Awas Tersesat!

Sabtu, 29 Juni 2019
-------
Bacaan   : Kisah Para Rasul 16:4-12
Nas       : Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: Ada seorang Makedonia berdiri di situ dan memohon kepadanya, "Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami!" (Kisah Para Rasul 16:9)
-------
RENUNGAN:
-------
Seorang wisatawan asal Yogyakarta, bernasib kurang beruntung. Bersama rombongan, ia tersesat saat mengikuti petunjuk dari aplikasi peta di ponselnya. Mereka diarahkan ke jalanan desa yang sempit dan penuh lumpur. Maksud hati ingin melihat keindahan matahari terbit di Bukit Sikunir, Wonosobo, mobil yang mereka tumpangi malah terjebak lumpur dan macet. Peta online yang seharusnya dapat diandalkan justru menyesatkan.
Dalam perjalanannya memberitakan Injil bersama Silas, Paulus dapat saja tersesat. Ia dapat membelot pergi memberitakan Injil ke Asia dan mengabaikan tuntunan Roh Kudus (ay. 6). Namun, Paulus tidak demikian. Hubungan yang intim dengan Tuhan membuatnya peka untuk menetapkan langkah mulai dari tanah Frigia, tanah Galatia, bahkan hampir masuk ke daerah Bitinia. Di sini tampak bahwa Roh Kudus aktif mengambil bagian dalam pergerakan misi Allah (ay. 6-8). Melalui penglihatan pun, Paulus diarahkan ke Makedonia dan menarik kesimpulan bahwa Allah mau mereka memberitakan Injil di sana (ay. 9-10).

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita merasa bawha perlindungan, dan arah hidup kita selalu dinyatakan Tuhan, sehingga kita dapat terus melangkah dan menyelesaikan seluruh aspek hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Paulus menyeberang ke Makedonia”.
Suatu riwayat pelayanan Paulus di Asia, khususnya di Makedonia yang dapat secara jelas dilihatnya karena adanya visi dan misi dari Tuhan. Paulus menjadi penurut Allah, dan mendudukkan dirinya sebagai hamba dan pelayan Injil bagi semua orang.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Hidup menjadi berkat.

Kebanyakan manusia selalu ingin meraih target dan sasaran hidupnya. Namun seringkali kita hanya mementingkan diri kita sendiri, sehingga target dan sasaran hidupnya adalah ambisi, keinginan pribadi, dan kepentingan-kepentingan pribadi, tanpa menengok dan melihat maksud Tuhan di dalam hidup kita.
Apakah maksud Tuhan di dalam hidup kita?
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya” (ay. 4-5).

Berdasarkan firman Tuhan di atas, maka sangat jelas bahwa hidup orang-orang percaya dilakukan tidak hanya untuk meraih keinginan, ambisi, dan kepentingan kita pribadi semata-mata. Orang-orang percaya sudah seharusnya menjadi berkat bagi orang lain. Tidak hanya menjadi berkat dengan berbagai dan memberi kepada orang lain, tetapi menjadi berkat dengan membagi dan mengajarkan firman Tuhan agar mereka menjadi penurut firman, meneguhkan setiap orang yang sedang lemah iman, memberi penguatan yang sedang berada dalam pergumulan, dan bahkan memberikan kesaksian atau pun teladan, ketika orang  lain berada dalam berbagai kebimbangan.
Tuhan menginginkan agar kehidupan kita mampu menjadi saksi bagi orang lain agar mereka dapat mengenal Allah yang benar, mengenal perbuatan dan kasih Tuhan, serta mengenal karya keselamatan Allah yang luar biasa.

Itulah maksud Tuhan dalam hidup kita. Janganlah sia-siakan kesempatan dan waktu Tuhan yang diberikan dalam hidup kita. Dan biarlah kita boleh menjadi alat Tuhan untuk menjadi berkat dan memberkati orang lain.

Pengajaran KEDUA.
Kepekaan untuk mendengar suara Tuhan.

Seringkali kita berpikir bahwa sangat sulit memahami dan mengerti kehendak Tuhan di dalam hidup kita. Tetapi apabila kita menyadari bahwa ketika kita percaya dan mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat di dalam hidup maka Roh Kudus dimateraikan di dalam hidup kita (Efesus 1:13), maka kita sudah seharusnya menyadari bahwa Tuhan adalah bukan pribadi yang jauh, tetapi DIA ada dalam hidup kita. Dia ada dalam hati kita.
Ketika DIA ada dalam hidup kita, dan ada di dalam hati kita, maka tentulah kita menjadi pribadi yang sangat dekat dengan Tuhan. Salah satu indikator kedekatan kita dengan Tuhan adalah saat kita dapat mengenali kehendakNYA di dalam hidup kita.
Firman Tuhan menyatakan :” Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil  di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" (ay. 6-9).

Firman Tuhan di atas menegaskan dalam hidup kita bahwa ketika melayani di tanah Frigia, tanah Galatia, dan tanah Misia, atau tidak jadi memasuki tanah Bitinia tetapi malah pergi ke Makedonia, tidak mendasarkan kepada kehendak dan rancangannya sendiri. Tetapi Rasul Paulus mendengarkan perintah dan kehendak Allah di dalam hidupnya. Kehendak dan perintah Roh Kudus-lah yang menjadi acuan bagi Rasul Paulus untuk melakukan aktifitas kehidupannya. Dan karena ketertundukan pada perintah dan kehendak Roh Kudus-lah, maka Rasul Paulus tidak pernah tersesat, tidak pernah salah melangkah, dan tidak pernah salah tujuan.

Kehidupan orang-orang percaya sudah seharusnya mendasarkan kepada kepekaan kita mendengar dan memperhatikan suara dan kehendak Allah di dalam hidup kita. Keintiman kita dengan Tuhan melalui doa, pembacaan firman, penyembahan dan ibadah menjadi dasar kepekaan kita akan kehendak dan rancangan Allah yang dinyatakan dalam hidup kita. Kepekaan dan kepatuhan kita kepada kehendak Allah tidak hanya terjadi kepada perkara-perkara rohani semata-mata, tetapi juga termasuk dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita akan melakukan pekerjaan, saat kita akan memilih sekolah anak-anak, saat kita ingin meraih kebutuhan, saat kita dalam pergumulan, saat kita ingin meraih karier, kesemuanya tidak dapat lepas dari kepekaan kita untuk memahami kehendak dan rancangan Allah dalam hidup kita.

Perkuatlah kepekaan kita kepada kehendak dan rancangan Allah, sehingga kita dapat tetap melangkah dan tidak tersesat dalam menjalani hidup kita.

Pengajaran KETIGA.
Percayalah kepada panggilan Allah.

Panggilan Allah seringkali menjadi perkara yang sulit dimengerti oleh orang-orang percaya. Tetapi apabila kita memahami kembali definisi iman bahwa Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman adalah jaminan atas segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan” (Ibrani 11:1), maka panggilan Allah sesungguhnya adalah kepekaan dan kepercayaan iman kita di dalam Kristus Yesus.
Sama seperti Rasul Paulus yang percaya kepada panggilan Allah sebagaimana dinyatakan dalam firman Tuhan bahwa : “Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana” (ay. 10), maka orang-orang percaya pun sudah seharusnya patuh dan taat kepada panggilan Allah di dalam hidup kita.
Pekerjaan dan karier kita sekarang adalah panggilan Allah. Keluarga kita adalah tempat panggilan Allah. Pelayanan kita adalah panggilan Allah. Bahkan sesuatu hal yang kita lakukan untuk sesama yang mungkin tidak dilihat orang pun, mungkin merupakan panggilan Allah di dalam hidup kita.
Jangan takut dengan panggilan Allah di dalam hidup kita, sebab firman Tuhan jelas menyatakan bahwa : “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).
Selalu ada kebaikan dan kasih karunia Allah yang terjadi dalam hidup kita, apabila kita terpanggil sesuai dengan rancangan Allah karena DIA turut bekerja dalam segala sesuatu di dalam hidup kita.
Penuhilah panggilan Allah, dan taatilah DIA, maka berkat dan kebaikan Allah akan melimpah dalam hidup kita.
-------
RENUNGAN PRIBADI :
-------
Dalam hidup ini, kita cenderung mencoba mencari arah hidup berdasarkan peta, relasi, dan pengalaman sendiri, tanpa melibatkan Roh Kudus. Kita merasa jalan Tuhan itu abstrak dan susah untuk dilewati. Seberapa pun kita berusaha, kita sering tersesat dari rencana-Nya dan tidak tepat sasaran. Kita perlu belajar taat pada tuntunan-Nya dan tidak mengeraskan hati! Siapa tahu dengan kita bersikap taat, kita jadi teladan dalam memenangkan banyak orang bagi Tuhan.
---------
YDS/www.renunganharian.net
-------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
HENDAKLAH HIDUP KITA SELALU BERBICARA SOAL RENCANA-NYA, BUKAN RENCANA KITA.

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

MEMELIHARA ALAM

ADA MASA DEPAN