PENGHARAPAN DI TENGAH MASALAH

Selasa, 11 Jun 2019
--------
Bacaan Alkitab : Ratapan 3:19-25
Nats Alkitab :  TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. (Ratapan 3:25)
--------
RENUNGAN :
--------
Seorang ibu ditinggalkan suaminya. Ia tidak memiliki pekerjaan tetap, kesehatannya melemah, dan harus membiayai dan menyekolahkan lima anak yang masih kecil. Hampir putus asa, ia mengaku kepada Tuhan bahwa ia sudah tidak sanggup menjalani hidup dengan kondisi seperti itu. Ia merasakan bahwa Tuhan meneguhkan pengharapannya sehingga ia dikuatkan untuk berjuang dalam hidupnya. Akhirnya kelima anaknya dapat lulus dari perguruan tinggi dan memiliki pekerjaan yang baik.

Masalah bisa menjadi perintang untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan. Masalah juga menjadi penghambat tercapainya kesuksesan. Namun, orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus tidak perlu putus asa. Orang beriman akan melihat masalah sebagai suatu pengharapan. Pengharapan menguatkan dan memotivasi kita untuk menghadapi masalah itu secara optimal dengan tetap mengandalkan campur tangan Tuhan. Masalah pun tidak lagi menjadi hambatan, tetapi justru menjadi jalan untuk terwujudnya pengharapan. Tuhan tidak memberikan masalah di luar kemampuan kita. Tuhan itu baik bagi orang yang berharap kepada-Nya. Apa yang tidak kita pikirkan, Tuhan sediakan bagi kita (1Kor. 2:9). Pada akhirnya, masalah itu tidak ada artinya jika dibandingkan dengan pengharapan yang akan terwujud.

Bagaimanakah kita memandang permasalahan hidup kita? Apakah kita bersyukur dan menjadikannya semakin kuat berpegang kepada Allah?

Hari ini kita belajar firman Tuhan tulisan Nabi Yeremia pada waktu bangsa Israel berada dalam pembuangan di tanah Babel. Sekalipun dia menyadari betapa beratnya hidup sebagai orang buangan di tanah Babel, tetapi dia tetap mampu memandang kebaikan dan pengharapan yang Tuhan sediakan dalam hidupnya.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Ingat Tuhan dalam penderitaan.

Kehidupan di dunia memang tidak dapat dilepaskan dari penderitaan, permasalahaan hidup, kesengsaraan, kekecewaan, dan berbagai macam beban dalam hidup. Tetapi menjadi perenungan penting dalam hidup kita adalah, pada saat kita mengalami penderitaan, permasalahaan hidup, kesengsaraan, kekecewaan, dan berbagai beban kehidupan, apakah yang dapat kita lihat?
Kebanyakan orang hanya akan melihat penderitaan, permasalahan hidup, kesengsaraan, kekecewaan, dan berbagai macam beban kehidupan. Kesemuanya itu menjadi penghalang untuk melihat Tuhan dengan kekuasaan dan kuasa yang dimilikiNYA. Oleh karenanya kebanyakan orang hanya akan mengeluh, berkelut dalam penderitaan, mungkin juga akan protes atau bahkan meninggalkan Tuhan di dalam hidupnya.
Tetapi ingatlah firman Tuhan hari ini yang menyatakan : “Ingatlah akan sengsaraku dan pengembaraanku, akan ipuh dan racun itu." Jiwaku selalu teringat akan hal itu dan tertekan dalam diriku” (ay. 19-20).
Secara jelas firman Tuhan di atas menyatakan bahwa  penderitaan, permasalahan hidup, kesengsaraan, kekecewaan, dan berbagai macam beban kehidupan menjadikan seseorang dapat tertekan, stress, dan mungkin juga mengalami depresi berat. Tetapi berbagai keluhan, ungkapan ketertekanan, dan bahkan penderitaan kita, bukanlah menjadi bagian kehidupan kita sendirian. Kita mempunyai Allah yang dapat menjadi tempat kita mengeluh. Kita mempunyai Allah yang memahami penderitaan, dan beban hidup kita seperti “ipuh dan racun”. Dan kita pun mempunyai Tuhan yang mengerti tentang kefanaan hidup kita seperti seseorang yang mengembara di dunia ini.
Permasalahan dan beban hidup kita, bukanlah penderitaan kita sendiri, tetapi kita dapat berbagi dan menyampaikannya kepada Allah kita yang hidup. Kita tidak sendirian memikul beban itu, dan kita tidak sendirian harus menyelesaikannya. Kita mempunyai Tuhan yang dapat kita percayai dan dapat kita imani untuk memberikan kekuatan, jalan keluar, dan kepastian pengharapan.
Datanglah kita dengan segala permasalahan hidup kita, karena Allah kita tidak pernah membiarkan kita hidup sendirian dalam penderitaan dan beban kehidupan kita.

Pengajaran KEDUA.
Ingat akan kasih setia Tuhan.

Seperti firman Tuhan yang menyatakan bahwa kehidupan kita seperti seorang pengembara, maka kita pun harus menyadari bahwa tidak ada sesuatu keadaan yang berlangsung terus menerus. Apabila kita mengalami penderitaan, permasalahan, dan berbagai beban kehidupan, maka hal itu bersifat sementara dan pasti akan berganti dengan kebaikan yang Tuhan siapkan. Oleh karenanya, dalam penderitaan, permasalahan, dan berbagai beban kehidupan, maka kita masih bisa berharap dan beriman kepadaNYA, sebagaimana firman Tuhan : “Tetapi hal-hal inilah yang kuperhatikan, oleh sebab itu aku akan berharap” (ay. 21).

Dan ingatlah bahwa ketika kita mengalamai penderitaan, permasalahan dan beban kehidupan, BUKAN BERARTI kita kehilangan kasih setia Allah. BUKAN BERARTI Allah membenci dan tidak mengasihi hidup kita. Tetapi kasih setia Allah tidak pernah berkesudahan, baik pada saat kita menderita, pada saat kita mengalami bahagia, bahkan saat kita berdosa dan meninggalkan DIA. Kasih SetiaNYA tetap tersedia untuk kita, manusia yang dikasihiNYA, sebagaimana firman Tuhan bahwa : “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya” (ay. 22).

Pertolongan, kasih setia, dan anugerah Tuhan BUKAN BARANG BASI, yang telah lewat waktu atau terlambat di dalam hidup kita. Tetapi pertolongan, kasih setia dan anugerahNYA SELALU BARU dan SELALU ada disediakanNYA untuk kita karena besar kesetiaanNYA bagi kita. DIA tetap SETIA sekalipun kita tidak setia kepadaNYA sebagaimana firman Tuhan yang menyatakan : “selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (ay. 23).

Oleh karenanya tidak salah dan BUKAN PERKARA SIA-SIA, apabila dalam setiap penderitaan, permasalahan, dan beban kehidupan, kita berharap dan meminta pertolongan kepadaNYA. Tidak ada yang sia-sia, tetapi justru DIA akan menghadirkan pengharapan baru, solusi baru, dan kepastian baru atas hidup kita yang misteri dan tidak pasti, jauh melampaui apa yang kita harapkan, apa yang kita pikirkan, bahkan yang kita doakan.

Pengajaran KETIGA.
Claim Janji Tuhan.

Banyak orang yang tidak dapat menerima bagian janji Tuhan, karena hidupnya yang setengah-setengah, ragu-ragu, dan tidak berpijak penuh kepadaNYA. Firman Tuhan yang menyatakan : "TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya” (ay. 24) merupakan claim, kepercayaan dan keyakinan kita akan kepastian janji Tuhan. Tuhan tidak sekedar menjanjikan perkara-perkara nubuatan yang akan terjadi dalam jaman kekekalan hidup kita, tetapi DIA juga menjanjikan dan memastikan pengharapan dalam kehidupan kita di dunia ini. Dan janji firman Tuhan merupakan “bagian” yang Tuhan sediakan untuk hidup kita. Oleh karenanya kita perlu meng-claim, meyakini, dan merengkuhnya sebagai bagian kehidupan kita dengan sepenuh hati, dengan keyakinan iman, dan dengan kepercayaan yang penuh di dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Jangan pernah melepaskan atau menukar janji-janji Tuhan dengan perkara-perkara memikat yang ditawarkan oleh dunia ini.
Apabila kita meng-claim, meyakini, dan merengkuhnya sebagai bagian kehidupan kita dengan sepenuh hati, dengan keyakinan iman, dan dengan kepercayaan yang penuh di dalam Kristus Yesus Tuhan kita, maka DIA tidak pernah mengecewakan kita sehingga kita dapat menyatakan bahwa : “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia” (ay. 25).
Firman Tuhan di atas menegaskan bahwa apabila kita memegang, beriman dan meyakini janji-janjiNYA dalam hidup kita, maka kebaikan-kebaikan yang Tuhan janjikan dalam pengharapan hidup kita akan menjadi nyata, dan menjadi berkat yang selalu menyertai hidup kita.
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Apa pun masalah yang terjadi, kita tak perlu putus asa. Bersama dengan Tuhan, kita akan dimampukan untuk menghadapi masalah dan menjadikannya suatu kesempatan untuk mewujudkan pengharapan.
--------
KGS/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
DALAM MASALAH ADA PENGHARAPAN YANG AKAN MENGUATKAN KITA

Comments

Popular posts from this blog

MEMELIHARA ALAM

KITA SUNGGUH BERHARGA

ADA MASA DEPAN