BEBAN ADA BATASNYA
Kamis, 05 Juli 2018
-----------
Bacaan Firman Tuhan : Yesaya 10:20-27a
Nats Alkitab : “Pada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap.”
(Yesaya 10:27a)
-----------
Ilustrasi dan renungan :
-----------
Suatu kali dalam ibadah, pengkhotbah mengundang setiap orang yang memiliki beban berat agar maju ke depan. Tak disangka, hampir semua orang maju, termasuk orang yang secara jasmani tak kekurangan apa pun.
Ada beban yang kita pikul akibat kesalahan sendiri, seperti sakit karena pola makan yang buruk, terbelit utang karena konsumtif, atau anak bermasalah karena kurang perhatian kita. Itulah yang terjadi pada orang Israel. Akibat kesalahan mereka sendiri, Yesaya menubuatkan bahwa mereka akan dibuang ke Babel. Namun, keterangan “pada waktu itu” dalam ayat ini menandakan bahwa Tuhan telah menetapkan masa berlaku beban itu. Artinya, beban itu hanya dialami pada rentang waktu tertentu dan satu saat pasti berakhir. Benarlah, akhirnya orang Israel bisa kembali ke negeri mereka.
Bagaimanakah dengan hidup kita?
Apakah kita menyadari bahwa segala sesuatu di dalam hidup kita ada batas waktunya yang ditentukan oleh Tuhan?
Tuhanlah yang empunya waktu untuk memberikan batasan dalam hidup kita agar kita tidak hanya menikmati kesedihan, kesenangan atau beban berat semata-mata, tetapi kita juga dapat menikmati waktu-waktu indah yang Tuhan sediakan dalam hidup kita.
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Sisa Israel diselamatkan”.
Suatu bagian firman Tuhan yang mengajarkan kepada kita bahwa akan datang waktunya sesuatu akan berubah yang mengubah keadaan dan kondisi hidup kita. Hal itu terjadi bukan karena kita, tetapi karena Tuhan yang bekerja di dalam hidup kita, ketika kita setia dan berbakti kepadaNYA.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
PENGAJARAN PERTAMA.
Bersandar kepada Tuhan.
Firman Tuhan pada ayat 20-23 mengajarkan rahasia ilahi yang secara rohani perlu kita pahami dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan.
Firman Tuhan mengatakan secara tegas bagaimana seharusnya kehidupan iman kita di dalam Tuhan, ketika kita menghadapi berbagai permasalahan, beban berat maupun penderitaan di dunia ini.
Banyak orang akhirnya dianggap tidak berkenan dan tidak layak di hadapan Tuhan, karena yang menjadi fokus di dalam hidupnya bukan Tuhan, tetapi permasalahan yang hidupnya (ay. 20a). Ketika kita hanya memandang kepada permasalahan yang ada di dalam hidup kita, maka kita tidak dapat lagi memandang kesetiaan Allah yang dapat terjadi di dalam hidup kita. Tetapi justru kita memandang bahwa Allah adalah pribadi yang tidak setia, karena tega memberikan perkara-perkara buruk di dalam hidup kita. Dan ketika itu kita lakukan, maka sulit bagi kita untuk bersandar kepada Tuhan yang mempunyai kuasa dan kesetiaan untuk menolong dan membebaskan kita dari permasalahan, beban berat maupun penderitaan dunia ini (ay. 20b).
Seseorang yang hanya fokus kepada permasalahan dan tidak lagi kepada Tuhan akan berakibat kepada kebinasaan, dan hukuman Tuhan. Karena Tuhan tidak mengharapkan umatNYA banyak secara kuantitas semata-mata, tetapi terlebih menghendaki umat yang mempunyai kualitas rohani seperti yang dikehendaki Tuhan (ay. 22-23).
Sungguh menyedihkan apabila pada akhirnya kita menjumpai banyak orang-orang percaya yang tidak masuk dan berkenan di hadapan Tuhan, karena tidak menyandarkan hidupnya di dalam Tuhan ketika menghadapi permasalahan, beban berat maupun penderitaan dunia ini. Dan akhirnya hanya “sisa akan kembali, sisa Yakub akan bertobat di hadapan Allah yang perkasa.” (ay. 22).
Oleh karena itu, marilah kita terus saling membantu dan mendoorng seperti firman Tuhan dalam Galatia 6:1-2, yang demikian bunyinya : “Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan. Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus”.
PENGAJARAN KEDUA.
Tuhan punya waktu untuk menolong.
Tuhan mengatur batasan waktu kita mengalami sesuatu, baik atau buruk. Dan tidak selamanya Tuhan selalu marah, murka, menghukum atau mengijinkan permasalahan, beban berat maupun penderitaan dunia ini (ay. 25,27).
Namun seringkali ketidaksabaran menjadi penyebab utama mengapa kita tidak mengalami penggenapan janji Tuhan. Kita selalu tergesa-gesa dan tidak sabar dalam menantikan waktu Tuhan sehingga semuanya menjadi berantakan! Kita selalu ingin mendapatkan hasil secara instan atau serba cepat. Tapi harus kita ingat bahwa waktu kita bukanlah waktu Tuhan! Tuhan bekerja sesuai dengan waktuNya sendiri, dan “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka” (Pengkotbah 3:11 a).
Banyak peristiwa yang tertulis dalam alkitab memberitahukan kita mengenai ketidak sabaran maupun waktu Tuhan yang tidak pernah terlambat menolong kita. Saul ditolak menjadi raja Israel karena ketidaksabarannya menantikan waktu Tuhan (1 Samuel 13:5-14). Sekalipun Lazarus jatuh sakit dan telah empat hari meninggal, tetapi Tuhan tetap tidak terlambat menolong dengan membangkitkannya (Yohanes 11:6-15). Saat menghadapi orang Filistin, Tuhan meminta Daud untuk sabar menantikan waktuNya, tidak asal serang, dan Daud pun berbuat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya, maka mereka memukul kalah tentara orang Filistin, mulai dari Gibeon sampai Gezer (1 Tawarikh 14:15-16).
Selalu ada rencanaNya yang indah di balik masalah yang kita alami. Ketaatan, ketertundukan dan kesabaran kita menanti jawaban Tuhan, menjadi jalan bagi kita untuk menikmati janji-janji Tuhan, kemenangan-kemenangan luar biasa yang Tuhan janjikan. Oleh karenanya, kita perlu belajar untuk bisa memahami cara kerja dan waktu Tuhan. Kita perlu menyelami pekerjaan Allah dari awal sampai akhir (Pengkotbah 3:11b).
-----------
Ilustrasi dan renungan :
-----------
Sering kita berkata, "Mengapa Tuhan tidak segera menolongku? Mengapa Tuhan sepertinya diam dan tidak bertindak?" Kita kecewa dan tidak lagi tekun menantikan Dia.
Kita pasti hancur jika beban kita tak ada batas waktunya. Namun, Tuhan punya tujuan. Dia menginginkan hasil sehingga Dia tidak terus-menerus mendisiplinkan kita. Dia tahu waktu yang diperlukan untuk membentuk kita sehingga Dia akan mengangkat beban itu jika tujuan-Nya tercapai. Jangan takut, gelombang masalah memiliki batas waktu yang ditetapkan oleh-Nya. Jangan pula putus asa memikirkan kesalahan kita. Rencana-Nya yang baik tak dapat digagalkan oleh kegagalan kita. Seperti orang Israel yang bertobat dan bisa kembali ke negeri perjanjian, demikianlah Tuhan selalu menemukan cara agar kita kembali menjadi alat-Nya yang berguna sebab kuasa-Nya tidak ada batasnya.
Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
(Yakobus 1:12)
Dan selalu ada pelangi kasih Tuhan yang disediakan di dalam hidup kita, setelah kita mengalami hujan!
-----------
ES/www.renunganharian.net
-----------
Selamat beraktifitas, dan berkarya. Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan. Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-----------
Kata mutiara hari ini:
BEBAN KEHIDUPAN ADA BATASNYA, TETAPI KUASA TUHAN TIDAK ADA BATASNYA
Comments
Post a Comment