BUAH KESETIAAN

Rabu, 25 September 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Daniel 6:1-29
Nats Alkitab :  “Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel ....” (Daniel 6:27)
--------
RENUNGAN :
--------
Memiliki relasi yang dekat dengan pejabat tinggi dan penguasa dapat membuat seseorang beroleh banyak kemudahan. Namun pada titik tertentu, mereka juga memiliki keterbatasan dan tidak dapat berbuat apa-apa. Pengalaman Daniel menunjukkan hal ini.

Daniel—seorang buangan dari Yehuda—dipercaya oleh Darius, Raja Persia, untuk membawahi wakil-wakil raja, dan kepadanya mereka harus memberi pertanggungjawaban agar raja tidak dirugikan (ay. 3). Integritas Daniel membuat para bawahannya yang korup berusaha menyingkirkannya. Mereka memperdaya raja untuk mengeluarkan undang-undang, yaitu bahwa dalam 30 hari, siapapun tidak diperkenankan untuk berdoa atau memohon kepada dewa atau manusia lain, kecuali kepada raja. Jika melanggar, akan dilemparkan ke gua singa.

Walau Daniel mengetahui undang-undang baru itu, namun ia tetap berdoa kepada Allah, seperti biasa (ay. 11). Akibatnya, Daniel harus dilemparkan ke gua singa. Raja Darius—yang menyadari bahwa ternyata undang-undang itu adalah jebakan untuk menyingkirkan Daniel—berusaha menyelamatkannya, namun tidak bisa, sebab ia terikat kepada peraturan negara yang tak dapat diubah (ay. 15).

Syukurnya, mukjizat Allah terjadi. Daniel selamat dengan cara yang ajaib. Ini menjadi kesaksian tentang Allah yang disembahnya, bukan hanya kepada Darius, namun juga kepada semua orang di wilayah kekuasaan sang raja. Kesetiaannya kepada Allah membuat banyak orang mengenal Allah. Kesetiaan seperti ini jugalah yang hendaknya kita miliki.

Bagaimanakah dengan hidup kita, apakah kita mempunyai kesetiaan kepada Allah seperti kehidupan Daniel ?

Hari ini kita belajar satu perikop tentang ketaatan Daniel kepada Allah melebihi ketaatannya kepada raja yang membuat peraturan larang menyembah kepada Allah. Daniel tetap tekun menyembah Allah, dan karenanya dia dijatuhi hukuman dimasukkan ke dalam lubang singa. Tetapi karena kesetiaannya, Allah menolong dia meluputkan semua hukuman, dan bahkan dapat menjadi kesaksian kebesaran dan kasih Allah kepada raja dan semua orang di negeri buangan.

Pengajaran firman Tuhan adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Kebenaran hidup orang percaya.

Firman Tuhan menyatakan bahwa :  “Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya. Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!" (ay. 4-5).

Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang  benar adalah dasar kehidupan orang percaya. Hidup benar tersebut tidak hanya dinyatakan atau dikatakan oleh sesama orang-orang percaya, bahkan oleh orang yang tidak percaya pun hal tersebut menjadi kesaksian bagi mereka. Sama seperti Daniel, ketika para pembesar dan pejabat-pejabat Babel menilai hidup Daniel, mereka berkesimpulan bahwa “tidak mendapat alasan apapun atau suatu kesalahan”. Mereka menjumpai bahwa Daniel adalah seorang yang hidupnya ‘setia, dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya”.
Kebenaran seperti itulah yang sesungguhnya Allah kehendaki dalam hidup kita. Implementasi hidup yang setia terhadap Allah, akan menjadikan kita setia kepada pimpinan, kepada pekerjaan, kepada keluarga, dan kepada apapun yang Tuhan percayakan kepada kita. Kesetiaan kepada Allah menjadi dasar yang paling kokoh bagi kita untuk menjalankan kesetiaan yang benar di dalam hidup kita. Dan kesetiaan kepada Allah pulalah yang akan menjadikan kita tidak mau melakukan kelalaian atau kesalahan sedikit pun. Sebab Allah menghendaki kita sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna (Matius 5:48).
Marilah terus menjaga iman dan kesetiaan kita di dalam Kristus, bahkan ketika mengalami penderitaan, kesulitan, dan beban kehidupan di dunia ini.

Pengajaran KEDUA.
Tetap setia dalam penderitaan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya       (ay. 10-11)
Kebenaran hidup yang tidak dijumpai di dalam orang-orang percaya tidak membuat dunia ini berhenti mendakwa kehidupan orang-orang percaya. Dan karena tidak menjumpai kesalahan atas kehidupan, sikap, karakter, dan pekerjaan kita, maka tidak ada alasan lain yang dapat didakwakan oleh dunia ini, selain ‘ibadah dan kepercayaan kita kepada Allah di dalam Kristus Yesus”.
Menjadi perenungan bagi kita adalah, apakah kemudian kita akan berhenti beribadah, menyembah Allah, dan mengutamakan kesetiaan kita kepada Allah, ketika dunia, peraturan, dan kekuasaan dunia ini menekan dan mencoba menjatuhkan kita?
Teladan Daniel menolong kita untuk memahami bahwa peraturan, kekuasaan, penderitaan, kehilangan jabatan dan berbagai macam ancaman duniawi ternyata tidak menyurutkan iman Daniel menyembah Allah, terus setia kepada Allah, dan menunjukkan hidupnya sebagai umat Allah.
Daniel melakukan hal itu bukan karena pemberontakan, atau perlawanan terhadap pemerintahan, kekuasaan, dan raja, tetapi karena Daniel menempatkan Tuhan di atas segala-galanya. Daniel mengutamakan Allah di atas segala-galanya, bahkan di atas jabatan, kekuasaan, dan resiko kehidupan yang harus dia tanggung apabila tidak melakukannya. Dan Daniel sangat memahami taruhan yang harus dia tanggung apabila dia melawan perintah raja, yaitu kehilangan jabatan, kekuasaan, kewenangan, dan bahkan kematian. Tetapi Daniel tetap beriman dan beribadah kepada Allah karena takut akan Tuhan, setia dan mengutamakan Tuhan.  
Mungkin kita mengalami seperti yang Daniel alami saat itu. Dan kita harus mengingat bahwa ketika dunia mulai menyalahkan, menjatuhkan, dan mendakwakan iman kita kepada Kristus, maka itulah sesungguhnya penderitaan, salib yang kita pikul di dalam hidup kita. Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya (1 Petrus 2:20-21).
Panggilan hidup menderita dalam Kristus tidak akan mendatangkan kebinasaan, tetapi firman Tuhan menyatakan secara luar biasa, bahwa penderitaan itu akan mendatangkan kebahagiaan (1 Petrus 3:14). Bahagia karena kita dapat mengalami apa yang Kristus alami ketika menebus, menyelamatkan, dan menggantikan kita melawan dosa. Selain itu, kebahagiaan tersebut dapat terjadi karena kita akan menghargai penderitaan Kristus, kita akan merasakan ketergantungan hidup di dalam Kristus, dan kita akan mengalami kebangkitan, kehidupan baru, dan mahkota kekal di dalam Kristus. Itulah kebahagiaan sejati yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita.

Pengajaran KETIGA.
Kesetiaan mendatangkan berkat.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur. Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan." Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya” (ay. 18-23).
Sungguh luar biasa apa yang terjadi dalam hidup Daniel. Sekalipun raja menjatuhkan hukumannya kepada Daniel, tetapi raja tidak dapat tidur semalaman, bahkan dia berpuasa menguatkan diri atas penderitaan Daniel. Dan pagi-pagi benar, raja ingin melihat apa yang terjadi dengan Daniel. Ketika dia melihat Daniel selamat, dan baik-baik saja, maka sukacitalah raja, dan segera menarik Daniel keluar dari lubang singa itu.
Sama seperti perkataan Daniel bahwa “Allah telah mengutus malaikatNYA mengatupkan mulut singa-singa itu”, dan ‘aku tidak bersalah  di hadapanNYA dan di hadapan raja”, maka secara iman, kita dapat dikuatkan untuk belajar hidup setia di hadapan Allah. Apabila kita belajar hidup kudus, hidup benar, hidup setia, dan hidup bersungguh-sungguh di hadapan Allah, maka mungkin akan banyak ‘singa-singa’ dunia ini yang mencoba menerkam kita dengan aumannya yang menakutkan. Tetapi ingat bahwa ada tangan Allah yang sedemikian kuat, yang dapat mengatupkan mulut singa-singa yang jahat itu. Allah meneduhkan, bahkan membuat jinak singa-singa itu di hadapan kita. Demikian juga ketika kita setia dan takut akan Tuhan, maka Tuhan akan membuktikan kebenaran hidup kita kepada dunia yang mendakwa, menjerat dan ingin menjatuhkan kita.
Itulah pertolongan dan berkat Tuhan yang disiapkan bagi kita. Bahkan dari cerita Daniel kita akan menjumpai betapa luar biasanya Tuhan menolong orang-orang yang setia kepadaNYA. Tuhan akan membalaskan perbuatan buruk dunia ini (ay. 24), Penguasa akan mempergunakan hukum-hukum Tuhan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat (ay. 25-26), Kesaksian orang percaya akan menjadi berkat bagi banyak orang (ay. 27), dan Tuhan akan menempatkan orang yang setia pada kedudukan yang tinggi (ay. 28).
Bagaimanakah dengan hidup kita? Adakah kesetiaan kita di tengah dunia yang tidak setia ini?
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Seringkali kesetiaan mendatangkan penderitaan, dakwaan, dan tindakan dunia yang tidak menyenangkan bagi orang-orang percaya. Dan ketika kita menerima kenyataan seperti itu, kita menjadi undur, kecewa, dan bahkan surut iman kepercayaan kita kepada Allah. Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang  benar adalah dasar kehidupan orang percaya. Tetapi kita juga harus ingat bahwa orang percaya juga dipanggil untuk menderita dalam Kristus. Penderitaan itu tidak akan mendatangkan kebinasaan, tetapi mendatangkan kebahagiaan.
Dan ingatlah terus dengan janji Allah bahwa Allah akan mengatupkan mulut singa-singa yang jahat itu, meneduhkan, bahkan membuat jinak singa-singa itu di hadapan kita untuk membuktikan kebenaran hidup kita apabila kita memiliki kesetiaan yang utuh di hadapan Allah.
Tetaplah setia dan tetaplah beriman kepada Allah agar kita menerima janji dan kebenaran Allah di dalam hidup kita.
--------
HT/www.renunganharian.net
--------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
-------
Kata mutiara hari ini:
TELADAN BAIK DARI KITA AKAN MEMBUAT DUNIA MENYAKSIKAN SIAPA ALLAH KITA. ITULAH TUJUAN ALLAH MENEMPATKAN KITA DI BUMI INI.

Comments

Popular posts from this blog

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN