TERKENAL PELIT

Rabu, 30 Oktober 2019
-------- 
Bacaan Firman Tuhan : Amsal 11:24
Nats Alkitab :  Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. (Amsal 11:24)
-------- 
RENUNGAN :
-------- 
Saya hanya bisa mengangguk, sekalipun dalam hati sempat tak percaya ketika seorang kerabat menceritakan adiknya yang baru saja meninggal. “Adik saya terkenal pelit, termasuk istrinya,” ujarnya dengan mimik serius. Sebenarnya secara materi sang adik hidup dengan materi berlimpah, tetapi ia menggenggam hartanya dengan begitu kuat. Harta yang akhirnya ditinggalkan untuk keluarganya karena ia harus menghadap Tuhan tanpa membawa apa-apa. 

Berbicara mengenai karakter pelit, hari ini firman-Nya mengingatkan kita akan fakta kehidupan terkait harta. Penulis Amsal rupanya mengamati ada fenomena cukup aneh terjadi pada masa itu, yakni ada orang bertambah kaya sementara ia termasuk gemar “menyebar harta” (tidak pelit). Namun, ada pula orang yang menghemat luar biasa—bisa dikategorikan orang pelit—justru selalu berkekurangan. Ungkapan “bertambah kaya” dan “selalu berkekurangan” mengingatkan kita pentingnya menjadi bijak dalam mempergunakan materi. Tindakan bermurah hati dalam jangka panjang akan mendatangkan kebaikan, sedangkan pilihan untuk menjadi kikir atau pelit, akan mendatangkan konsekuensi pula. 

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita mempunyai kemurahan hati untuk memberi kepada orang lain, sehingga kita merasakan berkat yang luar biasa di hadapan Tuhan?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk pada tulisan Raja Salomo tentang memberi. Seorang yang murah hati tidak akan berkurang harta dan menjadi miskin, tetapi justru diberkati Allah. 

Pengajaran firman Tuhan adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Prinsip kaya secara rohani.

Menjadi kaya memang dambaan setiap orang. Dan secara duniawi, seorang yang kaya adalah ketika seseorang mampu menumpuk dan mengumpulkan harta. Tetapi rupanya firman Tuhan mengajarkan sesuatu hal yang berbeda dengan ‘kaya’.
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala sesuatu, -dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan, dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu terhadap kami--demikianlah juga hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih ini” (2 Korintus 8:7).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita tentang arti kaya sejati. Kekayaan secara rohani mencerminkan dua dimensi, yaitu Pertama, seorang yang kaya adalah seorang yang memiliki keunggulan kualitas dari orang lain. Kedua, seorang yang kaya adalah seorang yang memiliki keunggulan karena memiliki kemurahan hati, sehingga terus mempunyai hati untuk berbagi dan menjadi berkat bagi orang lain.
Dua aspek inilah yang akhirnya menjadi dasar seorang yang diperkaya di hadapan Allah tidak menjadi orang yang pelit dan hanya menumpuk kekayaan. Dan melalui pemahaman inilah maka seorang yang diperkaya di hadapan Allah akan selalu mampu ‘menyebar harta’, dan dia tidak akan pernah merasa semakin miskin ketika bermurah hati di hadapan Allah.

Pengajaran KEDUA.
Prinsip menyebar harta.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan” (ay. 24).
Firman Tuhan di atas menyatakan prinsip kontradiktif terkait menyebar harta, dengan menyatakan bahwa seorang yang menyebar harta akan bertambah kaya, tetapi seorang yang menghemat secara luar biasa, akan berkekurangan. 
Firman Tuhan di atas mengajarkan kebenaran arti kemurahan hati.
Seorang yang diperkaya di hadapan Allah rupanya adalah seseorang yang mempunyai karakter murah hati, mau berbagi dan mau menjadi berkat bagi orang lain. Prinsip ini sangat berbeda dengan prinsip dunia untuk menjadi kaya. Secara duniawi, cara untuk menjadi kaya adalah dengan ‘menumpuk harta’. Artinya bahwa untuk menjadi kaya seseorang akan mengumpulkan harta, uang, kekayaan sebanyak-banyaknya dan sebisa mungkin mengurangi atau bahkan meniadakan pengeluaran. 
Dan rupanya prinsip duniawi ini menjadi suatu prinsip yang salah di hadapan Allah, sebab seorang yang diperkaya di hadapan Allah bukanlah orang yang pelit, egois dan menumpuk harta. Seorang yang diperkaya di hadapan Allah adalah ketika kita mau mempercayakan pengelolaan harta, kekayaan, dan kepemilikan hidup kita di hadapan Allah sehingga menjadi ‘investasi rohani di hadapan Allah’ dengan dipergunakan untuk pelayanan, berkat, dan berbagi dengan orang lain. Ketika kita menumpuk harta kita untuk diri sendiri, maka Allah tidak menambahkan nilai lebih maupun berkat lebih bagi kita. Dan bahkan akan mengurangi nilai tambah harta dan kekayaan kita. Kita akan menjadi pelit, dihindari orang, tidak sosial, atau bahkan menjadi egois.
Tetapi ketika kita mempunyai harta dan dipersembahkan menjadi alat pelayanan dan alat berkat, maka Tuhan akan menjadikannya sebagai investasi, yang semakin lama semakin mempunyai nilai lebih di hadapan Allah dan manusia. Tidak hanya menjadi berguna bagi orang lain dan pelayanan Tuhan, tetapi Tuhan juga akan menambah-nambahkannya sehingga kita tidak pernah berkekurangan dalam segala hal, baik hal-hal jasmaniah karena Allah menjamin kebutuhan kita, tetapi dalam hal-hal rohaniah karena Allah menjadikan diri kita lebih berkualitas dan diperkenan di hadapanNYA. Ingat firman Tuhan, “ Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya” (Amsal 3:9-10).
Selain itu, firman Tuhan mengingatkan kepada bahwa : “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya” (1 Timotius 6:17-19).
Jadilah kaya yang sesungguhnya di hadapan Allah, dan kiranya Tuhan diperkenan melalui kehidupan kita untuk pelayanan Tuhan, berbagi dengan sesama, dan menjadi berkat bagi orang lain.

Pengajaran KETIGA.
Jangan menjadi pelit.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan..”.
Firman Tuhan di atas mengajarkan tentang pengelolaan harta di hadapan Tuhan. 
Mengapa firman Tuhan katakan kita salah apabila hanya berpikir ‘menghemat harta’, dan menumpuk harta semata-mata?
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir” (Yakobus 5:1-3).
Firman Tuhan memastikan bahwa sesungguhnya harta dan kekayaan duniawi yang dipergunakan untuk kesenangan dan kepentingan diri sendiri ternyata tidak dapat menjamin kehidupan seseorang, dan tidak dapat pula menjadi jaminan kebahagiaan seseorang. Harta dan kekayaan seseorang adalah ‘barang habis pakai’ yang dapat habis dalam waktu singkat, tidak berguna, dan menjadi sia-sia ketika Tuhan mengijinkan sesuatu peristiwa buruk terjadi dalam hidup kita, baik melalui sakit penyakit, kebangkrutan, musibah, kehilangan atau peristiwa apapun, seperti firman Tuhan yang menyatakan “akan memakan dagingmu seperti api”. Firman Tuhan juga mengingatkan bahwa harta dan kekayaan adalah anugerah, kasih karunia yang dititipkan Tuhan bagi kita untuk menjalankan misinya di dunia ini, yaitu menjadi berkat dan memberkati orang lain.
Oleh karenanya, mengelola harta dan kekayaan di hadapan Allah bukanlah dengan cara ‘menghemat secara luar biasa’. Firman Tuhan tetap menegaskan bahwa berbagi berkat dan menyediakan harta kekayaan kita untuk pelayanan Tuhan menjadi suatu hal terbaik dihadapan Tuhan. Ingat firman Tuhan bahwa : “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, “MEMIUTANGI” TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu” (Amsal 19:17). 
Ingatlah kesaksian pemazmur tentang kehidupan orang benar bahwa : “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya. Di dalam gelap terbit terang bagi orang benar; pengasih dan penyayang orang yang adil. Mujur orang yang menaruh belas kasihan dan yang memberi pinjaman, yang melakukan urusannya dengan sewajarnya. Sebab ia takkan goyah untuk selama-lamanya; orang benar itu akan diingat selama-lamanya. Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN. Hatinya teguh, ia tidak takut, sehingga ia memandang rendah para lawannya. Ia membagi-bagikan, ia memberikan kepada orang miskin; kebajikannya tetap untuk selama-lamanya, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. (Mazmur 112:1-9).
Jadilah orang benar untuk pengelolaan harta dan janganlah pelit di hadapan Tuhan. 
-------- 
RENUNGAN PRIBADI :
-------- 
Cepat atau lambat, pilihan kita terkait penggunaan harta akan melekat dalam ingatan keluarga dan orang lain. Sebagai pengikut Kristus, seharusnya kelak kita dapat dikenal sebagai pribadi yang murah hati—yang menunjukkan kematangan karakter Kristus— daripada dikenal kikir, pelit, dan tak memedulikan orang lain. Sekali lagi, semuanya tergantung pilihan kita, dengan risiko dan konsekuensi yang akan menyertai.
-------- 
GHJ/www.renunganharian.net
-------- 
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. 
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
-------
Kata mutiara hari ini:
BAPA SURGAWI TELAH BERMURAH HATI SUPAYA KITA PUN DAPAT BERMURAH HATI KEPADA SESAMA

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN