AKAL SEHAT YANG TERKIKIS

Selasa, 16 April 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Matius 27:11-26
Nats Alkitab :  Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, orang banyak bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati. (Matius 27:20)
--------
RENUNGAN :
--------
Siapakah manusia yang paling berbahaya di dunia ini? Manusia yang telah kehilangan akal sehatnya. Meski apa yang dilakukannya merugikan, merebut kebahagiaan orang lain, tapi ia tidak peduli.

Firman Tuhan hari ini berbicara tentang kedahsyatan tatkala akal sehat manusia terkikis makin tipis. Para pemimpin agama telah mengijinkan amarah dan kebencian membelenggu diri mereka terhadap Yesus. Bahkan mereka juga memprovokasi banyak orang untuk mengikis akal sehatnya. Mereka tidak lagi mau menilai yang benar dan salah, mereka tidak lagi peduli dengan otoritas wali negeri. Ini situasi yang begitu menakutkan karena nafsu mereka jelas yaitu kematian Yesus. Pontius Pilatus pun pada akhirnya juga ikut terkikis akal sehatnya karena desakan massa untuk memutuskan yang salah. Karena terkikisnya akal sehat, manusia menjadi begitu menakutkan dalam tuntutan, kemauan dan tindakannya.

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kehidupan kita masih dilandasi oleh pemikiran positif dan akal sehat atau kah kita lebih dikendalikan oleh berbagai macam tekanan dan kepanikan-kepanikan dunia yang menenggelamkan akal sehat kita?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Yesus di hadapan Pilatus”.
Suatu kisah penderitaan Kristus di hadapan wali negeri Romawi, Pilatus yang menyerahkan nasib Yesus kepada orang banyak karena ketakutannya membuat keputusan penting atas diri Kristus.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Kebenaran tidak perlu diperdebatkan.

Seringkali kita melihat bahwa dunia ini memperlakukan secara tidak adil kebenaran. Dapat terjadi orang yang benar dipersalahkan, tetapi sebaliknya, dapat pula terjadi orang yang salah dibenarkan. Kisah Penyaliban dan penderitaan Kristus menyadarkan kita, betapa kebenaran menjadi sesuatu hal yang mahal di dunia ini.
Kisah pengadilan Kristus di hadapan wali negeri yang bernama Pontius Pilatus menjadi saksi bagaimana kebenaran itu bisa diputarbalikkan, dan kesalahan besar seseorang dapat ditolerir karena pendapat mayoritas orang.
Firman Tuhan pada ayat 11-16 memberikan pengajaran penting kepada kita bahwa kebenaran tidak perlu diperdebatkan, tetapi perlu diimplementasikan.
Dalam proses pengadilannya, Pilatus menyatakan fakta mengenai pendapat kebanyakan orang tentang tuduhan kepada Tuhan Yesus, sehingga dia menyatakan : “Maka kata Pilatus kepada-Nya: "Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Ia tidak menjawab suatu katapun, sehingga wali negeri itu sangat heran” (ay. 13-14).
Firman Tuhan di atas memberikan pengajaran kepada kita bahwa rupanya kebenaran duniawi masih diukur dengan banyaknya pengikut yang menyertai, bukan berdasarkan kebenaran sejati yang mendasari hati dan kehidupan. Sekalipun secara fakta kesalahan Tuhan Yesus tidak dapat ditunjukkan, namun Pilatus yang berwenang untuk memutuskan kebenaran, melemparkan kebenaran itu justru kepada Yesus Kristus.

Selain itu, firman Tuhan di atas juga memberikan suatu pengajaran bahwa tidak setiap orang berani melakukan kebenaran. Kebanyakan orang lebih baik mencari posisi aman. Pilatus lebih memilih posisi aman dari pada menyatakan kebenaran, sebagaimana dituliskan dalam firman Tuhan bahwa : “Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak. Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas” (ay. 15-16).

Pengajaran KEDUA.
Kebenaran sejalan dengan firman Tuhan.

Menarik bagian firman Tuhan yang menguraikan tentang pesan istri Pilatus yang memperoleh hikmat Tuhan melalui mimpi, sebagaimana dinyatakan firman Tuhan bahwa : “Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, isterinya mengirim pesan kepadanya: "Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam" (ay. 19). Mimpi di atas tentulah bukan sekedar mimpi, tetapi pernyataan firman Tuhan yang memberikan pesan dan hikmat melalui istri Pilatus, agar Pilatus mampu menegakkan kebenaran, dan bersikap adil terhadap pengadilan yang dilakukannya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Tetapi rupanya Pilatus lebih memilih mendengar hasutan imam-imam kepala dan tua-tua yang berkeinginan untuk membebaskan Barnabas, dan menghukum mati Yesus Kristus (ay. 20).

Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa kebenaran sejati selalu sejajar dan berjalan bersama-sama dengan firman Tuhan. Firman Tuhan yang menjadi dasar kebenaran, adalah panduan utama dan penolong kita untuk selalu berjalan dalam kebenaran.
Tetapi perenungan penting bagi kita adalah, siapakah yang kemudian kita dengar?
Kebenaran firman Tuhan yang berbicara halus dan lembuat membisik dalam telinga dan hati kita, ataukah kencangnya suara dunia ini yang menjerat kita sehingga kita takut menyatakan kebenaranNYA?
Marilah belajar peka terhadap suara Tuhan melalui firmanNYA, sehingga kita terus dikuatkan untuk taat, tunduk dan memegang teguh kebenaran sejati di dalam Kristus Yesus.

Pengajaran KETIGA.
Kebenaran tidaklah apatis.

Langkah Pilatus untuk menyelamatkan dan membuat aman dirinya sendiri, memberikan gambarkan kepada kita bahwa kebenaran memang perkara yang sulit dilakukan di dunia ini.
Kebanyakan orang kemudian memilih jalan aman dan bersikap apatis, tidak peduli terhadap berbagai macam tuntutan kebenaran ilahi.
Sama seperti Pilatus yang dalam jabatan dan kewenangannya harus menunjukkan kebenaran sejati di hadapan Kristus, justru dia kemudian menjadi apatis dan akhirnya cuci tangan terhadap semua permasalahan yang menjadi tanggungjawabnya, sebagaimana dinyatakan bahwa :” Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan” (ay. 24-26).

Apabila kita mulai apatis dan cuci tangan terhadap kebenaran sejati di dalam Kristus, ingatlah bahwa sesungguhnya kita telah terjerat dosa untuk tidak berani menyatakan Kristus di dalam kehidupan kita. Kita dituntut dalam segala bagian kehidupan kita, baik dengan pekerjaan, pelayanan, pergaulan, dan berbagai macam aspek hidup kita, harus berani menyatakan Kristus melalui kebenaran sejati sesuai firman Tuhan, sekalipun dianggap aneh oleh dunia ini.
Teruslah maju dalam menjaga dan mengukuhkan kebenaran, karena dengan cara itulah kita menyatakan keberadaan Kristus dalam hidup kita.
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Akal sehat diberikan Tuhan agar manusia bisa menjalani hidup dengan baik, mengetahui benar dan salah, dan juga menjaga kestabilan relasi di dalam dunia. Tapi sering kali ada faktor yang menyebabkan akal sehat manusia mulai terkikis. Di antaranya: sakit, kesulitan ekonomi, tekanan dan pengaruh massa yang berkumpul. Tatkala kita ditarik Tuhan dari setiap situasi, kembali memikirkan apa yang telah kita lakukan, dan mengevaluasi benar dan salah secara objektif, maka hati dan pikiran kita bisa kembali di perbaharui oleh Tuhan. Akal sehat sangat mungkin untuk terkikis tapi kita bisa menolaknya.
--------
RT/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". 
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
----------
Kata mutiara hari ini :
SERANGAN TERHADAP AKAL SEHAT TAK BISA DICEGAH. DIBENTENGI DENGAN KEKUATAN TUHAN AKAL SEHAT KITA TETAP BERKENAN PADA-NYA

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN