MUKJIZAT YANG TERLEWATKAN

Rabu, 04 September 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Ulangan 4:1-9
Nats Alkitab :  “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu.” (Ulangan 4:9a)
--------
RENUNGAN :
--------
Menurut cerita kuno orang Yahudi, waktu bangsa Israel keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa, dalam deretan panjang mereka berjalan dengan tergesa-gesa dan saling berimpitan sehingga mereka tidak melihat mukjizat-mukjizat yang terjadi di depan matanya sendiri. Rupanya cerita kuno ini menjadi cermin yang mengingatkan betapa seringnya mukjizat Tuhan terlewatkan begitu saja karena kita disibukkan oleh perkara yang lain.

Kitab Ulangan berisi pengulangan Hukum Tuhan untuk diterapkan dalam situasi kekinian sang penulis. Tokoh Musa tak jemu-jemunya mengingatkan umat Israel untuk hidup seturut dengan hukum-hukum-Nya (ay. 2). Mengapa? Sebab mereka telah melihat dan mengalami sendiri pekerjaan Tuhan yang besar dalam kehidupannya (ay. 3, 9). Pengalaman keluarnya (dari Mesir) menjadi suatu pengantar yang penting bagi perjalanan iman Israel berikutnya dari generasi ke generasi (ay. 9b). Melupakannya adalah suatu kesalahan dan kelalaian yang amat fatal.

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop: “Musa menasihati bangsa itu memelihara hukum Allah”.
Satu bagian firman Tuhan yang mengajarkan kepada bangsa Israel agar terus mengingat perbuatan Tuhan, sehingga mereka tetap setia, melakukan kebenaran, dan terus menjunjung hukum-hukum Allah dalam kehidupan mereka.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Mendengar ketetapan Tuhan.

Firman Tuhan adalah panduan di dalam kehidupan orang Israel. Namun dalam perkembangannya, sejalan dengan beralihnya generasi, berubahnya permasalahan kehidupan, bertambahnya kebutuhan dan tantangan kehidupan, serta makin sibuknya manusia dengan urusan-urusannya sendiri, membuat firman Tuhan tidak diletakkan sebagai bagian penting dalam kehidupan umat Tuhan.
Tuhan dengan firmanNYA menjadi bagian ‘sisa’ kehidupan umat Tuhan. Umat Tuhan hanya akan datang, dan mencari Tuhan ketika berada dalam pergumulan dan permasalahan. Tetapi mereka akan lupa dan meninggalkan Allah, ketika merasa hidupnya sangat nyaman, dan tidak ada persoalan.
Keadaan dan kondisi umat Tuhan pada jaman ini pun mungkin tidak jauh berbeda dengan kondisi umat Tuhan pada saat itu. Kita cenderung menempatkan Tuhan dengan sisa-sisa yang ada. Sisa waktu, sisa tenaga, sisa umur, sisa pengharapan, dan sisa kehidupan. Tuhan dan firmanNYA tidak pernah menjadi yang utama dalam kehidupan kita.
Oleh karena itu, Musa menegur dan mengajarkan : “Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu. Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu” (ay. 1-2).
Kata ‘dengarlah” (=shama) berarti mendengar dengan cerdas, artinya tidak sekedar mendengar, tetapi mendengar dengan penuh perhatian, hati-hati dan menguji, lalu mentaati, menyetujui untuk melakukannya,sehingga akhirnya menghasilkan suatu hal yang berarti. Definisi ini sama seperti yang Musa sampaikan dalam firman Tuhan di atas, bahwa “mendengar’ firman Tuhan adalah ‘mempercayai’ kebenaran firman itu sebagai satu-satunya dasar dan panduan kehidupan, oleh karenanya kita ‘tidak perlu menambahi’ dengan ajaran-ajaran dunia ini, atau pun tidak perlu mengurangi karena keseluruhan firman Tuhan 100% benar, cukup dan valid. Keyakinan untuk ‘mempercayai’ 100% firman Tuhan menjadi landasan bagi kita untuk ‘berpegang’ kepada perintah Tuhan. Banyak orang percaya, umat Tuhan menjadi bimbang, risau, ragu-ragu, dan harus mencari kebenaran-kebenaran, pengajaran dan kekuatan lain di luar Tuhan karena mereka tidak mempercayai kebenaran firman Tuhan 100%. Firman Tuhan BUKAN sekedar ajaran kebaikan, atau tulisan yang baik, tetapi firman Tuhan adalah ‘Allah yang hadir’ dalam hidup kita. Oleh karenanya, ketaatan dan keutamaan kita kepada firman Tuhan, tidak hanya akan menghasilkan ‘pengertian dan pemahaman’ secara teologi semata-mata, tetapi juga akan menghasilkan keyakinan iman kita di dalam Kristus.
Keyakinan iman inilah yang menjadikan kehidupan kita BERBEDA dengan orang dunia ini. Ketaatan kepada firman Tuhan akan menjadikan kita “hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN”.
‘Negeri’ tidak hanya berarti negara, tetapi berarti keluarga kita, pekerjaan kita, pelayanan kita, masyarakat kita, dan seluruh kehidupan kita. Kita tidak hanya diijinkan masuk, tetapi ketaatan kita akan mengantar kehidupan kita kepada tahap untuk ‘menduduki’ negeri. Yaitu keadaan dimana kita mendapat tempat yang baik, menikmati, dan mampu menjadi berkat untuk memberkati orang lain sampai kepada keturunan kita.
Ketaatan kepada firman Tuhan menjadi dasar kita untuk meraih kehidupan yang sejati di hadapan Allah.

Pengajaran KEDUA.
Tetap hidup di dalam Tuhan.

Seringkali kita diijinkan mengalami peristiwa buruk dalam hidup kita. Kita sering mengeluh, menyalahkan Tuhan, dan berpikir negatif kepada Tuhan. Tetapi sama seperti hukuman Tuhan dengan memusnahkan sebagian bangsa Israel yang menyembah Baal-Peor maka firman Tuhan mengajarkan bahwa dosa dan perlawanan terhadap firman dan kehendak Tuhan menjadi penyebab terjadinya hukuman Tuhan dan diijinkanNYA peristiwa-peristiwa buruk dapat menimpa kehidupan kita. Oleh karenanya, Tuhan menginginkan kita untuk menjaga hidup, menjaga ketaatan, dan menjaga keteguhan iman kita kepada Allah sehingga kita tidak mengalami hal itu (ay. 3).
Firman Tuhan menyatakan : “sedangkan kamu sekalian yang berpaut pada TUHAN, Allahmu, masih hidup pada hari ini. Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya” (ay. 4-5).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita tentang arti pilihan dan akibat kehidupan. Seseorang dapat ‘hidup’ ternyata tidak hanya sekedar dihidupi oleh perkara-perkara duniawi semata-mata. Seseorang dapat memperoleh, memasuki, dan memperoleh hidup yang sebenarnya, apabila kita mengingat pengajaran, ketetapan, dan peraturan Tuhan.
Tetapi apabila kita mengabaikan, tidak menganggap, tidak taat, dan tidak mau ‘berpaut kepada Tuhan’ melalui firmanNYA, maka kita pasti akan ‘musnah’ dan tidak memiliki kehidupan yang berarti.
Milikilah peran dan arti hidup yang sebenarnya, dengan berpaut kepada Tuhan dan keyakinan akan kebenaran firmanNYA.

Pengajaran KETIGA.
Lakukan dengan setia.

Beriman, taat, dan melakukan firman Tuhan, sering kita pandang sebagai beban dalam kehidupan kita. Tetapi hari ini kita diajarkan bahwa kesemuanya itu merupakan anugerah, kasih karunia dan berkat luar biasa. Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya? Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?” (ay. 7-8). Tidak ada bangsa, umat, dan manusia manapun yang memperoleh perhatian luar biasa dari Allah, sehingga kita dipanggil, diberikan ketatapan dan hukum, serta diberikan panduan untuk menjalankan kehidupan kita secara adil dan lengkap. Itulah anugerah luar biasa dalam hidup kita.
Namun demikian, firman Tuhan menyatakan bahwa kita harus setia. “Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi” (ay. 6). Kesetiaan menjalankan firman Tuhan, menjadikan kita akan memperoleh hikmat, akal budi, kebijaksanaan untuk menjalani hari-hari dalam kehidupan kita secara baik bersama Tuhan. Kebaikan, kebenaran, dan ketertiban kehidupan tidak hanya dilihat oleh saudara seiman, tetapi juga akan dilihat oleh bangsa-bangsa, umat, dan masyarakat, sehingga mereka akan berkata bahwa kita adalah umat Allah yang bijaksana dan berakal budi. Pendapat bangsa, umat, dan orang lain inilah yang sebenarnya menjadi kesaksian dan teladan kehidupan kita kepada dunia ini.
Dan oleh karenanya, pengajaran firman Tuhan ditutup dengan pesan agar kita waspada, berhati-hati dengan berbagai jerat dan tawaran dunia yang tidak sesuai firman Tuhan agar kita tidak jatuh, dan meninggalkan Allah. Tuhan menginginkan agar kita dapat menikmati hidup ini secara ajaib, luar biasa, bahkan sampai kepada anak-anak dan cucu cicit kita.
Janganlah kita melewatkan mujijat-mujijat, keajaiban, dan kebesaran karya Allah yang disiapkanNYA terjadi di dalam kehidupan kita, ketika kita memperhatikan dan berpaut kepada Tuhan dan firmanNYA.
Firman Tuhan menyatakan : “Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu” (ay. 9).
Jangan melupakan kebenaran dan ketaatan kepada firman Tuhan dalam hal apapun.
--------
RENUNGAN PRIBADI:
--------
Sibuk. Jadwal kita padat. Janji bertemu berderet antri, susul menyusul. Dering telepon genggam dan pesan singkat dari pelbagai belahan bumi terus menyita perhatian. Semua urusan menanti untuk dibereskan. Janji-janji menagih untuk ditepati. Benak kita dihujani pertanyaan “Sesudah ini apa?”—berorientasi ke hal-hal yang akan datang. Akibatnya, kita kehilangan perhatian dan ketakjuban pada momentum yang sedang berlangsung di depan mata. Padahal di situ Tuhan sedang bekerja, menyapa, dan mencurahkan rahmat-Nya untuk dinikmati, disyukuri, dan dijadikan bekal menyongsong esok hari.
--------
PAD/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
MERANGKUL MOMENTUM SEKARANG ADALAH CARA TERBAIK UNTUK MENYAMBUT DATANGNYA HARI ESOK

Comments

Popular posts from this blog

MEMELIHARA ALAM

CARA TUHAN MENYELAMATKAN

ADA MASA DEPAN