MENJADI JAWABAN DOA

Selasa, 30 April 2019
-----
Bacaan Firman Tuhan : 2 Raja-raja 4:8-17
Nats Alkitab : Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan. (2 Raja-raja 4:8)
-----
RENUNGAN :
-----
Keluarga Pak Pri sedang bergumul dalam doa karena usaha mebelnya sepi. Penghasilan keluarga pun berkurang. Jawaban Tuhan pun datang melalui kunjungan seorang teman lama. Pak Pri menceritakan usahanya yang sedang sepi, sekadar untuk curahan hati. Tak disangka, orang tersebut justru mengenalkan Pak Pri kepada pemimpin sebuah sekolah, yang sedang mencari tukang untuk memperbaiki meja-kursi sekolah. Klop! Akhirnya Pak Pri dipercaya menggarap perbaikan meja kursi di sekolah tersebut hingga beberapa bulan.

Sang tamu mungkin tak menyangka bahwa kunjungannya menjadi jawaban doa bagi pergumulan keluarga Pak Pri. Hal serupa terjadi saat kunjungan Elisa kesekian kalinya di rumah keluarga kaya dari Sunem. Ada yang berbeda dalam kunjungan Elisa hari itu, karena Elisa bermaksud membalas budi dari keluarga kaya tersebut (ay. 13, 14). Mengetahui bahwa keluarga ini tak memiliki anak, Elisa berkata bahwa pada tahun berikutnya, keluarga ini akan dikaruniai anak laki-laki (ay. 16). Keluarga ini tentu tak menyangka bahwa kedatangan Elisa kali itu menjadi jawaban doa untuk hadirnya anak, yang tentu sudah lama mereka rindukan.

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Perempuan Sunem dengan anaknya”
Kisah pelayanan Nabi Elisa yang sungguh di tolong oleh keluarga yang sudah tua tetapi berkerinduan mempunyai keturunan. Dan sungguh karena doanya, maka peremuan tersebut mengandung dan melahirkan seorang anak.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Utamakan hidup bagi Tuhan.

Berkorban untuk melakukukan sesuatu atau memberikan sesuatu kepada Tuhan atau hamba Tuhan yang mungkin diperkirakan tidak akan mampu memberikan balasan setimpal, kemungkinan menjadi suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Seseorang perlu memiliki ketulusan agar mempunyai hati yang rela memberi di hadapan Tuhan.
Dalam kisah di atas, keluarga di Sunem adalah keluarga yang terpandang dan kaya yang selalu tergerak hati untuk memberikan yang terbaik bagi hamba Tuhan dan pelayanan kepada Tuhan, mulai dari menjamu makan, menyediakan persinggahan, sampai akhirnya menyediakan kamar dengan perlengkapannya yang secara khusus dipersembahkan untuk pelayanan nabi Elisa (ay. 8-15). Mereka hanya mempersembahkan dan tidak memiliki motivasi apapun atas pelayanan mereka.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah hidup kita memang dipersembahkan dan dipisahkan bagi kemuliaan nama Tuhan?

Teladan penting yang dapat diambil atas kehidupan keluarga di Sunem tersebut adalah mengenai ketulusan hatinya untuk  memberi bagi Tuhan dan pelayanNYA. Mereka sama sekali tidak mempunyai motivasi atau pamrih atas pemberiannya. Dan sekalipun mereka mempunyai pergumulan berat tentang tidak adanya keturunan dalam hidup mereka, namun mereka lebih baik bungkam dan terus memberi yang terbaik bagi Tuhan dan pelayananNYA.
Selain itu mereka juga meneladankan tentang kesungguhan untuk memberi dengan memisahkan apa yang mereka miliki untuk Tuhan. Kesungguhan untuk memberi tersebut terlihat dalam keputusan mereka untuk menyediakan kamar khusus di lantai atas yang dilengkapi dengan tempat tidur, meja, sebuh kursi, dan sebuah kandil. Kamar itu dikhususkan untuk Nabi Elisa (ay. 10-11).

Karakter yang tulus dan kesungguhan untuk memberi kepada Tuhan menjadi karakter yang mulia untuk memperoleh kebaikan-kebaikan dari Tuhan.

Pengajaran KEDUA.
Tuhan tidak pernah mau berhutang.

Seringkali kita mempertanyakan apa untungnya apabila kita memberi hal lebih kepada Tuhan? Banyak orang merasa kehilangan, rugi dan mungkin tidak berguna ketika memberikan bagian lebih kepada Tuhan.
Kisah hari ini tentang keluarga dari Sunem menolong untuk mengerti bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam melihat karya, pemberian, atau pelayanan melebihi yang lain kepada Tuhan. Sekalipun keluarga dari Sunem tersebut tidak pernah mengeluhkan permasalahannya, tidak pernah menceritakan pergumulannya, tetapi Elisa ingin membalas kebaikan keluarga tersebut dengan memberikan sesuatu yang berharga kepada mereka melalui doanya. Firman Tuhan menyatakan : “Elisa telah berkata kepada Gehazi: "Cobalah katakan kepadanya: Sesungguhnya engkau telah sangat bersusah-susah seperti ini untuk kami. Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Adakah yang dapat kubicarakan tentang engkau kepada raja atau kepala tentara?" Jawab perempuan itu: "Aku ini tinggal di tengah-tengah kaumku!" Kemudian berkatalah Elisa: "Apakah yang dapat kuperbuat baginya?" Jawab Gehazi: "Ah, ia tidak mempunyai anak, dan suaminya sudah tua." Lalu berkatalah Elisa: "Panggillah dia!" Dan sesudah dipanggilnya, berdirilah perempuan itu di pintu” (ay. 13-15).

Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita mau memberikan sesuatu yang terbaik, melebihi dari yang orang lain dapat lakukan kepada Tuhan, pelayanan dan pelayanNYA, maka ingat bahwa Tuhan tidak pernah mau berhutang atas pemberian kita. Ada waktunya Tuhan pasti mengingat perbuatan, pelayanan, dan pemberian kita, dan pada saat itulah DIA akan “memberikan anugerahNYA’, membalaskan kebaikan kita menurut waktu dan skenarioNYA. Sama seperti keluarga Sunem yang permasalahan dan pergumulannya tidak pernah diketahui orang lain, tetapi Elisa mendesak mereka dan Tuhan membalaskan perbuatan baik mereka sehingga mereka diberkati hal luar biasa untuk memperoleh seorang anak, sekalipun mereka sudah tua.
Ingat bahwa Tuhan akan membayar, membalaskan dan memberikan anugerah melebih apa yang telah kita berikan kepada Tuhan, apabila kita memberikan dengan ketulusan hati, kesungguhan hati, dan mau secara khusus memisahkan pemberian itu sebagai pemberian terbaik, melampaui apa yang dapat dilakukan orang lain kepada Tuhan.

Pengajaran KETIGA.
Kebaikan Tuhan selalu terbukti sekalipun mustahil dan tidak masuk akal.

Pergumulan, dan permasalahan keluarga Sunem karena perempuan itu mandul, menjadi suatu tekanan tersendiri dalam hidup mereka. Apalagi mereka sudah tua, yang secara akal sehat dan kewajaran menjadi suatu hal yang mustahil untuk memperoleh anak. Tetapi Tuhan membuktikan bahwa diriNYA adalah pribadi penolong yang mampu menembus kemustahilan dan hal yang tidak masuk akal manusia menjadi mujijat yang sungguh terjadi dalam hidup mereka. Firman Tuhan menyatakan : “Berkatalah Elisa: "Pada waktu seperti ini juga, tahun depan, engkau ini akan menggendong seorang anak laki-laki." Tetapi jawab perempuan itu: "Janganlah tuanku, ya abdi Allah, janganlah berdusta kepada hambamu ini!" Mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki pada waktu seperti itu juga, pada tahun berikutnya, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya” (ay. 16-17).

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita merasakan pergumulan luar biasa dan didiamkan Tuhan, sehingga kita kecewa, mungkin menjadi apatis untuk memberi yang terbaik dan terlibat dalam pelayananNYA?

Hari ini firman Tuhan menegaskan dalam hidup kita bahwa Tuhan adalah pribadi yang sungguh mampu mengatur kehidupan kita. Tidak ada kata “terlambat”, mustahil, tidak masuk akal, atau percuma di hadapan Tuhan apabila kita mau taat menjadi hambaNYA dan mau secara taat memberikan yang terbaik bagiNYA melebihi yang dapat orang lain berikan kepada DIA.
Kemustahilan keluarga Sunem mempunyai seorang anak karena usia mereka yang sudah tua, digugurkan oleh mujijat Tuhan yang dilakukannya melalui nabi Elisa. Firman Tuhan yang diterima oleh keluarga di Sunem, sungguh terjadi. Mereka mempunyai anak dalam jangka waktu satu tahun, dan mereka menerima sukacita  luar biasa. Kita pun akan dapat menerima berkat, mujijat, dan sukacita luar biasa, sekalipun itu mustahil dan tidak masuk akal, apabila kita mau taat menjadi hambaNYA dan mau secara taat memberikan yang terbaik bagiNYA melebihi yang dapat orang lain berikan kepada DIA. Jangan ragukan kebaikanNYA.
-----
RENUNGAN PRIBADI :
-----
Sungguh indah rasanya jika kehidupan kita dapat menjadi jawaban doa bagi orang lain. Oleh karena itu, tak ada salahnya jika setiap kali mengawali hari, kita menyelipkan doa agar Tuhan memakai kita menjadi jawaban doa bagi sesama. Ketika hal itu terjadi, percayalah bahwa kita akan mengalami sukacita yang luar biasa karena kita dipakai oleh-Nya untuk menjadi berkat bagi orang lain.
-----
GHJ/www.renunganharian.net
-----
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!"  Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-----
Kata mutiara hari ini :
JAWABAN DOA BISA DATANG DENGAN CARA YANG SEDERHANA DAN TAK PERNAH TERPIKIRKAN

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN