DITOLAK MANUSIA, DITERIMA ALLAH

Rabu, 11 September 2019
------
Bacaan Firman Tuhan : Kejadian 16:1-16
Nats Alkitab :  Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” (Kejadian 16:11)
------
RENUNGAN :
------
Secara status, Hagar hanyalah seorang hamba, orang asing yang tidak masuk hitungan. Keraguan Sara akan janji Allah membuatnya mengambil keputusan menawarkan Hagar kepada suaminya. Hagar mengandung bayi Abraham dan rupanya hal ini menimbulkan masalah di tengah keluarga Abraham. Sara pun menindas Hagar hingga Hagar harus pergi meninggalkan rumah tuannya itu.

Hagar pun melarikan diri hingga ke padang gurun. Ia benar-benar menjadi orang asing, tertolak dan terbuang. Ketika tak seorang pun peduli kepadanya, masih adakah harapan dari seseorang yang peduli kepadanya? Ya, nyatanya Tuhan peduli kepadanya. Sekalipun bayi yang dikandungnya bukanlah anak yang dijanjikan Tuhan untuk Abraham, namun hal itu bukan menjadi penghalang bagi Tuhan untuk tetap menunjukkan kasih karunia dan berkat-Nya. Di tengah-tengah deritanya itu ia menerima sebuah pesan yang menenangkan hatinya, "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya” (ay. 10).

Bagaimanakah dengan hidup kita?
Apakah kita juga merasakan penyertaan Allah ketika dunia ini memperlakukan kita secara tidak adil, ketika kita berada dalam penderitaan, ketika kita berada dalam beban dan pergumulan?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Hagar dan Ismael”.
Suatu bagian kisah kehidupan hamba Abram, yang hamil dan mempunyai anak bernama Ismael dan menerima tekanan dari Sarai, istri Abram. Dalam penderitaan dan tekanannya, ternyata Tuhan tetap memperhatikan kehidupan Hagar dan Ismael anaknya.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Pergolakan hidup manusia.

Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa : “Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau." Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya” (ay. 5-6).

Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada tentang dinamika kehidupan manusia. Setiap orang pastilah mempunyai permasalahan dan pergumulan di dalam hidupnya. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah, dengan cara apa kita menyelesaikan permasalahan tersebut. Sarai dan Abram mempunyai permasalahan tidak mempunyai keturunan. Sekalipun mereka menyadari dan tahu tentang janji Tuhan yang telah dinyatakan dalam hidupnya, mereka mencoba menyelesaikan masalah DENGAN CARANYA SENDIRI, dan bukan dengan tekun menanti jawaban Allah. Apakah yang terjadi?
Kehamilan Hagar, yang diharapkan menjadi solusi kemandulan Sarai, ternyata justru menjadi awal permasalahan berikutnya. Hagar yang awalnya manis dan rendah hati, ternyata menjadi sombong, dan mulai memandang rendah dan menghina Sarai, tuannya (ay. 4). Bahkan Sarai mulai terganggu dengan sikap Hagar, sehingga Sarai mulai mempersalahkan Abram (ay. 5). Sampai akhirnya Sarai mulai menindas Hagar, yang membuatnya tidak kuat dan lari meninggalkannya.

Setiap manusia pasti mempunyai permasalahan hidup. Dan keadaan manusia tidaklah tetap, sekali dapat berada di atas, dan suatu kali dapat pula berada di bawah. Kita seringkali mengharapkan solusi dan jawaban dari manusia, tetapi yang sering berlaku adalah kita dikecewakan oleh manusia. Kita diingatkan adanya satu pribadi yang dapat menjadi solusi dan jawaban di dalam hidup kita, yaitu Tuhan itu sendiri. Hanya Tuhan yang dapat menjadi penolong, jawaban, dan penjaga kehidupan kita. Apabila kita mencari solusi kehidupan di luar Allah, maka seringkali tidak menjadi solusi dan jalan keluar permasalahan hidup kita.
Jalan keluar, solusi dan jawaban di luar Allah justru akan menimbulkan permasalahan baru, seperti saling menindas, saling menuntut, saling menuduh, dan menimbulkan perpecahan satu dengan yang lain. Tetapi jawaban, solusi dan jalan keluar dari Allah akan menimbulkan kebaikan dan damai sejahtera bagi semua orang.
Firman Tuhan di atas juga mengajarkan kepada kita tentang kerendahan hati. Ketika Tuhan memberikan kepada kita kewenangan, kekuasaan, kesempatan untuk menjadi ‘lebih’ dari yang lain, maka DIA mengharapkan kita rendah hati dan menghargainya sebagai berkat untuk memberkati orang lain. Jangan seperti Hagar yang ‘memandang rendah’ Sarai, tuannya. Tetapi jangan pula seperti Sarai, yang akhirnya mempersalahkan Abram, dan menindas Hagar, hambanya itu.
Pergunakan waktu-waktu kita sebagai kesempatan untuk menjadi berkat dan memberkati orang lain, agar nama Tuhan dipermuliakan dalam hidup kita.
Pergolakan, pergumulan, dan permasalahan di dalam hidup kita adalah waktu terbaik bagi kita untuk mencari Allah, mengenal Tuhan dan kebenaran firmanNYA, dan menyaksikan kuasa mujijatNYA terjadi dalam hidup kita. Jangan pernah khawatir dan mengeluh.

Pengajaran KEDUA.
Penyertaan Tuhan dalam penderitaan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu” (ay. 9-11).

Bukan perkara aneh ketika Tuhan mengunjungi setiap orang dalam kehidupannya. Hal tersebut menunjukkan kasih Tuhan dan penyertaan Tuhan kepada setiap orang yang tidak memilih-milih. Hagar ditindas, dan ditekan oleh Sarai, tuannya, karena kelakuannya yang memandang rendah dan menyakiti Sarai, tuannya. Tetapi ketika Hagar melarikan diri, menangis, dan menyatakan penderitaannya, Tuhan menjadi pribadi yang memperhatikan keadaan Hagar. Firman Tuhan menyatakan : ‘Tuhan telah mendengar tentang penindasan itu’.
Kehidupan kita tentulah ‘lebih dari Hagar’. Kita tidak lagi ‘hamba’ tetapi menjadi anak-anak Allah. Memang Tuhan dapat mengijinkan penindasan, tekanan, pergumulan, dan penderitaan terjadi di dalam hidup kita. Tetapi apakah kita masih mempunyai pengharapan di hadapan Tuhan? Allah yang kita percayai di dalam Kristus Yesus adalah BUKAN Allah pasif yang hanya menunggu, tetapi Allah yang kita percayai adalah Allah yang sedemikian peduli, dan memperhatikan kehidupan kita. Yakinilah bahwa pada saat kita mengalami penindasan, tekanan, pergumulan, penderitaan, dan menanggung beban kehidupan, maka sesungguhnya DIA tetap memperhatikan kehidupan kita. DIA tetap ada untuk kita, dan tidak pernah menegakan kita berjalan sendirian menanggung penindasan, tekanan, pergumulan, penderitaan dan beban kehidupan kita. Pada saat kita mengalami penindasan, tekanan, pergumulan, penderitaan dan beban kehidupan, DIA akan melawat, mengunjungi, memperhatikan, dan menguatkan kita dengan pengharapan-pengharapan yang luar biasa di hadapan Allah.
Dalam keadaan yang kurang menguntungkan, Tuhan tidak pernah melupakan janjiNYA, dengan berkat-berkat berkelimpahan yang tidak dapat diberikan oleh dunia ini.
Ingatlah penyertaan Tuhan dalam pergumulan hidup kita. Dengarlah suaraNYA, dan ingat kembali janji-janjiNYA. Janganlah lari dari permasalahan, dan pergumulan hidup, tetapi ‘kembalilah’ kepada pengharapan Tuhan, dan bertahan dalam kebenaran Allah sehingga kita akan dapat menuai buah rohani kehidupan pada saatNYA.

Pengajaran KETIGA.
Melihat Tuhan dalam penderitaan.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?" Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered” (ay. 13-14).

Apakah yang kita lihat dalam pergumulan hidup kita? Kekecewaan, penderitaan, kelemahan, ketidakmampuan, atau pesimisme kehidupan?
Firman Tuhan hari ini mengajarkan kepada kita bahwa justru dalam pergumulan, penderitaan, permasalahan, dan beban kehidupan kita, kita dapat melihat kebaikan, penyertaan dan kekuasaan Allah.
Dalam pergumulan dan pelarianNYA, Hagar yang sedang hamil dan mengalami penderitaan, justru menemukan “Allah El-Roi” dalam hidupnya. Allah El-Roi, Allah yang senantiasa melihat, memperhatikan, dan mendengar pergumulan, penderitaan, penindasan, dan ketidakmampuan manusia.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita dapat bersyukur, kembali, berpengharapan di dalam Tuhan, dan menyadari bahwa DIA selalu ada bagi kita, dan tidak pernah meninggalkan kita sendirian? Ataukah pada saat ini kita sedang mengeluh, mengumpat, menyalahkan Tuhan, dan tidak terima dengan keadaan yang terjadi dalam hidup kita?
Marilah belajar mengenal secara benar, Allah dalam hidup kita. DIA bukanlah Allah yang tega, yang membiarkan kita sendirian. DIA adalah Allah El-Roi, Allah yang senantiasa melihat, memperhatikan, dan mendengar pergumulan, penderitaan, penindasan, dan ketidakmampuan manusia. Dia yang senantiasa dapat memberikan jawaban, solusi dan pengharapan sesuai janji-janjiNYA untuk kebaikan, dan masa depan yang penuh pengharapan bagi kehidupan kita.
Temukan Allah dan keluarbiasaanNYA dalam pergumulan, penderitaan, penindasan, dan ketidakmampuan kita.
------
RENUNGAN PRIBADI :
------
Apakah ada di antara kita juga sedang mengalami sebuah situasi di mana ketidakadilan, penindasan dan penolakan menghantam hidup kita? Mungkin kita merasa hidup bagaikan “orang asing” dan tidak ada seorang pun peduli dengan keadaan kita. Tapi syukur kepada Allah yang tetap menunjukkan kesetiaan-Nya kepada kita. Sekalipun hidup kita ditolak manusia, namun sekali-kali Allah tidak akan sedetik pun meninggalkan kita. Ia mendengar seruan doa-doa kita dan tangan-Nya pun terulur untuk menopang hidup kita dengan janji-janji-Nya yang menyejukkan hati kita.
------
SYS/www.renunganharian.net
------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
DI TENGAH KETIDAKADILAN YANG KITA ALAMI, ALLAH HADIR UNTUK MEMBERI KELEGAAN BAGI HIDUP KITA

Comments

Popular posts from this blog

BERKATA BERULANG-ULANG

MENOLAK TUHAN

PELAKU KEBENARAN