ALASAN DI BALIK PEMBERIAN
Rabu, 12 September 2018
-----------
Bacaan Firman Tuhan : Matius 6:1-4
Nats Alkitab : “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Matius 6:3)
-----------
Ilustrasi dan renungan :
-----------
Eddo sakit dan dirawat di rumah sakit. Bu Guru lalu mengumumkan agar besok semuanya membawa sumbangan. Lonny, teman Eddo, galau memikirkan berapa uang yang harus ia bawa. Lonny berasal dari keluarga mampu. Sayangnya, ia hanya mau menyumbang banyak jika diadakan pencatatan. Dengan demikian, akan kelihatan siapa menyumbang berapa. Masalahnya, Bu Guru tadi tidak menyebutkan apakah sumbangan mereka bakal dicatat atau langsung dimasukkan ke dalam kotak.
Beberapa orang sering bertindak seperti Lonny. Apabila sumbangan dipungut melalui kantong persembahan, mereka memberikan ala kadarnya. “Asal tanganku ikut memasukkan uang, itu sudah bagus,” pikir mereka. Akan tetapi, ketika dilakukan pencatatan, tiba-tiba mereka jadi sigap memberi lebih banyak. Entah karena gengsi entah karena ingin dipuji. Padahal, Yesus mengingatkan: “Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” (ay. 3). Ucapan Yesus ini tentu tidak dapat diartikan secara harfiah. Melalui perkataan-Nya, Yesus menasihatkan agar kita tidak mencari perkenanan manusia ketika memberikan sedekah, persembahan, atau sumbangan.
Bagaimanakah denngan hidup kita? Apakah kita juga mempunyai kerelaan dan kerendahan hati untuk tidak menonjolkan diri ketika melekukan pemberian kepada orang lain di dunia ini?
Hari ini kita belajar satu bagian perikop tentang “Hal memberi sedekah”. Suatu pengajaran Tuhan Yesus yang mengajarkan kepada kita tentang motivasi yang benar ketika memberi kepada Tuhan.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut :
Pengajaran PERTAMA.
Jangan dilihat orang.
Firman Tuhan pada ayat 1 menyatakan bahwa : “"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga”.
Firman Tuhan di atas memberitahukan kepada kita tentang motivasi utama ketika kita melakukan sesuatu, melayani dan mempersembahkan hidup di hadapan Tuhan.
Kata “dilihat orang” menjadi suatu hal yang menarik ketika kita berbicara tentang ibadah dan pelayanan. Secara duniawi, “dilihat orang” menjadi suatu spirit tersendiri ketika seseorang melakukan sesuatu. Mungkin dia akan dihargai, mungkin dia akan dipuji, mungkin dia akan ditinggikan.
Tetapi hal itu tidak berlaku ketika kita memberi, beribadah, melayani, dan mempersembahkan hidup di hadapan Tuhan.
Kata “dilihat orang” (theaomai) berarti dilihat orang seperti orang penting/artis. Dengan demikian apabila motivasi kita ketika memberi, bersedekah, beribadah, dan melayani hanya untuk “dilihat orang” maka sesungguhnya kita telah melakukan dua kesalahan besar. Pertama kita tidak melakukan segala sesuatu dengan tulus di hadapan Tuhan, tetapi supaya dilihat orang. Kedua, kita tidak menempatkan Tuhan sebagai bagian fokus hidup untuk diberikan tempat paling mulia, tetapi justru kita memuliakan diri kita sendiri.
Oleh karena itu, ketika kita melakukan segala sesuatu hanya “untuk dilihat orang”, maka upah kita hanyalah “dilihat orang”, tetapi kita tidak akan memperoleh upah dari Bapa di sorga.
Dan secara rohani sangat percuma kita hanya memperoleh penghargaan dan penghormatan dunia semata-semata, tetapi kita tidak berkenan di hadapanNYA.
Carilah berkat dan jadilah pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan, karena itulah fokus dan tujuan ibadah, pelayanan, dan sedekah yang utama bagi setiap orang percaya.
Pengajaran KEDUA.
Jangan diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
Firman Tuhan pada ayat 3 menyatakan bahwa : “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu”.
Firman ini sungguh menarik, karena sepertinya firman Tuhan sangatlah merahasiakan, sangat menutup diri terhadap suatu ibadah, persembahan, sedekah, dan pelayanan. Tangan kiri dan tangan kanan, yang merupakan satu bagian dalam satu tubuh tidak boleh saling tahu tentang apa-apa yang kita lakukan kepada Tuhan.
Kata “jangan diketahui” (ginosko) mengandung pengertian bahwa sama seperti suami dan istri yang telah menjadi satu keluarga tetapi mungkin belum tentu mempunyai pemahaman, pengetahuan, perasaan, pengenalan yang sama, maka ketika kita ibadah, persembahan, sedekah, dan pelayanan, orang lain pun mungkin juga tidak mempunyai pemahaman dan pengertian yang sama dengan kita sehingga mungkin perbuatan baik kita akan memberikan dampak negatif bukan memuliakan Tuhan. Oleh karena itu, maka ibadah, persembahan, sedekah, dan pelayanan haruslah dilakukan secara pribadi, dan tidak perlu diketahui orang.
Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita juga telah menempatkan ibadah, persembahan, sedekah, dan pelayanan kita sebagai bagian “privasi” kehidupan kita sehingga dapat dilakukan dengan intim dan sangat dekat kepada Tuhan?
Sebab pada dasarnya segala bagian kehidupan kita bukan untuk orang lain, tetapi sesungguhnya hanya untuk Tuhan bagi kehidupan kita.
Jadikanlah ibadah, persembahan, sedekah, dan pelayanan kita sebagai bagian pribadi yang selalu mempererat hubungan dan kedekatan kita kepada Tuhan, dan bukan dengan motivasi lain yang salah.
Pengajaran KETIGA.
Pembalasan dari Bapa di sorga.
Firman Tuhan pada ayat 4 menyatakan bahwa : “Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Firman Tuhan di atas menjelaskan kepada kita bahwa sesungguhnya ibadah, persembahan, sedekah, dan pelayanan kita merupakan perbuatan yang “tersembunyi”, rahasia, disimpan dalam hati (kruphaios).
Kita tidak perlu takut tidak dilihat Tuhan. Kita tidak perlu takut Tuhan “lupa” mencatatnya. Dan kita tidak perlu takut Tuhan tidak memberikan “balasannya” kepada kita.
Ingatlah bahwa Tuhan adalah pribadi yang Mahatahu, Mahakuasa, dan Maha mengetahui, sehingga sesungguhnya semua perbuatan baik yang tidak diketahui oleh siapapun, pastilah akan diketahui dan menjadi perhatian Bapa kita yang di sorga.
Tuhan akan membalas setiap perbuatan baik yang kita lakukan.
Kata “membalas” (apodidwmi) berarti memberikan keuntungan, membayar pada saatnya, memulihkan apa yang telah kita keluarkan, membalas budi atas perbuatan baik kita.
Dengan demikian janganlah pernah takut Tuhan melupakan segala kebaikan kita, karena Tuhan bukanlah pribadi yang mau berhutang dengan kita. Dalam keadaan apapun, maka DIA akan mengganti dan memulihkan apa yang telah kita keluarkan untuk Tuhan. Selain itu Tuhan juga akan melebihkan kita dengan keuntungan-keuntungan yang mungkin tidak diterima oleh orang lain, ketika kita memberikan kebaikan dengan ketulusan hati dan hanya tertuju untuk kemuliaan nama Tuhan.
Jangan pernah takut dengan kebaikan hati, karena sungguh Tuhan akan melihat dan membalasnya.
-----------
Renungan Pribadi :
-----------
Bagaimanakah dengan ketulusan hati kita ketika beribadah, melayani, dan bersedekah? Apakah kita menjadikannya sebagai suatu hal yang sangat pribadi dengan Tuhan? Ataukah kita menjadikannya sebagai simbol promosi diri untuk kepentingan diri kita sendiri?
Kita perlu mengoreksi hati secara pribadi. Apabila di dalam hati kita masih terdapat berbagai motivasi yang keliru ketika memberi, kita perlu segera menyingkirkannya! Percayalah, kita tidak akan pernah kehilangan upah untuk setiap pemberian yang tulus. Mengapa? Karena tidak ada suatu kebaikan yang luput dari pengetahuan Allah.
-----------
LIN/www.renunganharian.net
-----------
Selamat beraktifitas, dan berkarya.
Tetap semangat di dalam Tuhan.
Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini adalah :
BUKAN BANYAKNYA PERSEMBAHAN YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN, MELAINKAN KETULUSAN KETIKA MEMBERIKAN PERSEMBAHAN ITU
Comments
Post a Comment