PENERAPAN PRAKTIS
Rabu, 26 September 2018
---------------
Bacaan Firman Tuhan : Yakobus 2:14-26
Nats Alkitab : Kamu lihat bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatannya dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. (Yakobus 2:22)
---------------
Ilustrasi dan renungan :
---------------
Dalam sebuah pertemuan pendalaman Alkitab, pemimpin kelompok berinisiatif untuk memberikan contoh penerapan praktis Yakobus 2:14-16. Ia bertanya, siapa di antara anggota kelompoknya yang pada saat itu mengalami kekurangan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dua orang mengangkat tangan. Ia lalu meminta anggota yang lain untuk memberikan persembahan kasih kepada kedua orang itu. Besarnya terserah, sesuai dengan kemampuan dan dorongan hati masing-masing.
Saya teringat betul kejadian itu karena salah seorang yang mengangkat tangan tadi tidak lain adalah saya sendiri. Saat kemudian saya menjadi pemimpin kelompok, beberapa kali saya mempraktikkan hal serupa. Dan hasilnya selalu mengesankan. Bukankah praktik senantiasa jauh lebih membekas dalam ingatan daripada sekadar teori?
Bagaimanakah dengan iman dalam hidup kita, apakah sebatas teori keagamaan yang mungkin tidak pernah kita laksanakan, ataukah memang menjadi praktik dalam kehidupan kita sehari-hari?
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati”.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Iman tanpa perbuatan pada hakekatnya adalah mati.
Iman dan perbuatan merupakan dua keping mata yang tidak dapat dipisahkan. Iman adalah bagian kehdiupan yang dapat menyelamatkan, karena dengan imanlah seseorang dapat mempercayai Allah secara benar, dan menggantungkan hidupnya berdasarkan iman (ay. 14). Iman juga menjadi bagian implementasi kasih dan firman Tuhan, karena dengan imanlah seseorang dapat termotivasi benar untuk melakukan kasih dan mewujudkan imannya dalam perbuatannya kepada orang lain di dunia ini (ay. 15). Dan dengan iman pula, seseorang akan dapat dinilai secara benar oleh orang lain, apakah dia seseorang yang memang patuh dan mempunyai kualitas rohani dalam hidupnya, melalui setiap perbuatan yang dilakukannya kepada sesama manusia dan kepada Tuhan (ay. 16).
Oleh karenanya, iman menjadi bagian penting dalam kehidupan rohani setiap orang. Kehidupan rohani tidak hanya menjadi “teori tentang Ketuhanan” atau doktrin pokok untuk mengenal Tuhan, tetapi kehidupan rohani merupakan pengejawantahan kehadiran Tuhan dalam hidupnya yang diimplementasikan kepada sesama dan Tuhan melalui kehidupan rohani yang baik. Iman menjadi dasar, iman menjadi pengharapan, sekaligus iman menjadi motivasi untuk hidup benar sebagai hamba Allah.
Apabila iman tidak diimplementasikan dalam hidup dan hanya menjadi “barang sakral” yang disimpan, maka iman tidak akan berfungsi dan justru menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk percaya kepada Allah yang benar.
Pengajaran KEDUA.
Perbuatan adalah perwujudan iman
Seringkali kita berpikir bahwa iman adalah hal hakiki yang ada dalam hidup kita, dan itu tidak perlu kita tunjukkan kepada orang lain. Hal tersebut mungkin bukan merupakan suatu pendapat yang salah. Tetapi apabila kita memperhatikan secara benar bagaimana iman itu harus diberlakukan, maka firman Tuhan mengajarkan bahwa iman bukanlah prinsip atau keyakinan yang tersembunyi. Iman bukan sekedar keyakinan akan Tuhan, sebab setan-setan pun yakin adanya Tuhan dan mereka pun mempercayainya (ay. 19). Dan apabila kita kemudian beriman, tetapi hanya sekedar yakin adanya Tuhan tetapi tidak pernah melakukan firman dan perintahNYA dalam hidup kita, apakah bedanya kita dengan setan-setan itu?
Iman yang terimplementasikan merupakan perbedaan orang percaya dengan orang yang tidak percaya. Ketika kita hanya mengagungkan agama, mengagungkan iman, mengagungkan syariat agama, tetapi tidak pernah mampu menunjukkan kebenaran perbuatan, kasih dan karakter Allah dalam hidup kita, serta menjadi saluran berkat bagi orang dengan kehidupan kita, maka sesungguhnya kita merupakan “pembohong” yang tidak pernah dapat mewujudkan implementasi iman yang sesungguhnya.
Seperti Yakobus, sesungguhnya kita harus mengatakan : “aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku” (ay. 18).
Tunjukkan iman kita sebagai orang percaya karena perbuatan kita, bukan sekedar dari doktrin dan pengajaran agama yang mungkin justru menimbulkan gesekan bagi orang lain.
Pengajaran KETIGA.
Iman membenarkan perbuatan kita.
Tidak ada setiap orang yang benar di dunia ini. Kebenaran yang ada pada setiap manusia hanya dapat terjadi apabila Tuhan membenarkan kehidupannya. Pembenaran Allah kepada manusia hanya dapat terjadi apabila manusia mau melakukan perbuatannya sesuai dengan apa yang difirmankan, diperintahkan dan dikehendaki Tuhan dalam hidupnya. Oleh perbuatan-perbuatan kita yang taat dan tunduk kepada perintah Allah-lah, maka iman kita menjadi sempurna (ay. 21).
Ketertundukan kepada Allah membawa kita menjadi hamba yang mau menuruti kehendak Allah untuk menjadikan kita sebagai umat Allah. Dan dengan ketertundukan dan pengakuan kita sebagai orang berdosa, maka Tuhan akan mengampuni dan menyelamatkan kita, seperti halnya Rahab, pelacur yang bertobat dan mengikuti kehendak Allah sehingga Allah menyelamatkannya (ay. 24).
Iman juga mendekatkan hubungan kita dengan Allah seperti halnya sahabat (ay. 23). Karena seorang sahabat akan memahami yang lain, dan dia mau mengorbankan dirinya untuk sahabat-sahabatnya (Yohanes 15:13).
Jadilah kita sebagai orang yang hidup secara rohani melalui perbuatan-perbuatan baik dan ketaatan kita kepada Tuhan sebagai perwujudkan iman kita kepada Kristus Yesus (ay. 26).
---------------
Renungan Pribadi :
---------------
Bagaimanakah dengan impelementasi iman dalam hidup kita?
Firman Tuhan tidak dimaksudkan hanya sebagai pengetahuan, tetapi sebagai kebenaran yang mengubahkan hidup. Kebenaran itu akan menjadi nyata ketika kita menerapkannya. Kita sering didorong untuk membaca firman Tuhan, mempelajari, dan merenungkannya. Hal-hal itu sangat baik, tetapi tidak boleh menjadi suatu tujuan akhir. Sebagai tindak lanjutnya, kita perlu meminta hikmat dari Tuhan untuk menerapkan kebenaran itu secara praktis dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan demikian, firman itu “menjadi daging” dalam diri kita, membentuk kita semakin serupa dengan karakter Kristus. Penerapan praktis yang selaras dengan kebenaran firman Tuhan inilah yang akan menyempurnakan iman kita.
---------------
ARS/www.renunganharian.net
---------------
Selamat beraktifitas, dan berkarya.
Tetap semangat di dalam Tuhan.
Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini adalah :
FIRMAN TUHAN ADALAH KEBENARAN YANG DIMAKSUDKAN UNTUK MENGUBAHKAN POLA PIKIR, SIKAP HATI, DAN GAYA HIDUP KITA
Comments
Post a Comment