DARI YANG KECIL

Rabu, 20 Jun 2018
----------------------
Bacaan Firman    :   Lukas 16:10-18
Nats Alkitab         :   “Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar.” (Lukas 16:10a)
----------------------
Ilustrasi dan renungan:
----------------------
Seorang pendeta mengadakan doa pagi setiap hari Sabtu di gereja. Seorang bapak menantangnya untuk mengadakan doa pagi setiap hari, bukan hanya pada hari Sabtu. Ia berjanji pasti hadir jika doa pagi diadakan setiap hari. Namun, bagaimana mungkin ia bisa hadir dalam doa pagi setiap hari sedangkan dalam doa pagi yang diadakan setiap Sabtu saja ia tidak pernah hadir?

Kesetiaan dalam perkara kecil menentukan kesetiaan dalam perkara besar. Yusuf setia mengerjakan pekerjaannya sebagai budak sampai Potifar memberinya kuasa atas seluruh rumahnya (Kej. 39:1-6). Di penjara pun Yusuf setia melakukan perkara kecil sehingga kepala penjara mempercayakan semua tahanan kepadanya (Kej. 39:20-23). Akhirnya, Yusuf dilantik sebagai penguasa atas seluruh tanah Mesir (Kej. 41:41). Daud, si bungsu yang tidak diperhitungkan oleh Isai, ayahnya, juga setia. Saat nabi Samuel mengundang ke upacara pengurbanan (1Sam. 16:5), ayahnya menyuruh Daud menggembalakan kambing domba yang hanya dua tiga ekor (1Sam. 16:11, 17:28). Akhirnya, Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya (1Sam. 16:12-13).

Bagaimanakah dengna hidup kita? Apakah kita juga menjadi pribadi-pribadi yang setia terhadap Allah mulai dari hal-hal yang kecil?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Setia dalam perkara yang kecil Nasihat”. Suatu nasihat Tuhan Yesus bagaimana orang-orang sudah seharusnya belajar setia kepada Tuhan mulai hal-hal yang kecil.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

PENGAJARAN PERTAMA.
Arti sebuah kesetiaan.

Kesetiaan merupakan suatu hal yang mungkin sedikit sulit diperoleh di dunia ini. Tetapi di dalam Kristus, kesetiaan menjadi modal penting untuk menjadi hambaNYA, untuk mengabdi kepada DIA, dan untuk dapat dipercaya melaksanakan tugas-tugas pelayananNYA. Seorang yang tidak memiliki kesetiaan di dalam Kristus, tidak dapat menjadi hamba-hamba terbaikNYA.

Menjadi perenungan dalam hidup kita adalah, apakah yang disebut dengan kesetiaan?
Firman Tuhan pada ayat 10-13 menjabarkan dengan jelas apakah yang disebut dengan kesetiaan.
Kesetiaan adalah perilaku untuk mau belajar melakukan kebaikan, kesetiaan, dan kebenaran dari lingkup kecil, perkara kecil, hal-hal kecil terus menerus sampai pada perkara-perkara yang besar, sekalipun berada dalam lingkungan yang tidak menguntungkan, bahkan pada lingkungan yang dipenuhi oleh mamon yang tidak jujur (ay. 10-11).

Kesetiaan adalah perilaku dapat dipercaya untuk semua hal (tidak hanya harta), untuk melakukan hal-hal yang patut dilakukan sehingga tidak mengecewakan, tidak mempermalukan, dan tidak menimbulkan dampak buruk yang akan muncul dikemudian hari. Kesetiaan sudah seharusnya menimbulkan kesaksian baik kepada setiap orang tentang pengelolaan hidup seseorang baik kepada Tuhan maupun kepada manusia (ay. 11-12).

Kesetiaan adalah sikap untuk tidak mendua hati, meragukan, mengkhawatirkan, tidak mempercayai, tetapi dengan teguh mengindahkan (mengaminkan) setiap hal yang Tuhan nyatakan di dalam hidupnya, sekalipun itu mungkin dirasakan tidak enak atau tidak adil. Dasar kesemuanya itu adalah karena kasih dan ketertundukan kepada Tuhan (ay. 13).

Itulah kesetiaan yang dituntutkan Alkitab di dalam hidup kita, orang-orang percaya, yang diberikan kuasa untuk menjadi anak-anakNYA (Yohanes 1:12). Kesetiaan tidak terjadi karena “promosi” diri kita, tetapi terjadi karena tingkah laku kita, perbuatan baik kita, pengabdian dan keteguhan hati kita kepada Tuhan.

Apakah kita termasuk orang-orang yang setia kepada Allah? Ataukah kita adalah orang-orang “munafik” yang secara duniawi dianggap setia, padahal tingkah laku dan hidup kita sering tidak mampu menyukakan hati Allah?

PENGAJARAN KEDUA.
Orientasi sebuah kesetiaan.

Mengapa dan kepada siapakah kita harus setia, seringkali menjadi suatu pertanyaan yang mendasar dalam hidup kita. Banyak orang berlaku setia hanya untuk mendapatkan nama, mendapatkan keuntungan pribadi, memperoleh penghargaan dan pujian pribadi. Apakah hal itu terjadi pula dengan hidup kita sebagai orang-orang percaya?
Kesetiaan hanyalah menjadi barang semu yang tidak berarti apabila hidup kita masih dilandasi orientasi menjadi hamba-hamba “uang”. Uang bukanlah kekayaan, uang, harta, tetapi uang haruslah diartikan lebih luas sebagai semua keinginan duniawi untuk memuaskan diri sendiri, termasuk di dalamnya penghargaan, dan kemegahan diri sendiri (ay. 14). Orientasi sebuah kesetiaan bukanlah pada manusia atau penghargaan untuk diri kita sendiri, tetapi kesetiaan haruslah diarahkan dan dipersembahkan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan, ketaatan kepada firmanNYA, serta kesaksian dan pemberitaan baik mengenai kasih Tuhan di dunia ini (ay. 15-16). Kesetiaan haruslah dimulai dari keteguhan hati untuk tunduk kepada firman Tuhan (ay. 17).

----------------------
Renungan Pribadi:
----------------------

Bagaimanakah dengan hidup kita?
Apakah kita mempunyai kesetiaan dalam hidup kita di dunia ini?
Kesetiaan kepada Tuhan dimulai dari pembelajaraan untuk taat kepada firman Tuhan dari hal-hal yang paling kecil. Kebanyakan orang ingin langsung mendapat kepercayaan melakukan tugas besar dan terhormat. Saat ini mungkin kita merasa hanya mendapat tugas kecil, sepele, dan kurang berarti. Walaupun banyak orang tidak mau melakukannya, tetaplah setia mengerjakannya secara bertanggung jawab. Tuhan memperhitungkan kesetiaan kita. Bila kita setia dalam perkara kecil, Dia akan mempercayakan perkara yang lebih besar lagi.
Tetaplah setia didalam Tuhan, dan biarlah dia boleh mempercayakan perkara-perkara besar dalam hidup kita.

----------------------
IN/www.renunganharian.net
----------------------
Selamat beraktifitas, dan berkarya. Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan. Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu. 
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini :
ORANG YANG TIDAK SETIA DALAM PERKARA KECIL, MUSTAHIL BISA SETIA DALAM PERKARA BESAR.
-------------

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN