BERHARAP KEPADA ALLAH

Sabtu, 03 Agustus 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Mazmur 56:1-5
Nats Alkitab :  “... kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. (Mazmur 56:5)”
--------
RENUNGAN :
--------
Semua orang ingin terlepas dari masalah, tetapi pada kenyataannya masalah senantiasa ada dalam kehidupan ini. Banyak juga orang yang ingin lari dari masalah, tetapi yang terjadi justru sebaliknya: ketika ia lari dari masalah, masalah-masalah lain pun bermunculan. Masalah memang tidak dapat dihindari, tetapi harus dihadapi.

Salah satu cara menghadapi masalah adalah dengan berharap kepada Allah. Berharap kepada Allah ini tidak dimaksudkan bahwa kita hanya diam dan menunggu Allah turun tangan mengatasi masalah kita. Namun, berharap kepada Allah di sini lebih berarti bahwa kita memercayakan seluruh hidup kita kepada Allah dengan sepenuh hati. Kita menyadari bahwa Allah sanggup menolong kita dari semua masalah sambil kita tetap berusaha menghadapi masalah tersebut dengan segala kemampuan kita.

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita juga mengandalkan Allah ketika menghadapi berbagai macam perkara yang menekan atau ada di dalam hidup kita?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Kepercayaan kepada Allah dalam kesusahan”.
Firman Tuhan yang memberikan penghiburan dan kekuatan ketika umat Tuhan mengalami permasalahan dan penderitaan di dalam kehidupan.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Penderitaan orang percaya.

Daud adalah hamba Tuhan yang sangat dikasihi, dan dia adalah seseorang yang sungguh beriman di hadapan Allah. Tetapi dalam firman Tuhan hari ini, firman Tuhan menyatakan bahwa Daud diperkenankan Tuhan mengalami penderitaan. Daud di tangkap oleh orang Filistin di Gad. Bahkan orang-orang Filistin memerangi, menindas, dan menghimpit Daud. Daud merasakan bahwa hidupnya berada dalam penderitaan, dan bahkan dia sangat ditekan dan diperangi oleh orang-orang Filistin dengan sangat sombong, sebagaimana firman Tuhan menyatakan : “Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin menangkap dia di Gat. Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari, bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong (ay. 1-2).
Apakah kita pada saat ini sedang menghadapi penderitaan, himpitan dan tekanan di dalam hidup kita?
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Roma 8:17).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa apabila kita mengikut Kristus dan melakukan kebenaran, maka Allah dapat mengijinkan penderitaan terjadi di dalam hidup kita. Penderitaan adalah cara Allah untuk memurnikan, mendidik, dan menjadikan kita pribadi yang layak untuk menerima janji-janji Allah. Karena seseorang yang layak menerima janji-janji Allah adalah bukan pribadi sembarangan, tetapi pribadi yang ‘dipermuliakan Allah’, yaitu pribadi yang telah tahan, bertekun dan tetap setia di dalam Tuhan, sekalipun mengalami penderitaan yang berat.
Jangan pernah mengeluh dan berhenti setia, tetapi tetaplah setia dan terus pandang janji-janji Tuhan apabila kita dapat melewati penderitaan yang sedang kita sandang bersama DIA. Ingat bahwa DIA tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian menanggung penderitaan itu.

Pengajaran KEDUA.
Penderitaan orang percaya.

Panik dan berat adalah reaksi yang seringkali terjadi ketika kita mengalami penderitaan, himpitan, dan tekanan hidup yang berat. Secara manusiawi memang tidak salah berlaku seperti itu. Namun marilah kita melihat secara lebih luas, tidak hanya dari sudut manusiawi. Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut” (ay. 3-4a).
Firman Tuhan di atas mengajarkan hal-hal penting yang harus dilakukan orang percaya ketika dia mengalami penderitaan, himpitan dan tekanan hidup.
Pertama, Allah adalah solusi dan tempat bernaung bagi kita dalam penderitaan, tekanan, dan himpitan hidup. Tidak ada tempat lain yang lebih tepat untuk menjadi tempat bernaung dan mencari solusi selain Allah. Allah yang berkuasa dan sangat memahami kehidupan manusia, menjadi satu-satunya pribadi yang sangat mengenal dan tahu apa yang harus dilakukanNYA kepada manusia. Dan apabila kita mencari jawaban dan solusi kepada manusia, maka solusi dan jawaban itu sifatnya semantara dan tidak kekal. Tetapi apabila kita datang kepada Allah, maka solusi dan jawaban yang berasal dari Allah bersifat komprehensif, menjadi kebaikan bagi semua, dan bersifat kekal.
Kedua, kita harus mempercayai dan takut kepadaNYA. Himpitan, tekanan dan penderitaan hidup seringkali membuat kita mencari alternatif jawaban di luar Allah. Apabila kita mulai beralternatif mencari jawaban di luar Allah, maka itulah pemberontak, itulah dosa, dan itulah perlawanan dengan Allah. Oleh karenanya, Daud menyatakan bahwa kita harus ‘percaya’. Kata percaya, diuraikan lebih lanjut bahwa penderitaan, himpitan, dan tekanan hidup tidak boleh menghilang karakter kita sebagai pemuji Allah. Kita terus harus bersyukur dalam keadaan apapun, dan kita harus mempercayai dan mempercayakan hidup kita kepada Allah. Kita meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya jawaban, pertolongan dan masa depan di dalam hidup kita.
Ketiga, hilangkan takut dan khawatir dalam kehidupan dengan percaya kepada Allah.  Jangan biarkan ketakutan, kekhawatiran menghantui dan menambahi beban kehidupan kita. Sebab firman Tuhan menyatakan bahwa ketakutan dan kekhawatiran tidak menambahi umur kita (Matius 6:27).

Teruslah percaya dan mempercayakan hidup kepada Allah, tak terkecuali ketika kita mengalami himpitan, tekanan dan penderitaan hidup. Allah satu-satunya jawaban dan solusi dalam hidup kita.

Pengajaran KETIGA.
Memahami keterbatasan diri.

Testimoni Daud terhadap pertolongan Allah, menjadi satu hal yang membuktikan kuasa Allah bagi hidup manusia. Firman Tuhan menyatakan bahwa : ‘Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka senantiasa bermaksud jahat terhadap aku” (ay. 4a-5).
Firman Tuhan di atas mengingatkan kepada kita bahwa tidak ada satu manusia pun yang dapat kita andalkan menjadi jawaban atas permasalahan dan penderitaan hidup kita. Seringkali kita condong meminta bantuan dan mengharapkan pertolongan orang yang mempunyai jabatan, kekuasaan, kewenangan, dan kebaikan hati. Tetapi kita harus mengingat bahwa setiap orang mempunyai keterbatasan, sehingga Daud mengatakan ‘apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?’. Keterbatasan inilah yang menyadarkan kita bahwa satu-satunya pertolongan hanyalah Allah. Dia yang tidak terbatas, DIA yang tidak akan meminta balas, dan DIA pula yang berkuasa menembus kemustahilan bagi hidup manusia.
Marilah masuk dalam rancangan Tuhan secara rendah hati, dan jangan biarlah rancangan Allah dirusak oleh ‘tikungan yang kita ambil’ ketika kita mulai mencari alternatif jawaban di luar Allah.
Kita adalah pribadi-pribadi yang lemah dan tidak berdaya, tetapi ingat firman Tuhan yang menyatakan : “Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yohanes 4:4).
Andalkan dan percayakan hidup kepada Roh Allah yang ditaruh di dalam hidup kita. Roh Allah itulah yang menjadikan hidup kita menjadi lebih kuat, menjadi lebih besar, dan menjadi lebih luar biasa.
Tiada yang mustahil di hadapan Allah.
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Kita terus berusaha, tetapi dalam semua usaha itu, kita tetap punya sebuah keyakinan bahwa pasti Tuhan akan menolong sehingga kita tidak perlu khawatir dan takut lagi. Hadapi persoalan dengan optimis. Itulah berharap kepada Allah. Rasa takut dan pesimis menunjukkan bahwa kita hanya mengandalkan kekuatan manusia yang terbatas. Kita masing-masing punya masalah yang banyak dan bertumpuk-tumpuk. Berharap kepada manusia akan sangat mengecewakan, tetapi berharap kepada Allah akan sangat menghibur dan menolong kita menghadapi semua persoalan hidup. Tuhan, Sang Penolong kita lebih besar dari semua masalah yang ada di dunia ini.
--------
JLO/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
TIDAK ADA YANG MUSTAHIL BAGI ALLAH

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN