SIMON MAGUS
Kamis, 28 Jun 2018
----------
Bacaan Firman : Kisah Para Rasul 8:9-25
Nats Alkitab : “Tidak ada bagian atau hakmu dalam hal ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.” (Kisah Para Rasul 8:21)
----------
Ilustrasi dan renungan :
----------
Yustinus Martir, sejarawan abad II, menulis tentang Simon Magus, penyihir dari Samaria yang disapa sebagai "Dewa Tertinggi". Pada awal abad II bapa gereja Irenius menyebut Simon Magus sebagai bidan aliran sesat Gnostisisme. Menurut Hipolitus, pemimpin gereja abad III, dalam salah satu risalah Gnostisisme, Simon Magus mengizinkan orang menguburnya hidup-hidup sebab ia berjanji akan bangkit pada hari ketiga seperti Kristus.
Ketika Filipus memberitakan injil di Samaria, tukang sihir bernama Simon menyatakan diri percaya dan minta dibaptiskan (ay. 13). Namun, belakangan ketika berjumpa dengan Petrus dan Yohanes, kedapatan bahwa imannya dangkal saja. Hatinya tetap dipenuhi kehausan untuk dipuja dan dianggap orang penting (ay. 19). Ia tidak memahami arti karunia Allah (ay. 20). Kedangkalan iman berbahaya. Mudah tergelincir ke dalam ketersesatan. Banyak penafsir Alkitab yakin, Simon penyihir ini kelak dikenal sebagai Simon Magus.
Bagaimanakah dengan iman kita di hadapan Tuhan?
Apakah kita juga mempunyai iman tangguh yang tidak hanya di dasarkan kepada perkara-perkara duniawi semata-mata?
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Filipus di Samaria”. Suatu bagian firman Tuhan tentang kisah pelayanan Filipus, yang antara lain mengisahkan tentang pertobatan semu seorang tukang sihir bernama Simon. Simon bertobat kepada Tuhan bukan dilandasi keinginan hidup benar dan mengabdikan diri kepada Tuhan, tetapi semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
PENGAJARAN PERTAMA.
Semua orang percaya menerima kuasa Kristus.
Ketika kita percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka sesungguhnya kita harus melayani DIA dengan sepenuh hati. Ketika kita melayani Tuhan dan melakukan pemberitaan Injil, maka DIA akan menyertai kita dengan kuasa dan tanda-tanda ajaib di dalam hidup kita. Demikian pula terjadi dengan Filipus dalam pelayanannya di Samaria. Ketika Filipus melayani Tuhan dan memberitakan Injil dengan sepenuh hatinya, maka kuasa Tuhan menyertainya dengan perkara-perkara ajaib, antara lain orang yang kerasukan roh jahat, orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan (ay. 7). Oleh karenanya, sangatlah besar sukacita dalam kota itu.
Firman Tuhan dalam Yohanes 1 ayat 12 menyatakan secara jelas bahwa : “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.
Firman Tuhan tersebut menggmbarkan suatu hubungan rohani luar biasa bagi orang percaya, karena kepercayaan dan iman kita kepada Kristus tidak hanya menggambarkan suatu ikatan manusia kepada Allah, tetapi justru sebaliknya bahwa iman dan kepercayaan kita kepada Allah berdampak kepada pencurahan kuasa Allah di dalam hidup kita sebagai anak-anak Allah.
Bahkan dalam Markus 16:15-20 dinyatakan bahwa ketika kita mau dengan sepenuh hati melayani Tuhan dan mengabarkan Injil, maka Tuhan akan turut bekerja dan meneguhkan firmanNYA dengan tanda-tanda yang menyertai orang-orang percaya, yaitu mereka akan mengusir setan-setan demi nama Tuhan, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka, dan mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Apakah kita juga menyadari bahwa ketika kita percaya kepada Tuhan, dengan sepenuh hati melayani dan memberitakan Injil maka kuasa Tuhan juga akan menyertai hidup kita dengan tanda-tanda yang ajaib?
Berimanlah dengan sepenuh hati, layanilah DIA, dan beritakan InjilNYA.
PENGAJARAN KEDUA.
Iman karena percaya.
Bacaan firman Tuhan di atas menyatakan kepada kita adanya dua macam tipe orang percaya di hadapan Allah, yaitu orang-orang menerima, bertobat dan mengabdikan hidupnya di hadapan Allah secara sungguh-sungguh (ay. 14-17) dan orang yang percaya seperti Simon, yang hanya berdasarkan iman berdasarkan kekaguman kepada Kristus tetapi dia tidak menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus dan masih hidup dengan hati yang bengkok di hadapan Allah (ay. 17-19).
Dampak tipe keimanan di dalam Tuhan sangat jelas. Ketika kita sungguh-sungguh beriman dan percaya kepada Tuhan, maka kita mau tunduk kepada firman Tuhan, dan hidup kita diubahkan Tuhan sesuai dengan rancangan dan kehendakNYA. Dan ketika kita menyerahkan hidup kepada Tuhan, maka kuasa Roh Kudus akan menyertai pula di dalam hidup kita.
Tetapi ketika kita tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, maka kita hanya menerima “label” sebagai orang percaya, tetapi karya dan kuasa Kristus tidak ada di dalam hidup kita.
Iman kepada Kristus tanpa kepercayaan, tanpa perubahan hidup, tanpa kuasa Kristus, pada dasarnya adalah kehidupan yang mandul, yang tidak berguna, dan tidak menjadi kehendakNYA.
Oleh karenanya kita perlu mengevaluasi hidup kita, apakah kehidupan kita sudah sungguh-sungguh kita serahkan kepada Kristus, sehingga kuasa dan penyertaanNYA sungguh ada di dalam hidup kita? Ataukah selama ini kita hanya ber-“label” sebagai orang percaya, tetapi perubahan hidup, sukacita, damai sejahtera, dan kuasaNYA tidak kita rasakan kehadirannya.
PENGAJARAN KETIGA.
Kehidupan perlu disertai dengan pertobatan.
Seringkali kita melupakan arti penebusan Kristus di dalam hidup kita. Ketika kita telah percaya kepada Kristus, rasanya kita hidup kita sudah terbebas dari dosa, dan kita tidak perlu lagi melakukan pertobatan di hadapanNYA.
Sekalipun dosa kita telah ditebus oleh Kristus melalui pencurahan darahNYA di atas kayu salib, tetapi dalam perjalanan hidup kita di dunia ini, dosa masih sering menjadi bagian yang mengganjal hidup kita.
Kesalahan, ketidak taatan, pemberontakan, kesalahan perilaku dan ucapan, kejatuhan dalam pencobaan seringkali masih mewarnai kehidupan kita. Mungkin juga selama ini iman kita kepada Kristus belum sungguh-sungguh seperti Simon, bekas penyihir Samaria itu (ay. 23). Oleh karenanya kita perlu terus melakukan evaluasi dan koreksi secara pribadi di dalam kehidupan kita, dan bertobat secara pribadi.
Pertobatan adalah “pembinasaan” terhadap kelakuan, karakter, dan pola hidup dalam kepahitan hati, dan keterikatan dengan dosa yang tidak berkenan kepada Allah, dan menggantinya dengan ketertundukan hidup kepada Kristus didalam ketaatan firman dan doa sehingga ada pengampunan, perubahan, dan pengabdian kepada Kristus di dalam hidup kita (ay. 20-24).
Pertobatan juga dinyatakan dalam kitab 1 Yohanes 1:9 yang menyatakan bahwa : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan”.
Iman tanpa pertobatan adalah penipuan karakter di hadapan Allah. Tetapi pertobatan tanpa iman adalah kesia-siaan rohani di hadapan Tuhan.
----------
Renungan Pribadi:
----------
Bagaimanakah iman dan pertobatan kita di hadapan Kristus sekarang ini?
Apakah kita telah beriman dan mengabdikan hidup kita bersungguh-sungguh di hadapanNYA, atau pura-pura seperti Simon yang hanya untuk kepentingan dan keungungannya pribadi?
Sekarang ini segalanya mudah ditiru dan dipalsukan.
Jika tidak waspada, kita mudah tertipu.
Banyak produk, dokumen, uang, tawaran, iklan, pesan media sosial, dan sebagainya yang ternyata palsu.
Termasuk iman kepercayaan.
Kita akan mudah terkecoh jika hanya beriman secara dangkal.
Sebaliknya, tidak semudah itu untuk menipu orang yang tahu betul alias akrab dengan yang asli.
Pengikut Kristus, yang akrab dengan Alkitab dan imannya berakar dalam fondasi ajaran Kristen yang sehat, pasti lebih peka mengenali tanda-tanda kepalsuan.
Bagaimana dengan kita?
Jadilah pribadi yang sungguh-sungguh kepada Tuhan melalui karakter, ketertundukan, pelayanan dan pertobatan kita di hadapan Tuhan.
----------
PAD/www.renunganharian.net
----------
Selamat beraktifitas, dan berkarya. Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan. Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini :
SEMAKIN KITA MENGENAL KRISTUS DAN FIRMAN-NYA, SEMAKIN DEKAT KITA DENGAN IMAN YANG SEJATI
Comments
Post a Comment