BERTINDAK MESKI BERISIKO

Kamis, 21 Maret 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Ester 4:5-17
Nats Alkitab :  “... Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja." (Ester 4:11)
--------
RENUNGAN
--------
Park Jee Young dengan sigap membagikan pelampung keselamatan pada penumpang saat kapal Sewol di Korea Selatan yang berpenumpang mayoritas anak-anak sekolah mulai tenggelam. Seorang wanita yang ditolongnya sempat bertanya mengapa dirinya tidak menggunakan jaket keselamatan. Park menjawab bahwa kru kapal akan menjadi yang terakhir dan ia harus menyelamatkan penumpang lain terlebih dahulu. Malangnya, wanita yang dianggap pahlawan ini termasuk dalam penumpang yang ditemukan tewas di kapal itu.

Ester adalah salah satu orang Yahudi yang hidup sebagai orang buangan di ibu kota Persia. Nasibnya mendadak berubah setelah ia terpilih menjadi ratu di negeri itu. Namun berita tentang rencana Haman untuk memusnahkan bangsa Israel begitu mengusik hatinya. Pasalnya, jika itu terjadi, ia pun tak akan luput dari pembantaian. Hanya ada satu cara untuk menyelamatkan bangsanya: menemui Raja Ahasyweros dengan risiko jika raja tidak berkenan ditemui, Ester bisa jadi menemui ajalnya. Dan Ester mengambil langkah berani itu demi menyelamatkan bangsanya.

Apakah kita mempunyai keberanian dan tekad seperti Ester ketika kebenaran menuntut kita bertindak?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada cerita tentang Ratu Ester, Permaisuri Raja Ahaysweros yang memenuhi panggilan Allah untuk menyelamatkan umat Allah dari pemusnahan yang dilakukan oleh Haman. Sekalipun seorang Permaisuri, tetapi Ester tidak mempunyai kesempatan untuk menyatakan kehendaknya, kecuali apabila Raja berkenan mengacungkan tongkat untuk memanggilnya. Dalam kehidupan yang mempunyai resiko tersebutlah, Ester berdoa dan berpuasa memohon pertolongan Allah, dan Allah memberikannya kesempatan, sehingga umat Tuhan ditolong dan dibebaskan dari pemusnahan. Haman, aktor yang men-skenariokan pemusnahan, justru pada akhirnya harus mati digantung beserta keluarganya.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Hidup harus memberi makna.

Kedudukan, kekayaan, kekuasaan, dan kenyamanan hidup, seringkali membungkamkan dan menutup mata kita terhadap penderitaan, dan kesulitan orang lain. Kita seringkali berpikir bahwa segala sesuatu yang kita raih adalah usaha kita sendiri, sehingga akhirnya kita lebih baik memilih hidup dalam zona nyaman dari pada harus hidup dengan resiko.
Kehidupan Ester, adalah kehidupan yang sangat nyaman dibandingkan kaum sebangsanya. Bangsa Yahudi hidup dalam perjuangan di tanah pembuangan, tetapi Ester hidup dalam gelimangan harta, kekuasaan, kekayaan, perlindungan, dan berbagai macam kenikmatan duniawi di kerajaan Raja Ahaysweros. Namun, Ester tidak kehilangan kepekaan terhadap penderitaan umat Allah pada saat itu. Ester berani meninggalkan zona nyaman kehidupannya, untuk mengambil resiko menyelematkan bangsanya. Firman Tuhan menyatakan: “"Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja" (ay. 11).

Allah tidak menghendaki hidup kita terus berada dalam zona nyaman. Firman Tuhan hari ini mengetuk hati kita bahwa sekalipun Allah sudah memberkati kita dengan berbagai keadaan yang baik, tetapi kita tidak boleh kehilangan kepekaan untuk mendengar kepedihan dan melihat kesulitan orang lain. Kita juga tidak boleh kehilangan keberanian untuk menyuarakan kebenaran, dan keselamatan orang lain. Setiap keberanian untuk meninggalkan zona nyaman kehidupan pastilah mempunyai resiko. Sama seperti Ester yang harus menanggung resiko hukuman mati, maka ketika kita peka terhadap kepedihan, kesulitan, penderitaan orang lain, atau ketika kita menyuarakan kebenaran dalam lingkungan kita, maka kita pasti akan mempunyai resiko untuk dibenci, dikesampingkan orang, dikatakan munafik, disingkirkan, atau bahkan resiko untuk dicelakai.
Firman Tuhan menyatakan: “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya” (1 Ptr 2:20-21).
Jadikanlah hidup kita penuh dengan makna, ketika hidup kita berada dalam zona tidak nyaman dan mengandung resiko karena panggilan Allah untuk menyatakan kebenaran, menjawab kepekaan mendengar jeritan kesulitan orang lain, pelayanan, dan karya keselamatan Allah dalam hidup kita.

Pengajaran KEDUA.
Jangan terdiam

Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa : “...maka Mordekhai menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Ester: "Jangan kira, karena engkau di dalam istana raja, hanya engkau yang akan terluput dari antara semua orang Yahudi. Sebab sekalipun engkau pada saat ini berdiam diri saja, bagi orang Yahudi akan timbul juga pertolongan dan kelepasan dari pihak lain, dan engkau dengan kaum keluargamu akan binasa. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu" (ay. 13-14).

Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita tentang hidup yang bertanggungjawab kepada Allah. Seringkali kita berpikir bahwa kehidupan kita adalah milik kita, dan segala yang terjadi dalam hidup kita adalah hak kita. Tetapi firman Tuhan hari ini menyatakan sesuatu hal yang luar biasa, mengenai rancangan Allah di dalam hidup kita. Kita seringkali tidak menyadari ketika diberikan suatu jabatan, kedudukan, kekuasaan atau kewenangan. Atau kita seringkali kita tidak mengerti mengapa Tuhan menempatkan kita dalam suatu keluarga, suatu gereja, atau bahkan suatu masyarakat tertentu. Dan mungkin kita tidak menyadari ketika kita diberikan kelebihan kekayaan atau harta di dalam hidup kita. Kesemuanya BUKAN untuk memenuhi kebutuhan kita dan memuaskan kehendak kita semata-mata, tetapi untuk menyatakan kemuliaan dan kasih Tuhan kepada dunia ini, sebagaimana firman Tuhan menyatakan : “siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”.
Segala pemberian, berkat, dan kasih karunia Allah menuntut tanggungjawab kehidupan kita. Tanggungjawab untuk menyatakan kebenaran Allah. Tanggungjawab untuk menyatakan teladan kebenaran Allah, Tanggungjawab untuk menyatakan kemuliaan Allah. Tanggungjawab untuk menolong jeritan suara orang-orang yang memerlukan pertolongan. Tanggungjawab untuk menunjukkan kasih Allah kepada orang yang membutuhkan. Tanggungjawab untuk menjadi berkat, dan memberkati orang lain. Kesemuanya menjadi tanggungjawab kita di hadapan Allah.
Oleh karenanya firman Tuhan hari ini menegaskan “JANGAN DIAM”. Firman Tuhan menegaskan LAKUKAN SESUATU ketika kebenaran harus dinyatakan, ketika pertolongan harus dilakukan, dan ketika nama Tuhan harus dinyatakan, sekalipun itu beresiko dan mungkin membuat kita tidak nyaman.
Semuanya dalam hidup kita adalah pemberian Allah dan milik Allah. Tuhan berkenan apabila hidup kita dan semua pemberian Allah dipergunakan untuk menyatakan kemuliaan dan kebenaranNYA, bukan untuk membuat kita nyaman dan terdiam.

Pengajaran KETIGA.
Andalkan Tuhan.

Meninggalkan zona nyaman dan hidup dalam resiko bersama Tuhan, bukanlah kesia-siaan. Ketika kita berani meninggalkan zona nyaman dan hidup dalam resiko bersama Tuhan, maka sesungguhnya kita sedang mengandalkan DIA untuk menguasai dan memberikan pertolongan dalam hidup kita. Firman Tuhan menyatakan: “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangkupun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati" (ay. 16).

Ketika harus menghadapi Raja, maka Ester tidak mau mengambil tindakan sendirian. Dia tidak mengatur strategi bersama-sama dengan Mordekhai atau orang-orang Yahudi lainnya. Tetapi satu tindakan yang diambil, adalah mengajak semua orang Yahudi, semua dayang-dayang, dan semua orang terdekatnya untuk berdoa, dan berpuasa selama tiga hari. Ester mengetahui secara benar, bahwa pada saat dalam keadaan kritis, darurat, dan sungguh berat dengan resiko kematian, maka tidak ada pribadi lain yang sanggup dijadikan penolong dan andalan, kecuali Tuhan sendiri.
Tindakan mengandalkan Tuhan inilah yang membuat Ester berani menanggung resiko bahkan menyatakan “siap mati”, menyadari bahwa tindakannya adalah benar, dan meyakini bahwa pertolongan Tuhan pasti datang.
Resiko kehidupan dan keberanian meninggalkan zona nyaman untuk memenuhi panggilan Tuhan, bukanlah tindakan sembarangan dan tanpa perhitungan. Justru tindakan tersebut merupakan ungkapan iman untuk mengandalkan Tuhan. Jangan takut dan khawatirkan hidup, karena ketika kita berani mengambil sikap benar di hadapan Tuhan, maka kemahakuasaan dan keluarbiasan Tuhan akan ditunjukkanNYA untuk menolong hidup kita tepat pada waktunya. Andalkan Tuhan ketika hidup kita berada dalam resiko dan zona tidak nyaman.
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita terus mempertahankan hidup dalam zona nyaman dan tanpa resiko, sekalipun harus berlawanan dengan keyakinan iman kita?
Berani melakukan kebenaran di saat kita menyaksikan ketidakbenaran yang terjadi tidaklah mudah. Tak jarang kita dihadapkan dengan risiko buruk yang justru menimpa diri kita. Namun hidup orang-orang beriman dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi terang dalam kegelapan, bertindak benar di tengah ketidakadilan, sekalipun ada harga bayar yang harus ditanggung. Kiranya Tuhan dengan kasih karunia-Nya memampukan kita menjadi “Ester-Ester” yang berani bertindak benar di tengah zaman yang bengkok ini.
--------
SYS/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". 
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
----------
Kata mutiara hari ini :
HIDUP ORANG BERIMAN DIPANGGIL TUHAN UNTUK MENJADI PELAKU KEBENARAN DI TENGAH KETIDAKBENARAN APA PUN RISIKONYA

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN