TETAP PERCAYA

Rabu, 30 Mei 2018
---------------
Bacaan                  :   Hakim-hakim 6:11-24
Nats Alkitab         :   Firman-Nya: “Aku akan tinggal, sampai engkau kembali.”
(Hakim-hakim 6:18b)
---------------
Ilustrasi dan renungan :
---------------
Saya sering menegur kelakuan adik. Ia suka berulang-ulang mengajukan pertanyaan yang sama untuk memastikan bahwa jawaban saya benar dan tetap sama. Ketika sedang bepergian ke sebuah kota, misalnya, ia bertanya berkali-kali apakah benar kami akan menuju kota itu. Saya pun berulang-ulang memberikan jawaban yang sama. Kelakuan adik itu menggambarkan keraguannya untuk memercayai sesuatu yang sebenarnya sudah ia ketahui jawabannya.

Gideon bertanya berkali-kali dan beberapa kali meminta tanda kepada Tuhan. Ia ingin memastikan bahwa Tuhan benar-benar akan memakainya untuk menolong dan memberikan keselamatan kepada Israel. Ketika persoalan dan tekanan hidup melanda, manusia dapat terseret ke dalam keputusasaan.

Dalam kondisi yang sangat sukar, memang tidak mudah untuk percaya bahwa Tuhan pasti akan menolong dan memulihkan keadaan kita. Bacaan hari ini mengajak kita untuk percaya bahwa ketika kita datang dan berseru kepada Tuhan, sama seperti Gideon, Tuhan pasti akan mengulurkan pertolongan. Jangan pernah meragukan kasih setia Tuhan sebab Dia berjanji bahwa Dia akan selalu menyertai kita sebagaimana Dia menepati janji-Nya kepada Gideon.

Hari ini kita belajar satu tokoh Alkitab, yaitu Gideon, seorang pemimpin, hakim-hakim yang dipilih Tuhan dengan segala keterbatasannya, dan keunikannya, dimana dalam memenuhi panggilannya, dia harus meminta tanda dari Tuhan berkali-kali, tetapi Tuhan sangat setia dan sabar memberikannya.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

PENGAJARAN PERTAMA.
Perspektif kita di hadapan Tuhan.

Kebanyakan orang selalu merasa rendah, tidak mampu dan lemah ketika memperoleh tugas dan panggilan dari Tuhan. Oleh karenanya tidak sedikit orang yang akhirnya menolak panggilan Tuhan untuk melaksanakan tugas pelayanannya karena alasan-alasan tersebut.
Tetapi apakah kita juga mempunyai perspektif dan pola pikir yang sama dengan Tuhan mengenai kehidupan kita?
Firman Tuhan hari ini sungguh memberikan suatu kebanggaan di dalam kehidupan kita karena ternyata perspektif Tuhan jauh melampaui apa yang sering kita pikirkan tentang diri kita sendiri.
Gideon secara lahiriah adalah seorang yang berkekurangan pada kaumnya, dan dia juga seorang yang terkecil dari kaum keluarganya. Oleh karenanya di hadapan manusia dia tidak pernah mendapatkan tempat istimewa. Oleh karena itu dia mencari makannya dengan cara mengirik gandum dalam tempat pemerasan anggur agar tersembunyi dari orang Median yang sedang menjajah orang Israel (ay. 11).
Tetapi rupanya perspektif Tuhan sangat berbeda dengan perspektif manusia.
Tuhan mempunyai perspektif yang luar biasa terhadap kehidupan Gideon, dengan mengatakan : “Tuhan menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani” (ay. 12). Oleh karenya Tuhan menyatakan : "Pergilah dengan kekuatanmu ini dan selamatkanlah orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Bukankah Aku mengutus engkau!" (ay. 14). Luar biasa perspektif Allah bagi kehidupan Gideon.

Apabila menggunakan penyertaan Tuhan sebagai kekuatan kita untuk melangkah dan menghadapi berbagai macam kesulitan dan hambatan, maka kita pastilah akan dapat menyandingkan luar biasanya perspektif Allah di dalam kehidupan kita dengan masa depan indah yang Tuhan ingin kita wujudkan bagi kehidupan kita (ay. 12). Tetapi apabila kita hanya menjadi penggungat Allah yang senantiasa mengeluhkan segala perkara-perkara yang terjadi di dalam hidup kita tanpa mau mengubah diri bersama Allah, maka kita hanya akan menjadi pencundang yang tidak akan pernah mewujudkan mimpi-mimpi kita bersama Allah (ay. 13).

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita menyadari bahwa Allah mempunyai perspektif luar biasa bagi kehidupan kita, sehingga tidak segan-segan DIA menyatakan rencana besarNYA dapat berlaku bagi kita? Jangan pernah takut dan gentar menghadapi dunia yang rumit, penuh permasalahan dan mengkhawatirkan ini, karena penyertaan Tuhan dan kuasaNYA lebih besar dari kesulitan dunia ini. Tuhan menyertai kita untuk mendatangkan kebaikan-kebaikan bagi kita, ketika kita mau terpanggil sesuai rencanaNYA (Roma 8:28).

PENGAJARAN KEDUA.
Jangan percaya karena tanda, tetapi percayalah karena iman.

Tidak mudah bagi seseorang untuk mempercayai rencana dan rancangan Tuhan yang besar bagi kehidupannya. Kebanyakan orang selalu merasa kecil dalam rancangannya, dan merasa apa adanya dalam otak pemikirannya. Dunia selalu mengkungkung kita agar tidak berkembang, agar apa adanya, dan tidak pernah merasakan kuasa Tuhan dengan berkatNYA yang berkelimpahan.
Sama seperti pola pikir Gideon yang merasa sebagai suku yang paling kecil diantara kaum Israel, demikian pula dia adalah seorang yang paling muda diantara keluarganya. Dan dia pun merasa tidak mempunyai senjata untuk maju berperang mengalahkan orang Median yang kuat dan ahli berperang (ay. 15). Dia melupakan satu perkara penting bahwa yang menjadi andalannya adalah Allah, sang Panglima Perang terbesar bagi Bangsa Israel. Akibatnya Gideon kemudian meminta tanda dari malaikat untuk meyakinkan dirinya bahwa firman itu memang benar dari Allah, Allah itu memang ada, hadir, dan sanggup memberikan kekuatan kepadaNYA untuk melawan orang Median (ay. 17-19). Dan Tuhan memang dengan sabarnya membuktikan bahwa DIALAH Allah yang hadir dan berfirman (ay. 21) serta mempunyai kuasa memberikan kekuatan kepada Gideon untuk memukul kalah orang Median (ay. 16).

Bagaimanakah dengan kehidupan kita?
Seringkali kita pun tidak bersegera menyambut panggilan pelayanan, dan panggilan berkat janji-janji Tuhan di dalam hidup kita. Kita seringkali lebih sibuk mengurus berbagai kekurangan duniawi kita. Kita lebih sibuk mengurus berbagai macam kelemahan-kelemahan dan kelayakan kehidupan kita, tanpa pernah mau berpikir bahwa hal itu hanyalah membuang waktu dan menunda-nunda pernyataan bukti-bukti berkat Tuhan di dalam hidup kita. Sekalipun mungkin kita ketakutan ketika Tuhan menyatakan pembuktian firmanNYA melalui kekudusan dan “api kekudusanNYA” di dalam hidup kita (ay. 21-22).  Selain itu kita pun harus kembali kepada prinsip firman Tuhan bahwa orang percaya bukan hidup dengan apa yang dipikirkan dan dilihatnya secara kasat mata, tetapi harus dalam perspektif iman di dalam Tuhan bahwa : “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman” (Roma 1:17).  Dan janganlah kita menunggu pembuktian-pembuktian dari Tuhan melalui perkara-perkara duniawi yang kasat mata, karena semuanya itu mengurangi iman, kepercayaan, keyakinan, dan kebahagiaan kita di hadapan Tuhan sebagaimana firmanNYA menyatakan bahwa : “Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20:29).

Oleh karena itu, dirikanlah terus mezbah bagi Tuhan di dalam kehidupan kita, sehingga kita mempunyai kepekaan dan keyakinan untuk mengenal rencana dan janjiNYA sehingga kita tidak pernah membuang waktu hanya untuk menuruti semua keluhan, semua keberatan, dan semua keraguan kita kepadaNYA.

---------------
Renungan Pribadi:
---------------

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita mau mempunyai frekuensi iman yang sama dengan Tuhan melalui kesamaan perspektif iman untuk kehidupan dan masa depan kita?
Seringkali kita gagal karena merasa “kerdil” dan “lemah” menurut pandangan dunia ini, sedangkan di hadapan Tuhan, kita adalah orang-orang yang telah diberikan kuasa dan kepercayaan untuk memegang dan menikmati rancangan ajaibNYA.

Janji-Nya itu juga berlaku bagi kita saat ini. Jangan hanya berdiam diri, berpangku tangan, atau menjauhkan diri dari Tuhan. Sikap semacam itu bukanlah jalan keluar atas persoalan hidup yang kita alami. Tuhan ingin agar kita tetap percaya dan bersandar pada pimpinan tangan-Nya. Marilah kita terus berpegang tidak kepada kondisi dan kerumitan dunia ini, tetapi berpegang kepada iman yang dinyatakanNYA di dalam hidup kita. Iman inilah yang seharusnya menjadi panduan kita untuk memahami kebesaran rancangan dan kuasa penyertaanNYA di dalam hidup kita sehingga kita mempunyai kekuatan dan keberanian maju menghadapi dunia ini meraih masa depan dan kepastian yang Tuhan janjikan di dalam hidup kita.
Dirikanlah terus mezbah doa dan keyakinan akan firman Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita mempunyai kepekaan dan keyakinan untuk mengenal rencana dan janjiNYA.
---------------
YKS/www.renunganharian.net
---------------
Selamat beraktifitas, dan berkarya. Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan. Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". 
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.  Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini adalah:
KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN MERUPAKAN TEMPAT BERSANDAR YANG TEGUH DALAM MENAPAKI PERGUMULAN HIDUP INI.
-------------

Comments

Popular posts from this blog

MEMELIHARA ALAM

CARA TUHAN MENYELAMATKAN

KEBENARAN YANG MENYELAMATKAN