MENINGGALKAN KELAMBANAN
Sabtu, 21 September 2019
-------
Bacaan Firman Tuhan : Amsal 10:4
Nats Alkitab : Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya. (Amsal 10:4)
-------
RENUNGAN :
-------
Saya termasuk orang yang cenderung kurang sabar berurusan dengan orang yang lamban, mulai dari urusan kerja, pelayanan, rumah tangga, hingga hal-hal sepele. Seseorang seharusnya dapat mengerjakan sesuatu dengan cepat, tetapi terbiasa berlambat-lambat, sebenarnya sedang membuang waktu untuk hal yang sia-sia. Tak hanya itu, kelambanan juga dapat membuat seseorang kehilangan peluang untuk memperoleh sesuatu karena orang yang lebih cepat (rajin) sudah lebih dahulu menyambar peluang itu.
Menurut nas renungan hari ini, tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin—bisa pula diartikan: terbiasa mengerjakan sesuatu dengan cepat, dapat menjadi kaya. Kata “kaya” di sini tak hanya diartikan sebagai kesempatan mendapatkan harta atau materi dengan berlebih, tetapi bisa pula berarti kesigapan menangkap peluang untuk hal-hal yang menguntungkan atau bermanfaat bagi kita. Seseorang yang bergegas bangun untuk memulai hari setiap pagi, bisa pula dikategorikan sebagai orang rajin yang berpeluang untuk berhasil dalam hidupnya. Sebaliknya, orang yang lamban akan lebih dekat dengan kegagalan.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita merupakan pribadi yang selalu ingin melakukan yang terbaik di hadapan Tuhan secara tepat waktu dan tidak pernah membuang kesempatan terbaik?
Hari ini kita belajar tulisan penulis Amsal yang menyatakan pengajarannya : “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya”.
Pengajaran firman Tuhan adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Manusia adalah mahluk berkarya.
Firman Tuhan hari ini mempergunakan kata ‘tangan’ untuk memulai pengajarannya. Seringkali kita tidak memahami makna dan tugas kita di dalam kehidupan ini. Setiap orang memang mempunyai visi, misi dan pendapat masing-masing tentang hidupnya. Tetapi banyak orang yang lebih suka menganggap kehidupan sebagai tempat untuk ‘bersantai’, menikmati hidup. Kehidupan di dunia hanya sekali, perlu dinikmati.
Tetapi rupanya firman Tuhan rupanya mengajarkan bahwa kehidupan manusia adalah untuk berkarya. “Tangan” adalah lambang dari usaha atau berkarya. Setiap manusia memang diharapkan menjadi pribadi yang berkarya di hadapan Allah.
Berkarya, berarti manusia akan melakukan sesuatu usaha yang terbaik di hadapan Allah. Selain itu berkarya juga berarti manusia akan berupaya menjadi berguna, dengan karya-karya yang dihasilkannya dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Menjadi perenungan kita adalah, apakah kita menyadari peran kita sebagai manusia berkarya di hadapan Allah?
Manusia berkarya, tidak pernah membuang waktunya di hadapan Allah dengan percuma. Manusia yang berkarya adalah manusia yang meletakkan hidupnya kepada rancangan Allah yang sempurna sebagai mitra kerja Allah di dunia ini. Oleh karenanya, dia sangat menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah yang akan melakukan pekerjaan dan pelayanannya kepada Allah. Dia akan memberi diri dan mempersembahkan hidupnya sebagai bagian terbaik di hadapan Allah.
Dia juga akan berusaha menghasilkan sesuatu dalam hidupnya agar menjadi berkat bagi orang lain. Hidupnya ditata sedemikian rupa, sehingga dapat tertib, teratur, dan memenuhi harapan dan kehendak Allah.
Janganlah pernah mengecewakan Allah karena kelambanan kita menangkap rancangan dan kehendak Allah di dalam kehidupan kita. Tetapi lakukanlah tugas kehidupan kita sesuai dengan kehendakNYA, dan menyerahkan hasil sepenuhnya hanya kepada Allah Bapa di sorga.
Pengajaran KEDUA.
Hidup yang berkualitas.
Firman Tuhan membandingkan dua kualitas kehidupan seseorang, yaitu antara tangan yang ‘lamban’, dan tangan yang ‘rajin’.
Perkataan ‘lamban” dan ‘rajin’ menggambarkan kualitas karakter seseorang dalam kehidupannya. Kualitas hidup dimaksud digambarkan dengan istilah ‘tangan yang rajin’., yaitu seseorang yang berusaha melakukan kehiduapannya dengan kreatifitas, waktu penyelesaian yang tepat, dan kualitas hasil karya.
Kreatifitas berarti menggunakan seluruh potensi, kemampuan, talenta, dan olah pikir secara sepenuh hati, tidak hanya mendasarkan kepada hasil jiplakan atau contoh-contoh yang telah ada sebelumnya. Selalu ingin memberi yang baru, yang segar, yang terbaik, sehingga setiap orang akan memperoleh berkat dari hasil pekerjaan dan pelayanan kita.
Waktu penyelesaian berarti kita tidak pernah menunda-nunda setiap pekerjaan. Apa yang dapat dilakukan pada saat ini, akan segera dilakukan dan diselesaikan, tanpa pernah memberi waktu kosong di dalam kehidupan kita.
Kualitas hasil karya berarti bahwa kita akan melakukan segala sesuatu berdasarkan kualitas yang Tuhan inginkan dalam hidup kita. Oleh karenanya, kehidupan seseorang tidak hanya berbicara tentang kebaikan, tetapi juga harus benar, kudus, menjadi kemuliaan Allah, dan dapat menjadi media untuk mewartakan kasih Allah di dalam hidup kita.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita termasuk orang yang ‘lamban’ di hadapan Allah karena hidup yang tanpa dilandasi kreatifitas, ketepatan waktu, dan kualitas hasil pekerjaan kita? Ataukah kita termasuk orang yang rajin yang selalu menata hidupnya dan mengarahkan hidup kita di hadapan Allah?
Jadilah pribadi yang selalu berpikir bahwa apa yang kita lakukan merupakan bagian kehidupan yang kita lakukan untuk Tuhan, dan bukan untuk manusia, sehingga kita akan melakukan segala sesuatu dengan baik, dan hanya kita pakai untuk kemuliaan nama Tuhan.
Pengajaran KETIGA.
Kehidupan menjadi berkat.
Firman Tuhan dua hasil dalam kehidupan, yaitu ‘miskin’, dan ‘kaya’. Sekalipun sesungguhnya tidak berbicara mengenai ‘kaya’ dan ‘miskin’ seperti kriteria atau keadaan dunia ini. Tetapi sesungguhnya ‘miskin’ dan ‘kaya’ identik dengan hidup yang ‘berkekurangan’ dan ‘berkelimpahan’ di hadapan Allah.
Apabila ditanyakan kepada semua orang, tentulah kita akan menjawab ingin hidup ‘kaya’ atau ‘berkelimpahan’ di hadapan Allah.
Firman Tuhan menyatakan bahwa “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10).
Kata ‘dalam segala kelimpahan’ sesungguhnya tidak berbicara tentang kekayaan dalam pengertian duniawi, tetapi berbicara tentang hidup yang diberkati dan menjadi berkat. Setiap orang percaya dikehendaki Tuhan untuk hidup dalam segala kelimpahan. Yaitu kehidupan yang selalu di aliri berkat-berkat Tuhan di dalam hidupnya, baik berkat-berkat secara rohani yang selalu mengalirkan dan menumbuhkan rohaninya, tetapi juga berkat-berkat jasmaniah yang selalu mencukupkan kehidupan jasmaniahnya. Dan Tuhan menginginkan agar berkat-berkat itu tidak hanya secara ‘egois’ dimiliki oleh dirinya, tetapi berkat itu sudah seharusnya ‘melimpah’, meluber, mengalir pula kepada orang lain yang membutuhkan.
Jangan pernah takut akan hidup dalam kekurangan karena kebiasaan kita mau berbagi berkat, karena firman Tuhan nyatakan secara jelas bahwa Allah sanggup menambahkan segala berkat-berkat dalam hidup kita, apabila kita mengutamakan kehendak Allah dan kebenarannya di dalam hidup kita (Matius 6:33).
Jadilah berkat karena Allah sudah memberikan banyak berkat dalam hidup kita. Dan jadilah berkelimpahan berkat, karena perbuatan kita untuk mau berbagi berkat kepada sesama kita.
-------
RENUNGAN PRIBADI :
-------
Sampai hari ini, adakah kesempatan yang hilang dan masih kita sesali hanya karena kurang cepat merespons kesempatan itu? Bagaimana dengan “kecepatan” kita dalam menyambut datangnya pagi? Apakah kita cenderung bergegas atau berlambat-lambat untuk bangun? Kiranya nas renungan hari ini mendorong kita untuk menjadi pribadi yang rajin. Tanggalkan kebiasaan lamban atau berlambat-lambat karena hal itu hanya akan merugikan.
-------
GHJ/www.renunganharian.net
-------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini:
ORANG YANG LAMBAN TAK HANYA MEMBUANG WAKTU, TETAPI JUGA MEMBIARKAN PELUANG HILANG AKIBAT DISAMBAR ORANG LAIN
Comments
Post a Comment