus kepada masa depannya dan tidak “menengok ke belakang” melihat kebodohan di masa lalu.

Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami peristiwa yang memalukan. Kesalahan itu terjadi mungkin berupa ketidaksengajaan kita, kegagalan atau keputusan salah yang kita lakukan. Tidak sedikit dari kita merasa kecewa berkepanjangan, merasa diri gagal, dan kehilangan masa depan. Benarkah sebuah kesalahan di masa lalu dapat menghancurkan masa depan kita?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada kitab Amsal, Kitab Hikmat tulisan Salomo yang mengajarkan tentang meraih masa depan bersama dan di dalam Tuhan.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Hikmat Allah, dasar masa depan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu. Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang” (ay. 13-14).

Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita dasar dari masa depan. Masa depan tidak hanya berarti keadaan, kondisi atau kebaikan-kebaikan yang kita harapkan terjadi di waktu yang akan datang, tetapi masa depan juga berarti “harapan yang tidak pernah hilang”. Oleh karenanya, ketika kita berbicara tentang masa depan, maka kita juga berbicara tentang pengharapan, semangat, spirit yang Tuhan berikan bagi kita dalam keadaan apapun. Masa depan juga berbicara pada saat ini, bahkan ketika kita mengalami berbagai macam permasalahan, penderitaan, pergolakan, pergumulan dan tekanan hidup yang sulit. Pengharapan akan membuat kita tetap optimis, yakin akan pertolongan dan kasih Tuhan, serta pandangan positif terhadap karya dan ijin Tuhan dalam hidup kita.
Pengharapan, optimisme hidup, pandangan positif, dan keyakinan akan pertolongan dan kasih Tuhan, menjadi pengantar kita meraih masa depan sebagaimana yang Tuhan janjikan. Oleh karenanya Tuhan mengatakan secara tegas, “jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang”.

Menjadi perenungan kita, bagaimana kita dapat meraih masa depan?
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Anakku, makanlah madu, sebab itu baik; dan tetesan madu manis untuk langit-langit mulutmu. Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu”.
Firman Tuhan di atas menggambarkan bahwa dasar dari masa depan di hadapan Tuhan adalah apabila kita mendasarkan hidup kepada hikmat Tuhan. Hikmat hanya dapat diperoleh di dalam firman Tuhan yang di gambarkan seperti tetesan madu manis yang memberikan energi serta kesehatan.
Madu lebah terbuat dari nektar pada bunga-bunga dan buah-buahan yang diambil lebah, ditambah dengan bahan-bahan kimia tertentu dari tubuh lebah pada saat mengubah nektar menjadi madu. Madu mudah diserap oleh tubuh, dan cepat diubah menjadi energi. Madu adalah makanan penghasil energi yang Allah sediakan bagi umat-Nya di padang belantara, ”dari tebing batu”, sarang-sarang madu yang dibangun lebah di tempat-tempat yang berbatu-batu (Ulangan 32:13). Penulis Amsal mengatakan, ”Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi jiwa dan kesembuhan bagi tulang”(Amsal 16:24; 24:13, 14). Firman Tuhan tidak hanya memberikan energi sorgawi bagi kita, tetapi firman Tuhan juga dapat mengajar, menyehatkan hidup kita, mengingatkan agar kita tidak melanggar firmanNYA, atau bahkan menegur apabila hidup kita sudah menyimpang dari kehendakNYA.
Manisnya dan nikmatnya makan madu digunakan sebagai ilustrasi dalam seluruh Alkitab. Madu memang baik, tetapi kita bisa merasa mual apabila makan terlalu banyak madu (Amsa 25:16). Orang-orang yang mencari kemuliaan mereka sendiri disamakan dengan makan terlalu banyak madu (Amsal 25:27).

Hubungan antara pribadi yang mengandalkan karya Firman Tuhan dan masa depan, dinyatakan dalam firman Tuhan bahwa : Berbahagialah orang yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil (Mazmur 1:1-3).
Raihlah keberhasilan hidup kita, dengan satu hal paling penting, mengandalkan Tuhan dan firmanNYA.

Pengajaran KEDUA.
Pertolongan Tuhan tidak pernah habis.

Kegagalan seseorang seringkali bukan terjadi karena kita tidak berhasil menempuh kehidupan, tetapi karena kita tidak mau berpikir positif, dan bangkit dari kegagalan. Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Jangan mengintai kediaman orang benar seperti orang fasik, jangan merusak rumahnya. Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana” (ay. 15-16).

Firman Tuhan mengajar di dalam hidup kita bahwa kehidupan setiap orang sangat unik dan spesifik di hadapan Tuhan. Keberhasilan atau kegagalan seseorang, tidak dapat menjadi batu acuan bagi kita untuk “meminta” di hadapan Tuhan. Sumber dari keberhasilan dan pengharapan adalah karya Allah yang begitu sempurna, dan spesifik bagi setiap orang yang mengandalkannya. Rancangan dan karya Allah dinyatakan Tuhan secara unik dan spesifik bagi setiap orang. Masing-masing mempunyai keberhasilan dan pengharapannya sendiri-sendiri. Dan setiap pemberian Tuhan sudah seharusnya menjadi berkat yang patut kita syukuri dan nikmati sebagai anugerah dalam hidup kita. Oleh karenanya, firman Tuhan menyatakan tegas, “jangan mengintai”. Artinya bahwa kita jangan mempunyai sikap iri hati, dan jangan pernah merasa tersinggung dan meremehkan ketika menjumpai orang lain diberkati Tuhan. Jangan pernah menyalahkan atau menjadikan keberhasilan orang lain sebagai dasar menuntut berkat di hadapan Tuhan. Tuhan memberkati kita menurut kemampuan dan karunia kita masing-masing.
Firman Tuhan juga mengajarkan kepada kita untuk tidak takut dan menyerah dengan berbagai macam kegagalan hidup, apabila kita mengandalkan Tuhan. Tuhan dapat mengijinkan sesuatu kegagalan terjadi dalam hidup kita. Tetapi ingat bahwa pertolongan Tuhan pun tidak pernah lepas, dan tidak pernah berakhir dalam hidup kita. Kesemuanya dilakukan Tuhan agar kita dapat bergantung dan mengandalkanNYA. Apabila kita mengalami kegagalan, ingatlah firman Tuhan, “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana”.
Mengapa demikian?
Karena ada tangan Tuhan yang sedemikian kuat akan menolong hidup kita. Ingat firman Tuhan, “apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya” (Mazmur 37:24).
Kegagalan orang benar adalah cara Tuhan dengan tanganNYA yang kuat untuk menuntun kita mendaki lebih tinggi anak tangga kehidupan kita.

Pengajaran KETIGA.
Tetaplah rendah hati menjadi pelita.

Seringkali kita merasa di atas angin, dan menjadi orang benar, apabila suatu kali melihat musuh kita, orang lain terperosok jatuh dalam dosa dan penderitaan. Kita merasa bahwa Tuhan menolong kita, dan menghukum dia. Dan seringkali kemudian menghakimi, mengklaim kemenangan, dan mencoba membungkus karya Allah untuk kemuliaan diri kita sendiri. Karakter demikian adalah karakter yang dibenci dan dimurkai Tuhan, karena Tuhan tetap menghendaki kira tetap rendah hati, menjadi bagian dari penderitaan sesama, sekalipun dia menjadi musuh kita, dan menjadi bagian untuk membangun kehidupannya. Hidup benar di hadapan Allah bukan terjadi dengan “menyalahkan” orang lain yang memusuhi, tidak sepakat, dan mungkin bertentangan dengan hidup kita. Apabila kita bersikap jahat, membenci, bersukacita dalam kejatuhan orang lain, atau bahkan bersukacita dalam penderitaan orang yang jahat kepada kita, maka Tuhan akan menganggap kita sama seperti dia sebagai orang jahat. Oleh karena itu, firman Tuhan nyatakan bahwa :“Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok, supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya jahat, lalu memalingkan murkanya dari pada orang itu” (ay. 17-18).

Satu prinsip keberhasilan kehidupan adalah ketika kita mau fokus hanya kepada Tuhan. Seringkali kita menjadi iri hati, kita menjadi marah karena rasanya Tuhan justru memberkati, tidak mendatangkan penderitaan dan kesulitan, atau bahkan memberikan keberhasilan kepada orang jahat atau orang fasik. Sedangkan kepada kita, Tuhan mengijinkan berbagai macam penderitaan, permasalahan, dan pergumulan menimpa kita. Bahkan doa-doa yang kita naikkan pun tidak segera dijawabNYA.
Firman Tuhan mengajarkan suatu prinsip bagi kita tentang masa depan, dengan menyatakan : “Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam” (ay. 20). Masa depan, bukan sekedar berkat, keberhasilan, dan berbagai macam kemewahan yang kita raih. Tetapi masa depan adalah “hidup yang berpelita”, hidup yang menjadi terang, dan hidup yang mampu menjadi berkat dan memberkati orang lain. Itulah sesungguhnya masa depan yang tidak pernah padam.
Dan masa depan yang tidak pernah padam tersebut, tidak akan pernah dapat diraih, atau pun dirasakan oleh orang fasik, dan orang-orang yang tidak mengandalkan Tuhan. Oleh karenanya, firman Tuhan nyatakan : “Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik. Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam” (ay. 19).

Marilah meraih masa depan yang Tuhan perkenan bukan sekedar meraih kemewahan, kekayaan dan keunggulan duniawi semata-mata, tetapi ketika kita dapat menjadi berkat bagi dunia ini.
---------
RENUNGAN PRIBADI :
---------
Masa lalu yang memalukan mungkin menjadi salah satu bagian hidup kita, namun hal itu tidak seharusnya membuat kita menyerah kalah. Bukankah kita mendengar janji: Ketika kita mendapat hikmat (pribadi Tuhan) maka ada masa depan dan harapan yang tidak akan hilang? Bahkan peristiwa memalukan dan kebodohan yang pernah kita lakukan di masa lalu pun tidak lagi diingat Tuhan. Tuhan tidak ingin melihat hidup kita terpuruk, Ia menghendaki diri kita bangkit dan melangkah kepada masa depan dan harapan baru yang sudah disediakan-Nya.
---------
SYS/www.renunganharian.net
---------
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". 
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-----
Kata mutiara hari ini :
SEBURUK APA PUN KESALAHAN KITA DI MASA LALU, TUHAN TETAP MENYEDIAKAN MASA DEPAN BAGI ORANG YANG MENGANDALKAN-NYA

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

KUNCI BERKAT