MEMBANTING TULANG

Senin, 13 Mei 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Roma 16:1-16
Nats Alkitab : Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang bekerja membanting tulang dalam pelayanan Tuhan. (Roma 16:12a)
--------
RENUNGAN :
--------
Menurut arti katanya, banting tulang secara sederhana dapat diartikan sebagai kerja keras atau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang terkadang terlalu berlebihan sehingga bisa memberikan dampak buruk bagi pelakunya. Sebagai seorang anak, saya memahami benar seorang ibu yang sedang membanting tulang. Setelah ayah meninggal, saya menyaksikan, bagaimana ibu bekerja siang malam bahkan terkadang tidak menghiraukan kondisi kesehatannya sendiri. Sebuah pengorbanan yang luar biasa.

Trifena dan Trifosa adalah sebagian kecil dari begitu banyak wanita yang punya peran besar dalam pelayanan Rasul Paulus. Mereka, kata Paulus, tidak hanya mendukung pekerjaan Tuhan menurut kemampuan mereka, tetapi mereka telah membanting tulang atau bekerja keras, bahkan mungkin, tidak memikirkan dirinya sendiri demi tujuan Injil Kristus semakin meluas. Bisa jadi mereka bukanlah pemberita Injil, tetapi mereka rela bekerja sedemikian keras dan memberikan hasil kerja mereka bagi pelayanan misi.

Bagaimana dengan hidup kita saat ini, apakah kita hanya sekedar menjalankan rutinitas kehidupan, ataukah kita mengerjakan kehidupan kita karena ingin mempersembahkan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Salam”. Ungkapan terimakasih Rasul Paulus kepada rekan-rekan sekerja Allah di Roma yang telah bekerja keras bagi Tuhan untuk pekabaran Injil.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Menyambut dalam Tuhan bagi orang-orang kudus.

Firman Tuhan hari ini menegaskan bagaimana seharusnya kita memperlakukan orang lain, khususnya orang percaya dalam hidup kita, dengan menyatakan : “supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya” (ay. 2).
Firman Tuhan di atas menegaskan dalam hidup kita bahwa sesungguhnya setiap orang percaya adalah “orang-orang kudus”. Predikat ini tentu bukan sebutan bagi sebagian orang, atau orang-orang yang hebat, atau orang-orang yang berbeda dengan kita. Tetapi sebutan ini merupakan sebutan bagi semua orang percaya, karena karya Allah yang telah dilakukan di dalam hidup kita dengan menguduskan, memisahkan dari kehidupan dunia yang penuh dosa ini, kepada kehidupan kudusyang dikehendaki Allah.
Oleh karenanya firman Tuhan menegaskan bahwa apabila kita sudah dikuduskan, maka kita pun harus mengatur pergaulan, komunikasi, dan hubungan kita dengan orang percaya lainnya dengan kekudusan sebagaimana kehendak Tuhan. Kata “menyambut” menggambarkan sikap, karakter orang-orang percaya yang harus mempunyai “tangan terbuka” untuk setiap orang di dalam hidupnya. Karakter saling menjatuhkan, karakter saling melecehkan, karakter saling merendahkan, karakter saling tidak menghargai, maupun karakter yang tidak menghormati orang lain, seharusnya tidak ada dalam hidup orang-orang percaya.
Tuhan menghendaki agar pergaulan, komunikasi dan hubungan kerja orang-orang percaya dapat menjadi teladan bagi orang-orang yang belum mengenal Kristus.,

Pengajaran KEDUA.
Bekerja di dalam Kristus.

Selain berbicara tentang hubungan dengan orang-orang percaya, firman Tuhan hari ini juga mengajarkan kepada kita tentang “bekerja”. Kebanyakan manusia memandang kehidupan, pekerjaan, atau bahkan pelayanan adalah rutinitas belaka untuk memperoleh penghasilan bagi penghidupannya. Pendapat tersebut tidaklah salah, namun rupanya standar firman Tuhan mengajarkan sesuatu hal yang berbeda.

Melakukan kehidupan, pekerjaan, dan pelayanan adalah “mempertaruhkan nyawa” (ay. 4). Pengertian ini menjadi suatu hal yang istimewa, karena “mempertaruhkan nyawa” mengandung pengertian kita memberikan diri, mempersembahkan hidup ini. Ingatlah firman Tuhan yang menyatakan supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah sebagai ibadahmu yang sejati (Roma 12:1)? Segala hal yang kita lakukan memang tidak boleh setengah-setengah, tetapi harus sepenuh hati, untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika motto hidup kita adalah “mempersembahkan hidup” kepada Tuhan, tentunya kita akan bekerja keras untuk mempersembahkan yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan dan “tidak asal-asalah” (ay. 6,12).

Melakukan kehidupan, pekerjaan dan pelayanan juga harus dilakukan dengan penghormatan kepada orang lain. Penghormatan kepada orang lain tersebut diwujudkan dengan mengakui keberadaan dan eksistensi “yunior” yang lebih muda dari kita (ay. 5), tetapi juga mengingat pelayanan, pekerjaan dan hasil kerja keras para pendahulu atau senior-senior kita (ay. 7). Sikap yang demikian menjadikan kita adalah “penyambung generasi”, dan bukan “pemutus generasi”. Dan apabila kita menjadi “penyambung generasi” maka kita akan melihat orang-orang yang “mewarisi bumi”.
Kita akan dapat mewarisi bumi apabila kita “lembut hati” (Matius 5:5), dan menanti-nantikan Tuhan (Mazmur 37:9).

Seorang yang bekerja di dalam Kristus juga harus tahan uji (ay. 10). Kata “tahan uji” mengingatkan kepada kita bahwa kehidupan di dunia bukanlah kehidupan yang tanpa masalah dan godaan. Tetapi justru kehidupan di dunia merupakan “peperangan rohani” yang harus kita menangkan bersama Tuhan. Kita akan menang bersama Tuhan apabila “tahan uji” menghadapi masalah, dan godaan dunia ini. Ketergantungan dan ketertundukan kita kepada Tuhan, menjadi kunci utama bagi kita untuk menjadi kuat di dalam Tuhan, dan imum terhadap segala masalah dan godaan dunia ini.

Marilah bekerja secara benar di hadapan Tuhan sebelum keadaan dunia ini menghentikan kesempatan kita melakukannya.


Pengajaran KETIGA.
Bersalam-salaman dengan cium kudus.

Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Bersalam-salamlah kamu dengan cium kudus. Salam kepada kamu dari semua jemaat Kristus” (ay. 16). Kata “cium” (phileo) bukanlah “cium” dalam pengertian duniawi seperti yang sering kita tahu atau saksikan, tetapi pengertian “cium kudus” melambangkan kelembutan hati untuk menerima, menunjukkan keterikatan pribadi kepada teman-teman seiman dengan dilandasi kesopanan, saling menghormati, dan satu iman di dalam Tuhan sebagai satu keluarga besar. Kasih “phileo” inilah yang menjadi ikatan anak-anak Tuhan. Namun demikian, kasih “phileo” juga harus dilandasi kasih agaphe, kasih yang siap memberikan pengorbanan seperti Kristus yang telah memberikan nyawaNYA untuk menyelamatkan kita yang berdosa.
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Kehidupan adalah bukan rutinitas yang kita lakukan, tetapi merupakan persembahan hidup kita kepada Tuhan. Oleh karenanya kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, tidak apa adanya, dan tidak karena terpaksa.
Bekerja keras membanting tulang bagi pelayanan pekerjaan Tuhan menunjukkan kesungguhan hati kita dalam melayani Dia. Ada rupa-rupa pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita. Menjadi seorang suami, istri, ayah dan ibu bagi anak-anak, atau sebagai seorang pekerja, adalah pekerjaan Tuhan yang Ia percayakan kepada kita. Untuk semua pelayanan itu, apakah kita telah mengerjakannya sampai titik “membanting tulang”, dengan segenap hati seperti kita melakukannya untuk Tuhan?
--------
SYS/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
TIDAK SEKADAR BEKERJA, HENDAKNYA KITA JUGA “MEMBANTING TULANG” DEMI MEMENUHI TANGGUNG JAWAB KITA

Comments

Popular posts from this blog

BERKATA BERULANG-ULANG

MENOLAK TUHAN

PELAKU KEBENARAN