MENEMPUH JALAN BERBEDA

Jum'at, 16 November 2018
----------
Bacaan Firman Tuhan : 2 Tawarikh 34:1-7
Nats Alkitab : Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala.... (2 Tawarikh 34:3)
----------
Ilustrasi dan renungan :
----------
Kisah Yosia adalah sebuah misteri. Kakeknya—Raja Manasye—“menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dipunahkan TUHAN…” (2Taw. 33:9). Ayahnya—Raja Amon—tidak lebih baik. Ia melakukan “apa yang jahat di mata TUHAN seperti yang dilakukan Manasye, ayahnya” (2Taw. 33:22). Lahir dan besar dalam tradisi yang penuh kejahatan dan tidak takut akan Tuhan, Raja Yosia muda menempuh jalan berbeda. Saat usianya baru 8 tahun, ia menjadi raja, tentunya dengan bimbingan para penasihat. Menjelang remaja, hatinya sudah terpaut kepada Allah. Ia mencari Allah Daud, yang memberi kejayaan bagi Israel. Pada umur dua puluh enam tahun ia mulai membangun kembali bait Allah lalu menemukan gulungan Kitab Suci yang menuntunnya kepada reformasi kerohanian di Yehuda.

Kita tidak tahu bagaimana Yosia bisa keluar dari lingkaran dosa dan kejahatan di sekelilingnya. Alkitab tidak memberi keterangan tentang apa atau siapa yang memengaruhinya. Namun, barangkali, ketika ia menyaksikan kebobrokan iman dan moral penduduk Yehuda, ia menggali lebih banyak informasi tentang masa kejayaan kerajaan itu di bawah kepemimpinan Daud. Ia pun mencari Allah Daud, dan dengan setia menaati-Nya.

Bagaimanakah dengan hidup kita? Ketika dunia ini semakin menjauhi Allah dan lari kepada dosa, apakah kita justru berkehidupan terbalik dengan dunia dan semakin dekat dengan Allah?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Raja Yosia -- Pembaharuan yang dilakukan Yosia”.
Pengajaran firman yang merujuk kepada satu tokoh pembaharu dalam sejarah bangsa Israel yaitu Yosia, seorang raja muda usia yang meruntuhkan kebiasaan dan kebobrokan bangsa Israel dan mengembalikannya kepada bangsa yang memuliakan nama Tuhan.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Kedewasaan rohani tidak ditentukan oleh usia.

Menarik apa yang dituliskan oleh Alkitab mengenai umur Yosia pada waktu dia menjadi raja, dan berapa lama dia memerintah Bangsa Israel. Yosia memerintah pada pada usia delapan tahun dan menjadi raja selama tiga puluh satu tahun, atau dengan kata lain, dia masih muda ketika mengakhiri pemerintahannya, yaitu pada usia tiga puluh sembilan tahun (ay. 1).
Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa sesungguhnya kualitas hidup manusia tidak ditentukan oleh usia, berapa lama hidup, atau apapun jabatannya. Tetapi sesungguhnya kualitas hidup manusia sangat ditentukan oleh bagaimana kualitas hidupnya di hadapan Allah. Sekalipun Yosia memerintah dalam usia yang boleh dikatakan jauh dari pada “dewasa” dan masa hidupnya singkat, tetapi Alkitab mencatat bahwa dia adalah seorang yang sungguh berkualitas di hadapan Allah.
Alkitab mencatat bahwa “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri” (ay. 2).
Kualitas hidup untuk melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan, dan tidak menyimpang dari rancangan, hukum dan kehendak Allah inilah yang menjadikan hidupnya berbeda, mempunyai keistimewaan, dan berkualitas di hadapan Tuhan. Bahkan Alkitab mencatat bahwa : “ketika ia masih muda belia, ia mencari Allah” (ay. 3a).
Janganlah pernah menunda diri untuk dekat, mencari, dan melayani Allah karena Tuhan tidak pernah memandang usia. Dan yang terpenting dalam kehidupan adalah ketika kualitas hidup kita sungguh berkenan di hadapan Allah dengan melakukan apa yang benar di hadapanNYA, dan kehidupan kita sungguh berada di dalam jalan Tuhan.

Pengajaran KEDUA
Kedewasaan rohani ditandai dengan keberanian merobohkan berhala.

Seringkali kita mengukur kedewasaan rohani dengan perkara-perkara jasmaniah yang nampak dalam hidup kita, seperti kemampuan memahami alkitab, seringnya ibadah, kemampuan berdoa, kemampuan memuji Tuhan, atau perkara-perkara lain yang terlihat mata.
Tetapi pernahkah kita memahami secara lebih dalam bahwa kedewasaan rohani ditandai oleh sikap menghargai dan mengutamakan Allah sebagai satu-satunya pribadi yang kita sembah dalam hidup kita?
Kedewasaan rohani ditandai oleh keberanian kita untuk menghancurkan semua ilah, semua kesenangan, semua pengganggu, semua “berhala” yang merintangi hubungan kita dengan Tuhan. Mungkin kita masih mengutamakan hobby kita. Mungkin kita masih mengutamakan kesenangan kita. Mungkin kita masih mengutamakan ambisi kita. Mungkin pula kita masih mengutamakan keegoisan kita. Bukankah itu semuanya menjadi “ilah” yang merintangi kita untuk mengutamakan Tuhan?
Kedewasaan rohani justru terjadi ketika kita mempunyai keberanian untuk merobohkan, menghancurkan, dan menggantikan semua “ilah” hidup kita dengan Allah yang benar, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang seharusnya menjadi satu pribadi, satu tujuan, dan satu kemuliaan yang harus kita utamakan dalam hidup kita (ay. 3b-4).
Kedewasaan rohani akan menjadikan hubungan kita semakin dekat dengan Allah, dan kita memberi diri untuk melayani dan memuliakanNYA.

Pengajaran KETIGA.
Mentahirkan diri dari pengaruh duniawi.

Yosia selain merobohkan “ilah lain”, dia juga mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dengan membakar tulang-tulang para imam dibakarnya, merobohkan segala mezbah dan tiang berhala, meremukkan segala patung pahatan serta menghancurluluhkannya, dan menghancurkan semua pedupaan di seluruh tanah Israel. Sesudah itu ia kembali ke Yerusalem (ay. 5-7).
Kata “mentahirkan”, menjadi suatu titik perhatian kita ketika berbicara tentang kekudusan di hadapan Allah. Kata “tahir” berarti memulihkan, mengembalikan dari seorang yang sakit menjadi sembuh, karena kuasa Allah.
Seorang yang hidup dalam dosa, sesungguhnya berada dalam sakit kronis, yaitu sakit rohani. Sakit rohani tidak hanya menjauhkan dirinya dari Allah tetapi juga menjerumuskan dalam kematian kekal dosa. Untuk itulah maka jalan satu-satunya mengembalikan dan memulihkan hidup adalah meminta Tuhan untuk “menahirkan diri di hadapan Allah”.
Hanya Tuhan juru selamat, pengampun dosa, dan penolong yang mampu menjadikan hidup kita tahir, benar, dipulihkan, dan dikembalikan dalam kodrat manusia kudus ciptaan Allah.
Oleh karenanya, apabila saat ini kita mengalami hidup dalam dosa, dan mulai menjauhi Allah, mintalah agar Tuhan menjadikan kita “tahir” secara rohani, agar kita menjadi dekat dengan Allah, dan hidup dalam rancangan dan kehendakNYA.
----------
Renungan Pribadi :
----------
Apakah kita berasal dari keluarga kacau, jahat dan penuh gelimang dosa? Kisah Yosia membuktikan bahwa kita tidak harus mewarisinya. Kita dapat menjadi orang-orang yang berkenan bagi Tuhan, asalkan kita dengan setia mencari Dia dan taat kepada-Nya.
Janganlah pernah menunda diri untuk dekat, mencari, dan melayani Allah karena Tuhan tidak pernah memandang usia. Dan yang terpenting dalam kehidupan adalah ketika kualitas hidup kita sungguh berkenan di hadapan Allah dengan melakukan apa yang benar di hadapanNYA, dan kehidupan kita sungguh berada di dalam jalan Tuhan.
Oleh karenanya, apabila saat ini kita mengalami hidup dalam dosa, dan mulai menjauhi Allah, mintalah agar Tuhan menjadikan kita “tahir” secara rohani, agar kita menjadi dekat dengan Allah, dan hidup dalam rancangan dan kehendakNYA.
----------
HT/www.renunganharian.net
----------
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". 
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
------------
Kata mutiara hari ini :
BANYAK ORANG MENEMPUH JALAN KEJAHATAN NAMUN TIDAK BERARTI KITA HARUS MENGIKUTINYA

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN