TERBIASA HIDUP TERTIB
Rabu, 21 November 2018
----------
Bacaan Firman Tuhan : 1 Tesalonika 5:12-22
Nats Alkitab : Kami juga menasihati kamu, Saudara-saudara, tegurlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang. (1 Tesalonika 5:14)
----------
Ilustrasi dan renungan :
----------
Dalam sebuah acara retret gereja, terlihat suasana tidak nyaman di sekitar lokasi. Setiap kali habis makan atau coffee break, peralatan makan terlihat berserakan, mulai di bawah tangga, di dalam aula, hingga di dalam kamar para peserta! Sungguh ironis karena sebenarnya panitia sudah menyediakan tempat untuk meletakkan peralatan makan. Apalagi, tema besar acara itu berbicara soal menjadi terhormat dan memuliakan Allah. Bagaimana bisa terhormat dan memuliakan Allah, jika meletakkan peralatan makan saja masih sembarangan?
Menjelang akhir surat yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, salah satu nasihat para rasul berisi dorongan untuk menegur orang-orang yang hidup dengan tidak tertib. Memang, para rasul tidak merinci dalam hal apa ketidaktertiban itu terlihat, tetapi jika nasihat itu disampaikan, berarti ketidaktertiban telah menjadi bagian dari kehidupan umat Tuhan. Tanpa mengesampingkan nasihat lainnya—menghibur yang tawar hati, membela yang lemah, dan bersabar kepada semua orang—nasihat untuk hidup tertib masih relevan bagi gereja Tuhan yang hidup pada masa kini.
Hari ini kita belajar bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Nasihat-nasihat”.
Suatu bagian firman Tuhan tulisan Rasul Paulus yang mengajarkan kepada kita tentang hidup damai, dan hidup tertib di dunia ini sebagai bentuk kepatuhan kita kepada Kristus.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Menghargai orang yang bersungguh-sungguh di dalam Kristus.
Nasihat pertama yang dituliskan Rasul Paulus kepada orang-orang percaya adalah agar kita dapat menghargai setiap orang yang sungguh-sungguh menjunjung kepemimpinan yang benar, seorang yang bekerja dengan sungguh-sungguh, dan seorang yang menjadi panutan bagi kita di dalam hidup kita (ay. 12-13).
Seseorang yang hidup secara sungguh-sungguh dan benar di hadapan Tuhan, ditempatkan di sekitar kita, agar kita melihat praktik nyata orang yang bersungguh-sungguh secara rohani. Selain itu, kehadiran mereka juga akan menjadi benteng dan pembawa pengaruh positif bagi kita, sehingga kita terus berjalan sesuai dengan kehendak dan rancangan Kristus.
Kata “menghormati” berarti kita menempatkan mereka sebagai bagian yang khusus, karena karakter baik, kualitas rohani, dan teladan hidup mereka yang sepadan dengan Kristus. Sedangkan kata “menjunjung”, menunjukkan bahwa kita sudah seharusnya menjadikan setiap perbuatan baik dan teladan mereka sebagai cermin keberadaan Kristus di dunia ini. Sudah seharusnya-lah ketika kita menerima tegoran atau pengajaran mereka sebagai bentuk disiplin Tuhan agar kita tetap berada di dalam jalanNYA. Hargailah dan junjunglah setiap orang yang menjadi pemimpin karena kehidupan mereka yang sungguh baik di hadapan Tuhan.
Dengan menghormati dan menjunjung tinggi orang yang menjadi panutan dan yang bersungguh-sungguh hidup di dalam Kristus menjadikan kita tertib secara rohani untuk mengikuti teladan kebaikan.
Pengajaran KEDUA.
Hiduplah damai dengan semua orang.
Dunia ini selalu menonjolkan setiap perbedaan antara satu orang dengan orang yang lain. Dan ketika perbedaan itu dibesar-besarkan, maka yang muncul adalah adanya kelas-kelas dalam kehidupan yang akan mengkotak-kotakan manusia dalam status-status hidup jasmaniah dunia ini. Firman menegaskan bahwa kita harus hidup damai dengan setiap orang (ay. 13). Hidup damai dengan setiap orang menjadi dasar orang percaya untuk hidup bergaul dengan orang lain di dunia ini.
Hidup damai dengan orang lain harus diimplementasikan dengan hidup tertib, berempati dan tidak tawar hati, mempunyai hati untuk membela yang lemah, sabar terhadap semua orang, dan senantiasa melakukan yang baik dengan tidak memandang dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan (ay. 14-15).
Hidup damai dengan semua orang menjadikan kita sebagai pembawa damai. Pembawa damai tidak hanya mendatangkan Kristus di dunia ini, tetapi juga menjadikan kita sebagai “peraga” Kristus yang nyata di dunia ini yang tidak mengenal Kristus.
Dengan menjadi pembawa damai, maka kita menunjukkan kepada dunia ini bahwa sungguh kita layak disebut sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang membawa damai, karena mereka akan disebut sebagai anak-anak Allah (Matius 5:9).
Hidup damai dengan semua orang menjadikan kita sebagai pribadi-pribadi yang tertib mengatur hubungan hidup seorang dengan yang lain.
Pengajaran KETIGA.
Hiduplah secara rohani.
Kehidupan tertib juga perlu diwujudkan secara pribadi dalam karakter, watak dan pola kebiasaan di dalam hidup kita. Firman Tuhan katakan bahwa kita harus bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa, mengucap syukurlah dalam segala hal, janganlah padamkan Roh, janganlah anggap rendah nubuat-nubuat, ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik, serta jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan (ay. 16-22).
Kehidupan rohani yang menjadi bagian pola hidup kita, akan menjadikan hidup kita senantiasa menuruti firman Tuhan dan teladan Kristus di dalam hidup kita. Ketaatan untuk hidup dalam firman Tuhan dan teladan Kristus, menjadi dasar kita dapat hidup tertib secara rohani maupun jasmani di dalam hidup kita.
----------
Renungan Pribadi :
----------
Bagaimanakah dengan hidup kita?
Apakah kita juga mempunyai ketertiban hidup di dalam Kristus?
Dunia mungkin tidak lagi memandang ketertiban sebagai bagian penting dalam hidup di dunia ini. Tetapi Firman Tuhan menegaskan bahwa ketertiban merupakan implementasi hidup disiplin dan ketaatan kepada Kristus dan firman Tuhan.
Perilaku tidak tertib atau cenderung seenaknya biasanya akan merugikan dan merepotkan orang lain, di mana pun perilaku itu ditunjukkan! Oleh karena itu, mari biasakan hidup tertib dalam segala bidang kehidupan, supaya kehadiran kita dapat menjadi berkat, juga menginspirasi orang lain agar menjadi lebih tertib pula.
Ketaatan untuk hidup dalam firman Tuhan dan teladan Kristus, menjadi dasar kita dapat hidup tertib secara rohani maupun jasmani di dalam hidup kita.
----------
GHJ/www.renunganharian.net
----------
KETERTIBAN TAK PERNAH BERAKIBAT NEGATIF BAGI KEHIDUPAN DI SEKITARNYA
Comments
Post a Comment