MEMBEBERKAN ISI HATI

Rabu, 06 November 2019
--------- 
Bacaan Firman Tuhan : Amsal 18:1-2
Nats Alkitab :  Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya. (Amsal 18:2)
--------- 
RENUNGAN :
--------- 
Suatu kali, saya agak terganggu dengan perbincangan dua orang rekan. Mendengar isi pembicaraan mereka, jelas bahwa salah seorang dari mereka hanya ingin membeberkan kekecewaan dan sakit hatinya. Repotnya, lawan bicaranya tak mendinginkan suasana, tetapi malah semakin membuat panas hati. Saya pun mengurungkan niat untuk masuk dalam perbincangan itu. Saya merasa masukan atau nasihat saya akan segera mental karena bertemu dengan hati yang belum terbuka terhadap pengertian. 

Kondisi tersebut tepat seperti perkataan firman Tuhan hari ini. Di mana-mana, orang bebal tak suka diberi pengertian karena fokusnya hanya ingin membeberkan isi hati. Tak jarang, dalam situasi demikian, orang yang mencoba membantu, menasihati, apalagi menegur, seolah ombak yang bertemu dengan batu karang—tak butuh waktu lama untuk memantul kembali! Menanggap situasi seperti ini, memilih untuk diam rasanya menjadi pilihan terbaik. Setelah itu, jika kita ingin menjadi problem solver kita dapat mencermati isi obrolan seseorang, lalu menawarkan diri untuk memberi nasihat atau masukan. Bagaimana jika ditolak? Tak masalah, karena kita tak kehilangan apa pun dari penolakan itu. 
Bagaimanakah dengan hidup kita, apakah kita mempunyai keterbukaan hati terhadap kritik, evaluasi dan perbaikan yang orang lain nyatakan bagi kehidupan kita?
 
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang secara bijak mengajarkan tentang ketulusan dan keterbukaan hati, agar kehidupan kita tidak terkungkung dalam keegoisan hati tetapi dalam akal dan pemikiran positif baik terhadap Tuhan maupun kepada sesama kita.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Waspada terhadap keegoisan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan” (ay. 1).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita tentang suatu karakter buruk yang sering tidak disadari menjadi penghambat, dan pengganggu dalam kehidupan kita sebagai orang-orang percaya, yatu ‘orang yang menyendiri”.
Firman Tuhan menyebut ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi pribadi egois, yaitu orang yang menyendiri, dan orang yang selalu mencari keinginannya.
“Orang menyendiri” (=parad) berarti : untuk menerobos, memisahkan  diri seperti persendian yang keluar dari otot atau bagian tulang sehingga tersebar. Orang menyendiri yang dituliskan firman Tuhan di atas adalah orang yang tidak mempunyai kerendahan hati, tetapi selalu punya keinginan menang sendiri dan selalu menerobos atau melawan orang lain sekalipun itu baik bagi dirinya. Selain itu, orang ‘menyendiri’ adalah orang-orang yang tidak suka hidup dalam persekutuan di dalam jemaat Tuhan tetapi lebih suka hidup bergaul menurut keinginan dunia ini.
Sedangkan orang yang ‘mencari keinginannya”, adalah orang-orang yang selalu mengagungkan egonya, pendapatnya sendiri, kemauannya sendiri, dan secara keras hati sulit menerima pendapat atau keinginan orang lain. Atau dengan kata lain yang lebih pas, orang ini sering disebut sebagai orang yang egois.

Jelas bahwa orang-orang dengan karakter seperti ini tidak akan bertumbuh di hadapan Allah. Ingat firman Tuhan yang menyatakan bahwa : “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh” (Mazmur 1:1). Selain itu firman Tuhan juga menyatakan bahwa :“ Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibrani 10:25). 
Firman Tuhan di atas menegaskan bahwa orang-orang percaya haruslah menciptakan dan hidup dalam habitat yang benar di hadapan Allah, yaitu ketika dia hidup benar di hadapan Allah, dan hidup tetap dalam kumpulan jemaat Allah,  dan tidak menjauhi pertemuan ibadah. Dalam persekutuan ibadah tersebut akan selalu tersedia nasihat, dan dorongan untuk semakin giat di dalam persekutuan dengan Tuhan. Dengan adanya nasihat, dan dorongan untuk selalu giat dalam persekutuan Tuhan, maka secara terus menerus Tuhan akan mengikis keegoisan, keinginan hati yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, dan kehidupan buruk yang tidak dikehendaki Tuhan.  Nasihat firman Tuhan menyatakan bahwa : “Percayalah kepada TUHAN  dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6).
Tetapi apabila kita hidup di luar jemaat Allah, tidak mempunyai rekan-rekan seiman, dan bahkan selalu hidup dengan orang fasik, pencemooh, dan berdiri di jalan orang berdosa, maka firman Tuhan menegur secara keras bahwa : “amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan”. Kata ‘amarahnya meledak’ mengungkapkan karakter egois, dikuasai hawa nafsu, dan mau menang sendiri tidak menghargai pendapat, dan keberadaan orang lain. Tentulah karakter ini tidak disukai oleh manusia, sesama dan Tuhan.
Jadilah pribadi yang lembut hati, rendah hati di hadapan Allah, dan terus terikat dengan persekutuan anak-anak Tuhan sehingga dorongan untuk melakukan kebaikan, nasihat, dan perilaku positif akan terus terpelihara dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah.

Pengajaran KEDUA.
Jangan jadi orang bebal.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya” (ay. 2).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita mengenai karakter buruk yaitu orang bebal. Kata “orang bebal” (=k@ciyl), berarti sombong, bodoh, konyol.
Jelas bahwa kebodohan, kekonyolan di sini tidak berkaitan dengan intelegensial seseorang, tetapi terjadi karena kesombongan diri seseorang. Seseorang yang mengaku bisa, mengaku mampu, mengaku tahu segala sesuatu, dan mengaku telah mempelajari segala sesuatu, tetapi tidak dapat membuktikan kesemuanya itu, sehingga di hadapan orang lain, perbuatan maupun perkataannya justru menggambarkan kebodohan, dan kekonyolan hidupnya.
Firman Tuhan menuliskan bahwa salah satu ciri khas orang bebal adalah tidak suka kepada pengertian, pengetahuan, hikmat, dan nasihat orang lain. Tetapi dia lebih suka membeberkan isi hatinya, tanpa dipikirkan terlebih dahulu apakah hal itu menyakiti orang lain, mendukakan orang lain, atau bahkan membuat orang lain menjadi lemah imannya.
Tentulah karakter ini jelas tidak disukai dan dikehendaki oleh Tuhan. Orang-orang bebal hanyalah mengikuti keinginannya sendiri, menyuarakan keinginannya sendiri, tanpa pernah melihat dampak yang dapat ditimbulkan dari perkataan dan perbuatannya. Firman Tuhan menyatakan bahwa orang bebal akan dibinasakan (Amsal 1:32), dicemooh (Amsal 8:5),  mendatangkan kedukaan bagi ibunya (Amsal 10:1), menjadi malang (Amsal 13:20), Tidak berakal budi dan mendukakan ayahnya (Amsal 17:16,21), menimbulan perbantahan, pukulan (Amsal 18:6), bencana (Amsal 19:13), omong kosong (Amsal 29:20). 
Karakter yang dikehendaki Allah sebagai lawan orang bebal adalah orang bijak. Orang bijak yang suka kepada hikmat, pengertian, pengajaran Allah serta mau mendengarkan nasihat orang lain, akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Firman Tuhan menyatakan dampak positif hidup sebagai orang bijak, yaitu mewarisi kehormatan (Amsal 3:35), mendatangkan sukacita ayahnya (Amsal 10:1), lembut hati dan mau belajar (Amsal 12:23), menjadi bijak dan dijauhkan dari kemalangan (Amsal 13:20), cerdik (Amsal 14:7), berhati-hati dan menjauhi kejahatan (Amsal 14:7, 16), berpengetahuan (Amsal 15:7), menjadi kaya (Amsal 17:16), meredakan pertikaian atau pertengkaran (Amsal 29:11), berhati-hati dan menggunakan hikmat dalam berbicara (Amsal 29:20).
Marilah belajar menjadi bijak dalam Tuhan, sehingga kehidupan kita menjadi berkat dan memberkati orang lain, sebagai kesaksian kehadiran Allah di dunia ini.
--------- 
RENUNGAN PRIBADI :
--------- 
Dalam menjalani hidup, adakalanya hati kita terluka oleh perkataan, sikap, atau perbuatan seseorang. Ketika itulah, kita memerlukan orang lain untuk melihat dari sisi lain, sambil membuka kemungkinan Allah juga menolong kita melalui mereka. Jangan sampai hati kita “terlalu keras” sehingga pertolongan dari Allah tak sampai dalam hidup kita.
--------- 
GHJ/www.renunganharian.net
--------- 
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. 
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
-------
Kata mutiara hari ini:
KITA MEMERLUKAN ORANG LAIN UNTUK MENILAI KEHIDUPAN KITA DARI SISI LAIN

Comments

Popular posts from this blog

MEMELIHARA ALAM

CARA TUHAN MENYELAMATKAN

ADA MASA DEPAN