BELAJAR ILMU CICAK

Jum'at, 11 Oktober 2019
------
Bacaan Firman Tuhan : Amsal 30:24-28
Nats Alkitab : Cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja. (Amsal 30:28)
------
RENUNGAN :
------
Cicak adalah binatang yang dapat kita temui dengan mudah dalam keseharian kita. Saya pun hampir setiap hari melihat cicak merayap di rumah, mulai dari ruang tamu, kamar tidur, hingga kamar mandi. Saya pernah melihat cicak merayap di rumah orang kaya, hingga di ruang pertemuan kantor walikota. Apa yang dapat kita pelajari dari hewan yang merayap ini?
 
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan tentang karakter-karakter yang berkenan di hadapan Allah.
 
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
 
Pengajaran PERTAMA.
Menghargai kualitas pribadi
 
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan” (ay. 24).
Firman Tuhan di atas menyatakan karakter binatang dengan suatu perbandingan yang menarik, yaitu antara bentuk dan ukurannya serta karakter atau kualitasnya. Secara bentuk atau ukuran, mungkin binatang yang dituliskan dalam firman Tuhan, seperti semut, belalang, pelanduk dan cicak mungkin bukan binatang yang besar badannya dan menakutkan. Tetapi dari segi kualitas kehidupannya, maka keempat binatang yang dituliskan dalam alkitab mempunyai karakter spesifik yang melebihi hewan-hewan lainnya, yaitu cekatan untuk mempersiapkan, cekatan untuk melindungi diri, cekatan untuk mentertibkan diri, dan cekatan untuk menempatkan diri.
Berdasarkan gambaran tentang keempat binatang di atas, maka firman Tuhan mengajarkan kepada kita untuk memandang karakter diri secara tepat.
Pertama, janganlah berfokus kepada kelemahan atau kekurangan diri.
Setiap orang pastilah mempunyai kekurangan, kelemahan dan ketidak mampuan. Tetapi menjadi suatu pengajaran bahwa sudah seharusnya yang menjadi titik berat, fokus kehidupan kita adalah BUKAN kepada kelemahan diri yang membuat kita takut, khawatir, dan rendah diri, tetapi sudah seharusnya kita mengubah pola pikir bahwa kita haruslah berfokus kepada kemampuan atau potensi diri kita. Setiap orang diberikan potensi dan keunggulan diri oleh TUHAN. Potensi dan keunggulan diri itulah yang seharusnya menjadi titik berat bagi kita untuk melangkah dalam kehidupan. Dengan memandang kepada kelebihan dan potensi kita, maka kita akan dapat bersyukur dan memacu diri untuk menjadi lebih baik di hadapan Allah.
Kedua, hidup dengan berkualitas.
Firman Tuhan menegaskan bahwa ternyata kualitas diri seseorang tidak ditentukan oleh keadaan atau penampilan seseorang, sekalipun itu penting. Tetapi kita harus memantapkan diri bahwa kualitas hidup kita ditentukan oleh karakter, kemampuan, dan daya tahan kita untuk menjalani kehidupan. Oleh karenanya kita sebagai manusia ciptaan Allah yang sempurna harus membangun karakter, kemampuan, dan daya tahan kita menghadapi berbagai macam dinamika dunia ini. Kemampuan untuk membangun karakter, kemampuan dan daya tahan tersebut hanya dapat dilakukan apabila kita mau belajar kepada Kristus, Guru Agung kita.
 
Pengajaran KEDUA.
Memacu diri menjadi yang terbaik.
 
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja” (ay. 28).
Agur bin Yake menyebut cicak sebagai binatang yang cekatan. Cekatan bisa diartikan: cepat dan mahir melakukan sesuatu. Kemahiran cicak terbukti dengan keberadaannya untuk merayap dan masuk ke banyak tempat, mulai dari rumah biasa, hingga istana raja. Ia memang dapat ditangkap dengan mudah, tetapi ia juga dapat berkelit dan melepaskan diri, dengan melepaskan ekornya, lalu bergerak cepat untuk menyelamatkan diri. Sebagai manusia, kita pun tentunya memiliki kelemahan dalam hal tertentu, seperti cicak punya kelemahan. Namun, jika kita dapat memaksimalkan kelebihan kita, hingga menjadi mahir, kita pun akan berkesempatan untuk berada di istana raja—gambaran dari tempat spesial yang dipenuhi orang-orang hebat—lalu menarik perhatian orang banyak dengan kemahiran kita.
Setiap orang pasti menginginkan dapat menikmati kehidupan seperti tinggal di istana raja dengan segala fasilitasnya. Namun kita tidak dapat secara instan atau dengan tiba-tiba memperoleh kenikmatan dan berkat seperti itu. Kita perlu berusaha keras, memacu diri dan membuatnya mampu di hargai oleh orang lain. Kerja keras, berani menekan segala kelemahan, dan berkeyakinan dalam pengharapan kepada Tuhan, menjadi kunci penting bagi kita untuk menikmati hal-hal luar biasa di hadapan Allah. Serahkan segala kelemahan kita, dan persembahkan segala kelebihan kita bagi kemuliaan namaNYA, dan biarlah DIA, akan mengelola hidup kita menjadi hamba dan kemuliaanNYA.
------
RENUNGAN PRIBADI :
------
Mulai pagi ini, setiap kali kita melihat cicak, tanyakan dan renungkanlah hal ini dengan sungguh-sungguh, “Sudahkah saya memaksimalkan kelebihan yang saya miliki?” Kita pun dapat memegang janji firman-Nya, bahwa orang yang cakap atau mahir dalam bekerja, ia akan berdiri di hadapan raja-raja, bukan di hadapan orang-orang yang hina (Ams. 22:29). Selamat menerapkan ilmu cicak!
------
GHJ/www.renunganharian.net
------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini:
BAGI ORANG YANG CEKATAN DAN MAHIR, ADA POTENSI UNTUK MELAKUKAN HAL-HAL YANG BESAR

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

MEMELIHARA ALAM

ADA MASA DEPAN