BELALANG YANG BERBARIS
Rabu, 10 Juli 2019
---------
Bacaan Firman Tuhan : Amsal 30:24-28
Nats Alkitab : Belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur. (Amsal 30:27)
---------
RENUNGAN :
---------
Serangan belalang termasuk yang paling ditakuti dalam dunia pertanian. Mereka bisa membuat lahan yang diserang ludes. Apa yang tak habis dimakan oleh kawanan belalang yang ada di barisan terdepan, akan dilanjutkan oleh kawanan belalang yang ada di belakangnya, sehingga tak ada lagi yang tersisa. Namun, ada hal menarik yang dapat kita pelajari dari binatang yang kecil itu.
Agur bin Yake mencatat bahwa kawanan belalang mampu berbaris dengan teratur sekalipun tidak mempunyai raja. Artinya, sekalipun tidak ada yang memimpin atau mengatur mereka, entah bagaimana kawanan belalang dapat mengatur diri sendiri dan berbaris teratur. Keteraturan inilah yang membuat kawanan belalang memiliki kekuatan dahsyat ketika menyerbu lahan pertanian.
Prinsip yang sama dapat kita terapkan dalam berbagai bidang kehidupan yang memerlukan keteraturan dan kerja sama tim. Dalam sebuah tim, produktivitas dan hasil maksimal dapat terjadi ketika ada kerja sama yang baik dari setiap individu yang ada dalam tim tersebut. Potensi perpecahan dalam tim tersebut juga dapat diminimalkan karena setiap individu berfokus untuk mewujudkan tujuan bersama.
Bagaimanakah dengan hidup kita?
Apakah kita juga mempunyai karakter-karakter istimewa yang berkenan di hadapan Allah, sekalipun kita mempunyai banyak kelemahan?
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Tidak bertumpu pada kelemahan.
Penulis amsal dengan hikmatnya diberikan pengajaran Tuhan secara luar biasa mengenai kekuatan dan kelemahan manusia. Banyak orang yang jatuh, menjadi kalah, menyerah, tidak produktif bahkan putus asa, karena hanya berpijak pada kelemahan semata-mata.
Hari ini firman Tuhan menolong kita untuk belajar tegar, teguh, dan terus memandang secara positif kehidupan kita melalui evaluasi atas kelemahan, tetapi percaya kepada kekuatan yang Allah dapat berikan di dalam hidup kita.
Firman Tuhan menyatakan bahwa :” Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan” (ay. 24).
Firman Tuhan ini bericara tentang “binatang” yang naluri dan kedudukannya jauh di bawah manusia. Tetapi binatang yang kedudukannya di bawah manusia dipakai untuk mengajarkan pengharapan dan pemikiran positif kepada manusia.
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa manusia yang berkedudukan sungguh mulia di hadapan Allah, bahkan merupakan gambar dan rupa Allah seringkali tidak dapat menjalankan misinya di dunia ini, seringkali gagal di dunia ini, atau seringkali mengecewakan Allah, karena pemikiran-pemikiran yang dilandasi oleh kelemahan-kelemahannya. Apabila kita selalu berpikir tentang kelemahan-kelemahan kita, maka kita “mengerdilkan diri kita sendiri”, dan “mengerdilkan kuasa Allah” yang ditaruh di dalam kehidupan kita.
Allah tidak menciptakan kita dalam kelemahan, tetapi Allah mengijinkan kita mengalami berbagai kelemahan, memiliki berbagai macam kelemahan, agar kita selalu ingat bahwa “sang superpower”, sang Maha Kuat, adalah Allah yang menciptakan kehidupan kita. Oleh karenanya apabila kita mengingat hal itu, maka kita tentulah akan terus menjadi rendah hati, dan tetap berpengharapan dan berpikiran positif dengan kelemahan kita, karena kita meyakini kuasa Allah yang sedemikian luar biasa.
Ingatlah firman Tuhan : “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (2 Korintus 12:9).
Bersyukurlah dan berpandangan positiflah dalam segala kelemahan kita, karena justru dalam ketidakmampuan dan kelemahan kita-lah, kuasa Tuhan akan dinyatakan dalam kehidupan kita.
Pengajaran KEDUA.
Jadilah orang yang responsif terhadap kebaikan.
Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa : “Ada empat binatang yang terkecil di bumi, tetapi yang sangat cekatan” (ay. 24).
Kata “cekatan” dipergunakan firman Tuhan menjadi kata kunci hal-hal yang dikehendaki Allah di dalam hidup kita. Kata “cekatan” (=chakam) berarti bijaksana yaitu gabungan dari cerdas, trampil, dan pintar, serta licik/berakal.
Kehidupan orang-orang percaya seharusnya menjadi cekatan atau responsif terhadap kebaikan-kebaikan yang ditawarkan Allah. Seringkali kita menjadi pemalas, atau apatis, atau mungkin juga pasif ketika harus melakukan sesuatu yang penting kepada orang lain dan Tuhan.
Berbagai alasan menjadi opini dan dasar kita tidak melakukan perintah Allah, visi Allah, misi Allah dan kehendak-kehendak Allah di dalam kehidupan kita, seperti tidak ada waktu, banyak kerepotan, tidak mampu, tidak paham, dan mungkin juga berbagai keengganan. Tetapi ingat bahwa Tuhan menghendaki kita agar menjadi cekatan dalam perbuatan baik dan pelayanan kepada Allah.
Apabila kita menyadari bahwa hidup kita adalah sebagai hamba Allah, maka rasanya tidak ada alasan bagi kita untuk menunda-nunda perintah Allah, dan kehendakNYA. Sebagai seorang hamba, kita harus segera melaksanakan firman Tuhan dan jadilah hamba yang setia karena ketaatan dan kesungguhan kita mengerjakan perintahNYA.
Pengajaran KETIGA.
Belajar berkarakter sesuai kehendak Tuhan.
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas, pelanduk, bangsa yang lemah, tetapi yang membuat rumahnya di bukit batu, belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur, cicak yang dapat kautangkap dengan tangan, tetapi yang juga ada di istana-istana raja” (ay. 25-28).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kita dua perkara penting yang seharusnya menjadi perhatian manusia. Penggunaan kata “tetapi” menjadi suatu titik perenungan yang penting hari ini, karena kata “tetapi” dipergunakan untuk menekankan kuasa Allah untuk membalikkan kondisi, mengubah pendapat orang, dan memperbaharui segala kelemahan menjadi kekuatan apabila kita mau mengandalkan Allah di dalam kehidupan kita. Mungkin kita seperti semut yang tidak kuat, atau kita seperti pelanduk yang lemah, atau seperti belalang yang mengalami kesendirian seperti tidak ada pemimpin, atau kita seperti cicak yang mudah diperdaya. Tetapi ingat bahwa di mata Tuhan, DIA tidak melihat kelemahan-kelemahan kita.
Di hadapan Tuhan, kita adalah orang-orang yang berpotensi, dan mampu melakukan perbuatan-perbuatan besar yang Tuhan kehendaki terjadi di dalam kehidupan kita. Di mata Tuhan, kita adalah hamba-hamba yang menjadi alat Tuhan, untuk melakukan karya besarNYA. Apabila kita mau melihat kepada Allah yang besar dan bukan kepada kelemahan-kelemahan kita, maka kuasa Allah akan bekerja secara luar biasa di dalam kehidupan kita. Percayakan dan taruh semua kelemahan kita di bawah kaki kasutNYA, dan biarlah Allah akan bertindak untuk mengubah, membalikkan kondisi, mengubah pendapat orang, dan memperbaharui segala keadaan sehingga BUKAN kelemahan yang terjadi di dalam hidup kita, tetapi KEKUATAN dan KEMULIAAN ALLAH.
Selain itu, firman Tuhan di atas juga mendorong kita untuk mempunyai karakter yang luar biasa di hadapan Allah, yaitu rajin seperti semut, pekerja keras dan tahan tantangan seperti pelanduk, mau hidup tertib dan tulus seperti belalang, dan mulia seperti seekor cicak. Karakter-karakter inilah yang diperkenan di hadapan Allah, sehingga kita tidak lagi terlihat lemah, buruk, dan tidak berharga. Dengan melatih diri untuk memperoleh karakter-karakter tersebut, maka Allah akan menggunakan hidup kita sesuai dengan kehendak dan karyaNYA.
Janganlah selalu terjebak kepada kelemahan kita, tetapi berubahlah secara positif dengan belajar berkarakter rajin, pekerja keras, tahan tantangan, hidup tertib dan tulus, serta mempunyai perbuatan-perbuatan mulia di dalam hidup kita sehingga Allah berkenan untuk membalikkan kehidupan kita menjadi luar biasa.
---------
RENUNGAN PRIBADI :
---------
Tercatatnya belalang dengan keunikannya dalam Alkitab tentu bukanlah suatu kebetulan. Allah ingin kita belajar dari kelebihan belalang, bahkan kita diharapkan dapat melakukan hal yang lebih baik daripada hewan berukuran kecil itu. Mengapa? Karena Roh Allah berdiam dan bekerja di dalam kita, hal yang tak terjadi dalam dunia belalang.
---------
GHJ/www.renunganharian.net
---------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
KETERATURAN DALAM SEBUAH TIM DITENTUKAN OLEH KEMAMPUAN SETIAP INDIVIDU DI DALAMNYA UNTUK MENGATUR DIRINYA
Comments
Post a Comment