BERKATA BERULANG-ULANG

Selasa, 18 Jun 2019
-------
Bacaan Firman Tuhan : Ulangan 6:1-9
Nats Alkitab :  “Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.” (Ulangan 6:7)
-------
RENUNGAN :
-------
Berbicara keras berulang-ulang dapat membantu memasukkan kata-kata ke ingatan jangka panjang kita. Colin M. MacLeod, profesor dan ketua Departemen Psikologi di Universitas Waterloo, mengatakan bahwa berbicara berulang-ulang akan secara otomatis menambahkan ukuran aktif atau elemen produksi ke sebuah kata. Kata itu menjadi lebih berbeda dalam ingatan jangka panjang dan lebih berkesan. Bicara berulang-ulang disarankan agar dibudayakan oleh keluarga atau lembaga pendidikan saat mereka belajar suatu topik yang penting.

Tuhan memerintahkan pada keluarga Israel untuk terus mengajarkan kasih kepada Allah secara turun-temurun. Saat mereka hidup dalam takut akan Tuhan, mereka akan baik keadaannya, beroleh panjang umur, dan hidup berlimpah susu dan madu (ay. 2-3). Itulah janji Tuhan pada Israel yang seharusnya dipegang oleh mereka. Tidak hanya disimpan sebagai konsumsi pribadi, tetapi mereka harus mengajarkannya berulang-ulang pada generasi di bawah mereka, dan terus-menerus mengajarkannya di mana pun mereka berada dan beraktivitas (ay. 6-7). Mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan mengajarkannya berulang-ulang ini dikenal sebagai Shema Israel.

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita juga membiasakan dan mengajarkan bagian firman Tuhan secara terus menerus dan tidak pernah berhenti diajarkan dan dinyatakan dalam kehidupan kita dan kehidupan keluarga kita ?

Hari ini kita belajar bagian firman Tuhan yang merujuk kepada perikop : “Kasih kepada Allah adalah perintah yang utama”.
Ketetapan firman Tuhan yang mengajarkan kepada kita agar membiasakan dan mengajarkan firman Tuhan kepada anak cucu dan keluarga kita.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Hidup dalam ketetapan dan peraturan Tuhan adalah kunci hidup dalam berkat.

Setiap orang pastilah mengharapkan keberhasilan kehidupan. Firman Tuhan mencatat bahwa keberhasilan seseorang apabila Tuhan mengaruniakan panjang usia, baik keadaan kita, dijadikan sangat banyak, menerima janji kebaikan Tuhan, dan hidup di negeri dengan berlimpah susu dan madu (ay. 2b-3).
Sekalipun setiap orang menginginkan kehidupan seperti itu, tetapi tidak setiap orang memahami cara untuk untuk meraihnya. Hari ini firman Tuhan mengajarkan kita meraih keberhasilan hidup dengan menggunakan kehendak Allah, yaitu dengan menerima pengajaran firman Tuhan, takut akan Tuhan, berpegang pada segala ketetapan dan perintah Tuhan, dan mau melakukannya dengan setia (ay. 1-3a).

Kerendahan hati menerima firman Tuhan, hidup takut akan Tuhan, mau berpegang pada segala ketetapan dan perintah Tuhan, serta kesetiaan mematuhi perintah Tuhan merupakan kunci utama dan dasar segala kehidupan kita. Penulis Amsal menyatakan bahwa : “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan; orang-orang bodoh menghina hikmat dan didikan” (Amsal 1:7).

Apakah kita tidak memerlukan kepandaian, potensi diri, dan kerja keras?
Sebagai manusia, maka kita pun dituntut untuk melakukan usaha kita di hadapan Tuhan dengan kepandaian, kemampuan, potensi diri dan kerja keras. Tetapi kesemuanya itu diletakkan di bawah kaki Tuhan. Kita menggunakan kepandaian, kemampuan, potensi diri dan kerja keras BUKAN untuk mengejar ambisi, emosi, dan keinginan kita sendiri, tetapi kesemuanya diletakkan kepada ketertundukan pada Tuhan, dan rasa syukur kita untuk memuji, memuliakan Tuhan, dan menjadikan diri kita sebagai teladan dan berkat bagi orang lain.
Dan biarlah kepandaian, kemampuan, potensi dan kerja keras serta keberhasilan kita hanya untuk kemuliaan nama Tuhan dan menjadi saksiNYA.

Pengajaran KEDUA.
Pengajaran firman Tuhan adalah gaya hidup.

Seringkali kita membatasi pengajaran firman Tuhan hanya ketika ibadah di gereja. Tetapi firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kita berkewajiban untuk menyatakannya dalam segala keadaan, segala waktu, dan segala kesempatan. Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun” (ay. 4-7).

Pengajaran dan implementasi firman Tuhan haruslah diajarkan “berulang-ulang”. Kata “berulang-ulang” tidak hanya merujuk kepada perbuatan yang dilakukan sekali, tetapi juga merujuk kepada penekanan untuk menjadi “gaya hidup” atau menjadi “icon” dalam kehidupan kita. Sebagai pribadi yang sudah dikreasi Allah menjadi manusia baru, maka indikator dan ciri khas perubahan itu adalah kehidupan baru di dalam ketaatan akan firman Tuhan.
Selain itu, kata “berulang-ulang” juga merujuk kepada pengertian kesetiaan. Artinya bahwa implementasi dan ketaatan kepada firman Tuhan tidak terbatas dan hanya pada waktu tertentu. Tetapi dimanapun, dalam keadaan apapun, dan bahkan dengan siapapun, maka firman Tuhan tersebut haruslah menjadi kehidupan orang-orang percaya. Orang percaya harus identitk dengan ketertundukan dan kesetiaan kepada pengajaran firman Tuhan.

Pengajaran KETIGA.
Firman Tuhan adalah tanda orang percaya.

Seringkali kita “malu” untuk menempatkan firman Tuhan sebagai bagian yang utama dalam hidup kita. Mungkin kita akan dikatakan sok suci, sok rohani atau ungkapan apapun yang menjadi kendala dalam hidup kita. Tetapi firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa : “Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu” (ay. 8-9).

Kata “tanda” merujuk kepada pengertian identitas, ciri, dan bukti diri. Secara rohani maka firman Tuhan itulah yang seharusnya menjadi identitas, ciri dan bukti diri kehidupan sebagai orang-orang percaya. Oleh karenanya, identitas, ciri, dan bukti diri kehidupan kita sebagai orang-orang percaya bukanlah KTP, bukan pula kehadiran kita di gereja, bukan pula keanggotaan atau catatan kita sebagai pengurus gereja, tetapi firman Tuhan mencatat bahwa identitas atau ciri yang utama sebagai orang yang percaya dan mengasihi Tuhan adalah ketaatan pada firman Tuhan.
Ketaatan pada firman Tuhan haruslah menjadi tanda bagi kehidupan orang percaya, pekerjaan orang percaya (firman Tuhan “pada tanganmu”), pada pemikiran dan karsanya (firman Tuhan “menjadi lambang di dahimu”), dan pada kehidupan keluarga kita (firman Tuhan “pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu”).
Firman Tuhan sebagai tanda orang percaya akan “diikat”, dimengerti, dilihat oleh orang lain di dalam hidup kita karena kesaksian dan keteladanan kita kepada orang lain.
-------
RENUNGAN PRIBADI :
-------
Selama ini apa yang kita bicarakan saat sedang berada di tengah-tengah keluarga? Apakah pusat pembicaraan kita tentang kasih pada Allah? Jika belum, mari mulai dengan membiasakan diri berbicara berulang-ulang tentang kasih pada Allah. Biarlah pengalaman mengasihi Allah menjadi dasar bagi keluarga kita melakukan segala sesuatu.
-------
YDS/www.renunganharian.net
-------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
KASIH PADA ALLAH BUKANLAH KONSEP SEMATA, KITA HARUS MENERAPKANNYA

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

MENOLAK TUHAN