FAJAR KEMENANGAN

Senin, 19 Agustus 2019
-------
Bacaan Firman Tuhan : 1 Tawarikh 5:18-22
Nats Alkitab :  Maka Ia mengabulkan permintaan mereka, sebab mereka percaya kepada-Nya. (1 Tawarikh 5:20b)
-------
RENUNGAN :
-------
Dunia ini sangat dikendalikan oleh hukum kekuatan. Siapa kuat, ia di atas, berkuasa, dan menang. Dalam keseharian hidup hubungan antarmanusia ditentukan oleh hukum ini. Mulai dari hubungan dalam keluarga sampai ke hubungan bisnis dan urusan politik. Yang kuat terus menekan demi kehendaknya dituruti. Tidak heran, hidup ini sering terasa sebagai medan tempur. Kita harus menghadapi orang yang menekan kita agar kita mengikuti kemauannya. Jika kebetulan kita adalah pihak yang lemah, sungguh tidak mudah.
Kitab Tawarikh banyak berkisah tentang beragam pertempuran, terutama yang tidak berimbang. Pertarungan antara yang besar, kuat, atau banyak—melawan yang kecil, lemah, dan sedikit. Sebenarnya, menurut hukum kekuatan, pemenangnya mudah ditebak. Tetapi penulis kitab ini memberi pesan kuat bahwa semua pertempuran adalah milik Allah. Perangnya Tuhan. Kemenangan akan dialami oleh pihak yang kepadanya Allah berkenan membela. Tak soal mereka sedikit atau kecil dan musuh lebih kuat, "sebab pertempuran itu adalah dari pada Allah" (ay. 22).

Hari ini kita belajar riwayat bangsa Israel, suku Ruben, Suku Gad, dan setengah suku Manasye yang memenangkan peperangannya melawan orang Hagri, Yetur, Nafish, dan Nodab karena mereka berseru kepada Allah.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Berkat adalah kerinduan semua orang.

Setiap orang pastilah menginginkan berkat yang melimpah di dalam hidupnya. Sekalipun tidak setiap orang dapat secara bijak ‘mengartikan berkat’, tetapi setiap orang ingin memperolehnya. Ada banyak orang yang berpikir dari diperolehnya berkat, entah bagaimana caranya, bisa halal atau pun haram, tetapi ada pula sebagian orang yang tetap memperhatikan cara meraihnya, dan kepada siapa harus dimintakan.
Firman Tuhan hari ini menyatakan : “Mereka mengangkut ternak orang-orang itu sebagai jarahan: untanya lima puluh ribu ekor, kambing domba dua ratus lima puluh ribu ekor dan keledai dua ribu ekor, juga manusia seratus ribu jiwa” (ay. 21).
Bangsa Israel diberikan berkat luar biasa dan kemenangan di tangan mereka. Tetapi kita diingatkan bahwa berkat adalah anugerah, kasih karunia, dan pemberian Allah. Kita dapat berusaha untuk meraih, memperoleh, atau pun mengusahakannya, tetapi otoritas berkat ada di tangan Allah, karena DIA-lah sang sumber berkat. Oleh karenanya, utamakan memiliki sang Sumber Berkat itu, sehingga dia akan berkenan mencurahkan anugerah dan kasih karuniaNYA kepada kita berupa berkat-berkat di dalam hidup kita.

Pengajaran KEDUA.
Berkat dimulai dari penyerahan hidup kepada Allah.

Biasanya, ketika suatu bangsa atau seseorang memiliki potensi, kemampuan, kelengkapan, dan sumber daya yang mencukupi, maka biasanya mereka lupa untuk meminta pertolongan Tuhan. Rasanya peperangan, permasalahan, pergumulan, dan beban kehidupan dapat “di-handle’ sendiran, tanpa perlu Tuhan. Tuhan hanya akan dipanggil ketika masalahnya benar-benar sudah sangat berat, gawat, dan sangat darurat.
Namun berbeda dengan bangsa Israel, bani Ruben, orang Gad dan setengah suku Manasye. Sekalipun secara jumlah mereka sangat mencukupi, secara kemampuan mereka sangat tangkas, terlatih dan mumpuni, secara diplomasi mereka pun memperoleh bantuan dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Tetapi mereka sangat tahu, bahwa segala sesuatu persiapan, bekal dan kemampuan manusia, tidak cukup untuk menghadapi permasalahan, peperangan, penderitaan, kekurangan, atau pun beban kehidupan.
Firman Tuhan menyatakan : “....mereka telah berseru kepada Allah dalam pertempuran itu. Maka Ia mengabulkan permintaan mereka, sebab mereka percaya kepada-Nya” (20b).
Menarik bahwa firman Tuhan menggunakan kata ‘telah berseru kepada Allah”. Tetapi mereka berseru bukan karena gawat, bukan karena panik, bukan pula karena ketakutan, atau bukan pula karena kita tidak siap atau tidak mempunyai sumber daya. Mereka berseru kepada Allah karena mereka PERCAYA KEPADANYA.
Marilah dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan baik, berkelimpahan, kecukupan, atau pun dalam permasalahan, peperangan, penderitaan, kekurangan, dan sedang berat menghadapi beban kehidupan, ‘tetaplah berseru kepada Tuhan’, karena kita beriman dan percaya kepadaNYA.
Beriman dan percaya artinya kita sedang mempercayakan seluruh hal yang terjadi di dalam kehidupan kita ke dalam pengelolaan dan kasih karuniaNYA. Kita mendudukkan diri kita sebagai ‘hamba’ yang menuruti perintah dan kehendak Tuannya, yaitu Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita.
Dan jangan panggil Tuhan sebagai ‘pemadam kebakaran’ apabila situasi gawat, bukan karena panik, bukan pula karena ketakutan, atau bukan pula karena kita tidak siap atau sedang berkekurangan. Jadikan DIA sebagai sahabat sejati, Tuhan dalam keadaan apapun.

Pengajaran KETIGA.
Pertempuran itu adalah dari pada Allah.

Seringkali kita “meng-claim” bahwa hidup kita, pergumulan kita, permasalahan kita, dan segala beban hidup kita adalah urusan pribadi kita.
Tetapi sadarkah bahwa segala sesuatu sesungguhnya berada dalam kendali dan rancangan Allah. Orang percaya seharusnya mempercayai bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan di dalam hidupnya. Apabila kita adalah hamba Allah, orang-orang pilihan Allah, dan pribadi-pribadi yang telah dijadikan anak-anak Allah, maka Tuhanlah yang mengijinkan segala sesuatu terjadi di dalam hidup kita.
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Banyak orang yang tewas karena mati terbunuh, sebab pertempuran itu adalah dari pada Allah. Lalu mereka menduduki tempat orang-orang itu sampai waktu pembuangan” (ay. 22).
Kata-kata ‘pertempuran itu adalah dari pada Allah’, menjadi suatu pengajaran menarik di dalam hidup kita. Apabila kita menyerahkan seluruh kehidupan kita kepada Allah, maka sesungguhnya sama seperti firman Allah, maka pergumulan, permasalahan, beban, dan kerinduan-kerinduan kita menjadi pergumulan, permasalahan, beban, dan kerinduan Allah pula. Artinya bahwa kita tidak menanggungnya sendiri, tetapi Allah boleh menanggungnya dan bekerja bersama-sama dengan kita untuk menanggung dan menghasilkan kebaikan-kebaikan di dalam hidup kita.
Oleh karenanya, jangan pernah ‘claim’ masalah, pergumulan, kerinduan, dan beban kehidupan sebagai masalah pribadi, karena Allah berempati kepada kehidupan kita.
Firman Tuhan menyatakan : “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).
Ingat “pertempuran kita adalah pertempuran Allah” dan DIA-lah Panglimanya.
-------
RENUNGAN PRIBADI :
-------
Sungguh tidak enak apabila kita sedang mengalami tekanan. Namun anggaplah situasi tertekan sebagai panggilan untuk berseru kepada Tuhan—seperti yang dilakukan oleh pasukan bani Ruben, Gad dan setengah suku Manasye (ay. 18). Tuhan punya seribu satu cara untuk membantu orang-orang tertekan yang mencari pertolongan dari-Nya. Jangan meremehkan peran doa dalam hidup kita. Fajar kemenangan sering kali terbit setelah malam kesesakan yang berselimutkan bisik doa telah berlalu.
-------
PAD/www.renunganharian.net
-------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
SETIAP KESESAKAN AKIBAT TEKANAN HIDUP ADALAH PANGGILAN UNTUK BERSERU KEPADA ALLAH

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

MEMELIHARA ALAM

ADA MASA DEPAN