KUNCI BERKAT

Selasa, 22 Januari 2019
-------
Bacaan Firman Tuhan : Kejadian 13:1-18
Nats Alkitab :  Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah. (Kejadian 13:11)
-------
Ilustrasi dan renungan :
-------
Bang Tejo membeli gerobak dorong dan berjualan bakso. “Dengan pekerjaan ini, bagaimana kau bisa kaya?” sindir saudaranya. Siapa sangka, bakso Bang Tejo laris. Setelah menabung, ia berhasil membuka depot. Depotnya laris pula sehingga tiga tahun kemudian ia mampu membeli rumah sederhana.

Kita tidak mengerti misterinya hidup ini. Tetapi kita mempunyai harapan yang sama terhadap berkat. Setiap orang mengharapkan memperoleh berkat untuk kehidupannya. Tetapi apakah kita telah memperoleh kunci untuk memperolehnya?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Abram dan Lot berpisah”.
Firman Tuhan yang meriwayatkan Abram dan Lot, Paman dan keponakan yang memutuskan secara berbeda mengenai masa depan dan berkatnya sebagai jawaban atas perselisihan para gembalanya untuk memperoleh padang rumput yang cukup bagi ternaknya.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Hidup ini adalah perebutan ladang berkat.

Kisah Abram dan Lot merupakan kisah menarik mengenai iman Abram memperoleh berkatnya di dalam Tuhan. Firman Tuhan menyatakan: “Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama. Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Feris diam di negeri itu” (ay. 6-7).
Firman Tuhan hari ini mengajarkan bahwa dunia ini seperti lahan yang tidak cukup luas untuk kehidupan kita, sehingga sangat wajar apabila banyak orang yang akhirnya berebut “lahan kehidupan” untuk memperoleh rejeki dan berkat. Perebutan “lahan kehidupan” tersebut akan memunculkan banyak pertikaian, pertengkaran, dan bahkan tak jarang menghalalkan sesuatu yang tidak dikehendaki Tuhan (haram) sebagai strategi untuk memperoleh berkat di dunia ini.
Ketika mengetahui kondisi dunia seperti itu, apakah kemudian kita akan ikut hiruk pikuknya dunia dan berebut “berkat” dengan tanpa mengenal haram dan halal?
Kita perlu belajar karakter Abram yang luar biasa menghadapi hiruk pikuknya dunia untuk berebut “berkat”. Sekalipun Abram juga memerlukan berkat, tetapi dalam hidupnya, Abram tetap menjunjung tinggi kebersamaan dan hubungan baik dalam kehidupan keluarga. Hal ini tercermin pada saat dia melakukan perpindahan dari Mesir ke Tanah Negeb. Sekalipun dia sudah sangat kaya, tetapi dalam perpindahan itu, dia tetap menjaga kebersamaan dengan keluarga, bahkan dia mengingat dan mengajak Lot, keponakannya berserta domba, lembu dan kemahnya (ay. 1-2).
Selain itu, karakter baik lain yang dimiliki Abram adalah dia selalu mendirikan mezbah dan memanggil nama Tuhan (ay. 4).
Rupanya dua karakter dan gaya hidup Abram inilah yang mendasari motivasi dan tindakannya sehingga berkenan di hadapan Tuhan. Hidup Abram tidak bermotivasi dan hanya fokus kepada perebutan dan berkat semata-mata. Memiliki dan dekat dengan Tuhan serta kebersamaan untuk hidup damai dengan keluarga menjadi pilihan utamanya melampaui kebutuhannya akan berkat dan harta.

Pengajaran KEDUA.
Hidup yang berkenan mendatangkan berkat.

Keegoisan, merasa superior, dan merasa yang paling berhak, seringkali menutupi nurani, hati dan akal budi kita untuk mencari berkat secara benar di hadapan Tuhan. Ketika muncul pertentangan, dan perkelahian antara para gembala Abram dan gembala Lot mengenai lahan yang dapat mereka pakai untuk menghidupi ternak-ternak mereka, sesungguhnya secara manusiawi, Abram yang berkedudukan sebagai paman, sekaligus yang mengajak Lot untuk berpindah dari tanah Mesir ke Tanah Negeb, dapat saja memaksakan atau mengusir Lot untuk mencari lahan sendiri sehingga tidak mengganggu hidupnya.
Tetapi Abram seorang yang berkenan di hadapan Tuhan. Abram tetap menjaga perdamaian di antara saudara, dan dia mengalah untuk mempersilakan Lot memilih lahan terbaik yang dapat dipakai menjadi tempat penggembalaannya (ay. 8-9).
Mungkin banyak orang akan mentertawan tindakan Abram sebagai tindakan lemah yang tidak mampu melihat peluang dan kesempatan yang ada. Sepertinya Abram tidak mau mengejar berkat.  Tetapi apabila kita merenungkan bagian firman ini, kita akan melihat kebaikan dan ketulusan hati Abram. Kita juga akan melihat kualitas iman Abram untuk mempercayai karya Allah, dan mau bersabar menanti janji dan berkat Allah.
Berbeda dengan Lot yang hanya berorientasi dengan berkat dan penambahan kekayaan, maka dia tidak lagi memperhatikan etika dengan pamannya. Dia tidak lagi memperhatikan jasa dan kebaikan pamannya. Dia pun tidak menjaga kebersamaan yang selama ini telah dilakukan Abram, pamannya. Bahkan yang lebih parah lagi, Lot tidak mampu memandang secara jernih kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Mata Lot hanya dipenuhi “kemakmuran”, berkat, dan penambahan kekayaan. Dia melupakan “kekudusan”, dan lingkungan hidup yang berkenan di hadapan Tuhan. Dia menggunakan mata jasmaniahnya untuk memilih tanah Sodom, yang dilihatnya banyak air seperti taman Tuhan, tetapi sesungguhnya mereka sangat jahat dan berdosa yang pada akhirnya dimusnahkan Tuhan karena dosanya (ay. 11-13).
Berkat memang penting, tetapi itu bukanlah yang utama dalam hidup kita. Mengutamakan perdamaian, kebersamaan, dan memberikan kesempatan orang lain untuk memperoleh berkat, serta  mau bersabar menyerahkan waktu dan skenario Tuhan untuk memberi berkat, bukanlah tindakan lamban, malas, dan membuang kesempatan. Justru hal tersebut merupakan sikap iman bagi setiap orang yang ingin berkenan di hadapan Tuhan.
Sikap iman yang benar akan mendorong kita untuk selalu berusaha keras dan melakukan yang terbaik di hadapan Tuhan, tetapi tidak meninggalkan perintah Tuhan, kedekatan hubungan kita dengan Tuhan, serta hubungan baik dengan orang lain di sekitar kita. Orang-orang percaya bukanlah hidup untuk mengumpulkan berkat, tetapi agar hidupnya menjadi berkat, dan dapat memberkati orang lain.
Jangan takut dan merasa terlambat ketika kita berserah kepada rancangan dan waktu Tuhan, karena rancangannya tidak pernah gagal bagi kita yang menyerahkan hidup kepadaNYA.

Pengajaran KETIGA.
Percaya kepada misteri rancangan Allah.

Iman adalah mempercayai rancangan dan karya Tuhan yang menjadi misteri dalam hidup kita. Sama seperti Abram yang tidak mengerti apa yang akan Tuhan perbuat setelah Lot memilih bagian yang menurut duniawi paling menghasilkan berkat, maka demikian pula hidup kita di hadapan Allah.
Apakah kemudian kita akan kalah, gagal, dan hanya menerima sisa berkat karena yang terbaik tersebut telah dipilih dan dimiliki oleh orang lain?
Tidak. Justru ketika berada dalam kesungguhan hati yang penuh kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepada kita kemampuan untuk melihat hidup kita dengan pandangan dan kacamata Allah yang tidak terbatas hanya kepada harta, berkat, kedudukan, kekuasaan, atau jabatan semata-mata. Firman Tuhan untuk Abram menyatakan : "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu" (ay. 14-17).
Luar biasa berkat Tuhan. Ketika Abram mau memilih hidup berkenan kepada Tuhan, maka DIA memilihkan masa depan, peluang, dan berkat yang berkelimpahan dalam hidupnya. Berkat yang tidak sekedar penambahan harta dan peluang, tetapi berkat yang melampuai luasnya pandangan manusia. Yaitu berkat yang berkelimpahan mengalir tidak habis-habisnya, berkat kekal turun temurun yang memberkati keturunan dan sesama generasi ke generasi, dan berkat tidak terhitung banyaknya, sedemikian panjang dan lebarnya.
Dan atas semua berkat Tuhan, Abram tetap tidak lupa untuk mendirikan mezbah dan terus memanggil nama Tuhan (ay. 18).
Jangan pernah mengeluh, kecewa, merasa gagal, dan bahkan merasa tidak diperhatikan Tuhan ketika menanti uluran tangan berkat Tuhan. Keteguhan, kegigihan, ketaatan, penghambaan dan penyerahan hidup kita kepada Tuhan merupakan kunci penting untuk mewujudkan berkat-berkatNYA dalam hidup kita.
-------
Renungan Pribadi :
-------
Kunci berkat bukan terletak pada jenis profesi, posisi dalam pekerjaan, atau situasi menjanjikan di depan, melainkan pada Allah! Prinsip tersebut diketahui benar oleh Abram, yang kemudian bernama Abraham. Ketika terjadi perkelahian antara gembalanya dan gembala Lot, keponakannya, ia berkata kepada Lot, “Baiklah pisahkan dirimu dari padaku.” Menariknya, Abram kemudian mempersilahkan keponakannya itu untuk terlebih dahulu memilih daerah tujuannya (ay. 9)! Seperti manusia pada umumnya, Lot pun memilih daerah menjanjikan, yakni Lembah Yordan, tempat terdapat banyak air, ibarat taman Tuhan (ay. 10-11). Di mata manusia, Lot memperoleh bagian terbaik, sedang Abram beroleh sisa-sisanya. Apakah Abram bertindak bodoh? Tentu tidak! Melalui tindakannya, Abram justru mengakui bahwa kunci berkat sepenuhnya berada di tangan Allah! Di mana pun ia berada, asalkan Allah menyertainya, kehidupannya pasti diberkati.

Bersama Tuhan, lahan gurun dapat diubahkan-Nya menjadi padang rumput hijau. Kuasa-Nya bahkan mampu memunculkan aliran air dari tanah gersang. Jika Allah beserta kita, apa pun profesi atau pekerjaan kita, asalkan kita setia dan mau mengusahakan sebaik-baiknya, kehidupan kita pasti diberkati!
-------
LIN/www.renunganharian.net
-------
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". 
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
------------
Kata mutiara hari ini :
BERKAT TERSEDIA BAGI SETIAP ORANG YANG TINGGAL DEKAT DENGAN YESUS, SANG SUMBER BERKAT

Comments

Popular posts from this blog

ADA MASA DEPAN

KITA SUNGGUH BERHARGA