LANDAK
Sabtu, 2 Februari 2019
--------
Bacaan : Pengkhotbah 4:7-12
Nas : Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan. (Pengkhotbah 4:12)
--------
Ilustrasi dan renungan:
--------
Sekumpulan landak berimpit-impitan untuk melawan hawa musim dingin yang membekukan. Namun, duri mereka saling melukai. Mereka kesakitan dan saling menyalahkan, lalu bubar. Nyatanya, angin dingin sangat menyiksa dan melemahkan mereka. Pimpinan landak berseru, jika tidak ingin mati, mereka harus menahan sakit tertusuk satu sama lain. Asal hati-hati, mereka bisa meminimalkan rasa sakit. Daripada mati, lebih baik hidup dengan menahan sakit. Mereka pun beringsut mendekat. Mereka saling mengalah, saling mengerti, saling mendukung, dan tidak lagi saling menyalahkan. Akhirnya, mereka berhasil melewati musim dingin itu.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita juga menyadari bahwa kehidupan kita juga akan menjadi indah dan terkesan apabila dapat mewujudkan persekutuan yang indah di hadapan Tuhan?
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Kesia-siaan dalam hidup”.
Suatu bagian firman Tuhan tulisan Raja Salomo yang mengajarkan bahwa dunia ini merupakan lingkup kehidupan yang fana, apabila kita tidak mencari, memelihara, dan berusaha memperoleh kekekalan sejati di dalam Tuhan.
Pengajaran Firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Hidup bukan untuk diri sendiri.
Menarik apa yang dituliskan firman Tuhan mengenai kesendirian, bahwa : “ Aku melihat lagi kesia-siaan di bawah matahari: ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanyapun tidak puas dengan kekayaan; --untuk siapa aku berlelah-lelah dan menolak kesenangan? --Inipun kesia-siaan dan hal yang menyusahkan” (ay.7-8).
Firman Tuhan menegaskan bahwa hidup manusia tidak ditujukan untuk dirinya sendiri atau kesenangannya sendiri semata-mata. Sebab ketika seorang berlelah-lelah bahkan memperoleh kekayaan, kedudukan, atau kesenangan duniawi, maka dia tidak akan pernah merasakan kepuasan hidup, apabila dia tidak berguna bagi orang lain. Firman Tuhan menegaskan “ inilah kesia-siaan dan hal yang menyusahkan”.
Firman Tuhan mengajak untuk mengubah pandangan hidup kita secara lebih luas dengan mengesampingkan egoisme, pandangan egocentris, dan karakter individualis menjadi pandangan hidup kebersamaan yang diikat oleh persekutuan indah di dalam Tuhan.
Oleh karena itu, ketika kita bekerja, melayani, berdoa, dan melakukan sesuatu, maka tujuannya bukanlah untuk menyenangkan diri semata-mata, tetapi juga untuk melayani orang lain, membagi berkat kepada orang lain, dan menyaksikan kebaikan Tuhan kepada orang lain.
Pengajaran KEDUA.
Tuhan mengajarkan hidup dalam kebersamaan.
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya! Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, tetapi bagaimana seorang saja dapat menjadi panas?” (ay. 9-11).
Firman Tuhan di atas mengajarkan dalam hidup kita bahwa sejak awal penciptaan, Allah tidak menciptakan kita untuk hidup seorang diri tanpa persekutuan (Kej. 2:18). Pengkhotbah menyatakan, berdua lebih baik dari pada seorang diri. Kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya. Bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan (ay. 9, 10, 12). Jemaat pertama pun selalu berkumpul dan bertekun dalam persekutuan (Kis. 2:42).
Persahabatan memang banyak untungnya, karena Allah tidak menciptakan kita untuk hidup tanpa persekutuan (Kejadian 2:18). Kita semua membutuhkan kasih, pertolongan, dan dukungan dari sahabat, keluarga, dan sesama orang percaya (Kisah Para Rasul 2:42). Namun ini pun belum cukup tanpa persekutuan sehari-hari Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus (1 Korintus 1:9, Filipi 2:1).
Persekutuan dengan sesama dan orang beriman, maupun persekutuan yang intim dengan Tuhan bukan lagi merupakan slogan bari orang percaya, tetapi menjadi suatu kebutuhan secara jasmaniah maupun rohaniah yang menggairahkan kehidupan kita. Persekutuan memberikan warna dan keindahan yang membuat kita berarti bagi diri sendiri, sesama dan Tuhan.
Oleh karenanya, janganlah sia-siakan kesempatan untuk berteman, bersekutu, dan beribadah di hadapan Tuhan, karena hal tersebut merupakan anugerah dan berkat Tuhan menikmati kasih dan sayangNYA di dalam hidup kita.
Pengajaran KETIGA.
Kebersamaan memberikan kekuatan.
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan” (ay. 12).
Firman Tuhan di atas mengungkapkan adanya kekuatan secara bertingkat pada diri manusia. Apabila hanya seseorang, maka dia hanya dapat diandalkan untuk menang. Apabila ada dua orang, maka kekuatannya bertambah untuk bertahan. Tetapi apabila ada tiga orang, maka kekuatannya bertambah tidak sekedar niat untuk menang, atau kekuatan untuk bertahan, tetapi kekuatan yang teguh untuk tidak mudah diputuskan.
Hal ini menggambarkan kekuatan suatu kebersamaan. Kebersamaan yang dilandasi oleh persekutuan yang benar di dalam Tuhan tidak hanya menjadikan diri kita mempunyai karakter kemenangan, tetapi juga dapat bertahan, bahkan mempunyai keteguhan untuk tidak mudah diputuskan. Keteguhan untuk tidak mudah diputuskan menjadi landasan penting bagi kita untuk menjaga iman, prinsip hidup dan keyakinan kita. Dan keteguhan itu dapat terjadi di dalam hidup kita apabila kita mempunyai kebersamaan dalam persekutuan dengan Tuhan, dan kebersamaan dalam persekutuan dengan sesama kita.
Jangan andalkan diri kita untuk bertahan, atau jangan anggap kita mempunyai kekuatan untuk tidak mudah diputuskan, ketika kita hanya hidup sendirian dan tidak pernah membuka diri bagi kebersamaan dengan Tuhan dan sesama.
--------
Renungan Pribadi :
--------
Bagaimanakah kehidupan persekutuan kita dengan Tuhan dan sesama, apakah kita miliki dan kita jadikan dasar kehidupan kita?
Kita perlu memelihara persekutuan dan kesatuan dengan senantiasa menghadiri pertemuan ibadah (Ibr. 10:25). Kalau kita meninggalkan persekutuan, kita kehilangan kekuatan dan akan mudah dikalahkan. Dalam kebersamaan memang sering terjadi gesekan yang bisa menyakitkan. Berusahalah menjaga sikap agar kita tidak menyakiti sesama rekan. Bila terjadi gesekan yang menyakiti, kita belajar mengalah dan mengerti demi mencapai tujuan yang lebih utama dan lebih besar.
--------
IN/www.renunganharian.net
--------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
------------
Kata mutiara hari ini :
PERSEKUTUAN MENDATANGKAN KEKUATAN DAN KEMENANGAN UNTUK MELEWATI SITUASI SULIT.
Comments
Post a Comment