KASIH MENGALAHKAN KEDEGILAN
Selasa, 04 Desember 2018
-------------
Bacaan Firman Tuhan : Hosea 11:1-11
Nats Alkitab : Aku tidak akan melaksanakan murka- Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan. (Hosea 11:9)
-------------
Ilustrasi dan renungan :
-------------
Dalam sejarah perjalanan bangsa Israel tidak terhitung betapa besar kasih Allah atas mereka. Sejak mereka masih berada di Mesir, keluar dari Mesir, selama dalam perjalanan, sampai ke tanah Kanaan, kemudian semakin besar jumlahnya dan semakin tersebar. Walau berulang kali mereka berbuat dosa menjauh dari Allah, namun Allah menarik mereka kembali, dengan hukuman dan pengampunan. Walau mereka berulang kali meninggalkan Allah dan berhenti meninggikan nama-Nya, namun kasih Allah pada bangsa Israel selalu mengalahkan kedegilan mereka.
Allah itu panjang sabar dan berlimpah kasih setianya, Ia senantiasa memberi kesempatan kepada kita untuk kembali bertobat. Walau banyak dosa dan kesalahan kita yang mendukakan hati-Nya, kasih Allah tidak akan pernah habis untuk hidup kita. Namun Ia tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Ia tetap akan tegas jika hal itu sudah menyangkut dosa dan menjauhkan kita dari kehendak-Nya.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah dalam segala aspek kehidupan, kita terus menerus merasakan kasih dan pengampuan Tuhan yang selalu menyertai kehidupan kita?
Hari ini kita belajar satu bagian Firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Kasih Tuhan mengalahkan kedegilan orang Israel”.
Suatu bagian firman Tuhan yang memberitahukan mengenai betapa besarnya kasih Tuhan terhadap bangsa Israel, bangsa pilihan yang tingkah laku dan perbuatannya tidak sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Allah tetap dalam kesetiaan, dan kasih sekalipun tidak dianggap.
Tanggapan seseorang, biasanya sangat dikaitkan dengan tindakan orang lain yang dilakukan terhadapnya. Apabila yang diterima baik, biasanya dia pun akan membalas dengan kebaikan, dan sebaliknya. Namun sangatlah berbeda dengan karakter dan kesetiaan Allah. Firman Tuhan mengatakan secara jelas bahwa kasih dan kesetiaan Allah ternyata tidak tergantung dari tingkah laku, karakter dan tanggapan manusia terhadap Tuhan.
Firman Tuhan menegaskan bahwa Bangsa Israel adalah bangsa yang dikasihi, dipanggil sebagai anak, dan sungguh diinginkan selalu dekat Allah (ay. 1). Tetapi justru keinginan dan perbuatan baik Allah tersebut menjadi bumerang di hadapan Allah. Umat Israel justru berkhianat dengan membakar korban bakaran kepada dewa-dewa lain, mereka berjalan dalam dosa dan tidak mau insyaf. Ketidaksetiaan dan pengkhianatan bangsa Israel di hadapan Allah menjadi beban luar biasa ketidakhormatan mereka di hadapan Allah (ay. 2-4).
Keluhan Tuhan bagi Israel, mungkin juga menjadi keluhan Tuhan bagi hidup kita, apabila kita tidak setia di hadapanNYA. Firman Tuhan hari ini menegaskan di dalam hidup kita bahwa kasih dan kesetiaan Tuhan tidak tergantung pada kehidupan, kesetiaan, dan karakter hidup kita di hadapan Allah. Tetapi yang menjadi perenungan kita adalah, apakah kita kemudian tidak menaruh hormat, kasih setia dan penghargaan kepada Allah yang sedemikian baik dan luar biasanya dalam hidup kita? Apakah kemudian kita menjadi orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dengan hanya mengejar hidup dalam hawa nafsu, keinginan pribadi, dan karakter-karakter yang mendukakan hati Allah?
Marilah berbalik kepada panggilan Allah sebagaimana adanya kita, dengan semangat baru, kasih baru, panggilan baru, dan karakter baru untuk mengutamakan, dan hidup benar di hadapanNYA.
Jadilah pribadi benar, dan bukan orang-orang yang degil karena ketegaran hati kita.
Pengajaran KEDUA.
Hukuman bagi pribadi yang menentang Tuhan.
Sungguh keras ucapan firman Tuhan terhadap orang yang menentang Tuhan. Apabila kita menginginkan kehidupan lama kita seperti bangsa Israel balik ke Mesir, maka kita akan diancam dengan pedang kekejian, rapuhnya palang pintu kehidupan dan benteng kita, dan kita akan dijajah kembali oleh iblis, musuh kita (ay. 5-6).
Kehidupan yang menentang Tuhan adalah kehidupan yang “bersikukuh, berkeras hati dalam kehidupan yang tidak sejalan dengan firman dan perintah Tuhan” (=betah membelakangi Tuhan=).
Kehidupan yang menentang Tuhan juga berarti ketika kita tidak mau lagi memanggil nama Tuhan, tidak mengutamakan nama Tuhan, tetapi justru memandang kepada berhala-berhala di sekitar kita yang menggiurkan hidup kita seperti kekayaan, harta, kekuasaan, kepuasan hidup, dan hal-hal lain yang tidak sesuai kehendak Tuhan.
Menentang Tuhan juga berarti ketika kita tidak dapat memuliakan Tuhan, tidak dapat menjadi saksiNYA, tetapi justru membuatNYA malu dan mencemarkan namaNYA (ay. 7).
Hati-hati dengan karakter penentangan Tuhan yang mungkin tidak kita sadari sedang kita lakukan dalam hidup kita. Lambat laun, karakter menentang Tuhan akan menggerus iman, kesetiaan, ketertundukan dan pengutamaan hidup kita kepada Tuhan. Dan hati-hati apabila kita menentang Tuhan, maka hukuman yang Tuhan telah nyatakan pastilah secara lambat laun juga membelenggu hidup kita.
Apabila kita merasa bahwa kita selalu berada dalam pedang penderitaan dan kekejian hidup, berada dalam rapuhnya benteng iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan, atau kita sangat tertekan berada dalam kekelahan terus-menerus terhadap dosa, ingatlah bahwa mungkin saat ini kehidupan kita sedang menentang DIA.
Sadar dan berbaliklah, dan jangan biarkan hukuman Allah mengintip dan tengah menjatuhkan kita.
Pengajaran KETIGA.
Tuhan pribadi yang tidak mendendam.
Luar biasa karakter Tuhan yang dinyatakanNYA untuk merespon kedegilan dan kekerasan hati Israel. Tuhan tetap memiliki belas kasihan. Tuhan tetap Allah Pengasih yang tidak serta merta meluapkan murkaNYA. Dan Tuhan tetaplah Allah yang sangat tidak ingin memusnahkan hidup manusia. Sebab kasih dan kesetiaan Allah tidak sama dengan manusia yang bersifat sementara, terbatas, dan terjadi karena umpan balik mitranya (ay. 8-9).
Marilah pergunakan kebaikan dan kesetiaan Tuhan yang tiada terbatas itu untuk kembali menemui DIA. Biarlah kita beroleh kesempatan untuk kembali menjadi anak-anak yang datang kepada BapaNYA dengan takut dan gemetar (ay. 10). Dan biarlah anugerah, berkat dan kasih setiaNYA diwujudkanNYA sebagai bentuk sayangNYA DIA terhadap kita, umat yang dikasihiNYA.
Biarlah Tuhan kembali berdiam, dan berada dalam rumah kehidupan kita, agar karya dan kasihNYA dapat terwujud dalam hidup kita. Jangan biarkan kesempatan ini berlalu sia-sia. Allah pribadi yang tidak mendendam itu, siap bersama kita, ketika kita mau merendahkan hati untuk bertobat dan tunduk dalam perintahNYA.
Lakukan yang terbaik untuk DIA.
-------------
Renungan Pribadi :
-------------
Bagaimanakah dengan hidup kita saat ini? Apakah kita memang sebagai anak-anak Tuhan yang tahu diri dan menghargai kasih setiaNYA, atau sebagai anak Tuhan yang menentang DIA, karena membelakangi segala perintah dan kehendakNYA?
Pancaran kasih Allah yang telah mengalahkan kedegilan kita harusnya membuka hati dan pikiran kita untuk hidup lebih bersyukur dan mengasihi-Nya. Allah yang kita sembah adalah Allah yang kasih dan pengampunan-Nya tidak berkesudahan. Ia akan selalu menarik hati kita kembali pada-Nya untuk segera menerima pemulihan. Tidak hanya sampai di situ, Allah juga ingin agar kita semakin taat dan juga mampu membagikan kasih dan pengampunan yang telah kita peroleh dengan tulus kepada sesama.
-------------
JSH/www.renunganharian.net
-------------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
------------
Kata mutiara hari ini :
BUKALAH HATI PADA ALLAH AGAR KITA MENJADI SEPERTI YANG IA INGINKAN DAN KITA DIMAMPUKAN MENGASIHI DENGAN SETULUS HATI
Comments
Post a Comment