PERLU KERENDAHAN HATI

Kamis, 15 Februari 2018
--------------
Bacaan              :   Efesus 5:22-33
Nats alkitab      :   Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya. (Efesus 5:33)
--------------
Ilustrasi dan renungan:
--------------
Hampir sepuluh tahun pernikahan, sang istri selalu mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Kata-kata menyakitkan sampai kekerasan fisik dialami sang istri. Kasus seperti ini juga sering terjadi dalam rumah tangga Kristen. Bukan hanya istri, kekerasan bisa juga terjadi pada suami, anak dan kerabat yang tinggal serumah. Padahal kokohnya sebuah rumah tangga Kristen, terletak pada kesatuan hati, pikiran, jiwa dan tujuan di antara suami istri. Jika kesatuan itu tidak dipelihara maka rumah tangga Kristen sudah berada dalam bahaya.

Hari ini kita belajar bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Kasih Kristus adalah dasar hidup suami isteri”. Suatu bagian firman Tuhan mengenai hubungan dalam keluarga sama seperti hubungan kepada Kristus.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah.

PENGAJARAN PERTAMA.
Tunduklah kepada suami.

Istri memperoleh tugas yang diberikan Allah untuk membantu dan tunduk kepada suaminya (ayat Ef 5:22-24). Kewajibannya kepada suami meliputi kasih (Tit 2:4), hormat (ayat Ef 5:33; 1Pet 3:1-2), bantuan (Kej 2:18), kesucian (Tit 2:5; 1Pet 3:2), sikap tunduk (ayat Ef 5:22; 1Pet 3:5), pengembangan roh yang lembut dan tenang (1Pet 3:4), dan menjadi seorang ibu (Tit 2:4) dan pengatur rumah tangga yang baik (1Tim 2:15; 5:14; Tit 2:5). Tunduknya seorang istri kepada suaminya dilihat oleh Allah sebagai bagian dari ketaatannya kepada Yesus, "seperti kepada Tuhan".
Ketertundukan suami terjadi karena Allah telah menetapkan keluarga sebagai kesatuan dasar sebuah masyarakat. Setiap keluarga harus memiliki seorang pemimpin. Oleh karena itu, Allah telah menyerahkan kepada suami tanggung jawab menjadi kepala istri dan keluarga (ayat Ef 5:23-33; 6:4). Kepemimpinannya itu harus dilaksanakan di dalam kasih, kelembutan, dan tenggang rasa terhadap istri dan keluarganya (ayat Ef 5:25-30; 6:4). Tanggung jawab suami yang diberikan Allah sebagai "kepala istri" meliputi:
1.  penyediaan kebutuhan rohani dan kebutuhan rumah tangga bagi keluarganya (ayat Ef 5:23-24; Kej 3:16-19; 1Tim 5:8);
2.  kasih, perlindungan, dan perhatian untuk kesejahteraannya sebagaimana Kristus mengasihi gereja (ayat Ef 5:25-33);
3.  hormat, pengertian, penghargaan, dan perhatian (Kol 3:19; 1Pet 3:7);
4.  kesetiaan mutlak terhadap ikatan pernikahan (ayat Ef 5:31; Mat 5:27-28).
Rasul Paulus menuliskan nasihat bijak bagi pasangan suami istri. Seorang istri Kristen dengan rendah hati perlu memahami prinsip "kepala" yang tunduk pada suaminya seperti kepada Kristus yang adalah kepala jemaat. Suami juga harus senantiasa mengasihi istrinya dalam segala situasi. Seperti teladan Kristus yang mengasuh, merawat dan mengasihi jemaat-Nya. Rasul Paulus mengajak menaruh tujuan dan pikiran kita hanya pada Kristus.

PENGAJARAN KEDUA
Kasihilah isterimu

Konsepsi kasih suami kepada istrinya sungguh mengacu kepada kasih Allah kepada umat manusia.
Kasih yang harus dilakukan oleh suami kepada istri adalah kasih berani dan rela berkorban untuk kebaikan-kebaikan istri di dalam Tuhan (ay.25). Kasih suami juga kasih seperti mengasihi dirinya sendiri, karena dia akan mengasuh, merawat, dan memberikan banyak kebaikan agar istri menjadi layak di hadapan Tuhan dan manusia baik secara rohani (inner beauty), menolongnya untuk hidup dalam perkenan dan kepatutan di hadapan Tuhan, tetapi juga kepatutan atau kelayakan bagi manusia dengan karakter dan penampilannya yang indah (ay. 28).
Sehingga ayat 29 menyatakan : “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat”.

Luar biasa konsepsi kasih yang harus ditunjukkan seorang suami kepada istrinya di hadapan Tuhan dan dihadapan manusia.
Istri bagi suami dalam sebuah ikatan perkawinan adalah “dirinya sendiri”, dipersatukan dengan Allah karena pernikahan kudusnya sebagaimana dinyatakan dalam ayat 31 bahwa : “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging”.
“Satu daging” tidak berarti mereka kemudian dilayakkan, dihalalkan, menikmati “hubungan khusus sebagai suami istri” saja, tetapi kata “satu daging” menggambarkan keselarasan pola pikir, keselarasan tindakan, keselarasan perasaan, dan keselarasan iman di hadapan Tuhan.
Konsepsi dibangun untuk selaras, seimbang, dan serupa dengan Kristus inilah yang sebenarnya menggambarkan “satu daging” di dalam Tuhan.
Jadilah suami istri sebagai “satu daging” di dalam Tuhan, untuk membangun dan mendirikan keluarga, dan anak-anak yang sungguh diberkati dan diperkenan oeh Tuhan.

PENGAJARAN KETIGA.
Kasih Tuhan dalam jemaat.

Penggambaran kasih suami istri dalam keluarga menjadi gambaran kasih Kristus di dalam jemaat. Kasih suami kepada istri menggambarkan kasih luar biasa antara Kristus kepada jemaat, bahwa Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela (aay. 25-27).
Selain itu kasih Tuhan kepada jemaat juga ditunjukkan dengan empati, kesediaan merawat dan memperhatikan jemaat, dengan mengasuhnya dan merawat jemaat di dalam Kristus (ayat 29 b).
Oleh karenanya kembali Rasul Paulus menegaskan bahwa hubungan kasih suami istri dalam keluarga harus melihat dan berkaca kepada kasih Kristus kepada jemaatnya sebagaimana dinyatakan dalam ayat 32 yang menyatakan: “Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat”.
Kristus sebagai “suami” kepala jemaat seharusnya menerima ketertundukan kita, sebagai “istri”, jemaat Kristus, karena sedemikian besar kasih Allah yang telah dinyatakan di dalam kehidupan kita melalui pengorbananNYA, melalui pernyataan kasih dan karuniaNYA, bahkan melalui perawatan, kasih, perhatianNYA sampai dengan saat ini, supaya kita layak di hadapan Allah secara rohani dalam karakter, dalam iman, dan pengharapan, tetapi juga layak dalam kehidupan jasmani kita sebagai orang-orang yang diberkati di hadapan Allah.

Sudahkah sebagai anggota jemaat kita tunduk kepada perintah dan kasih Kristus?
--------------
Renungan Pribadi:
--------------
Bagaimanakah hidup kekeluargaan kita dan hubungan dalam keluarga?
Apakah sudah berkaca kepada kebaikan dan kasih Kristus?
alam sebuah ikatan perkawinan, perlu ada kerendahan hati. Sikap mementingkan diri sendiri dan menganggap yang lain tidak penting, menjadi ancaman dalam hubungan suami istri. Kekerasan hati hanya bisa dilembutkan jika kita saling menghormati. Pertengkaran, rasa iri, sifat ego dan hawa nafsu berasal dari dunia. Karena itu, jangan memberi tempat kepada iblis untuk menguasai hati. Mari kita minta hikmat sorgawi yang membawa damai, penurut dan penuh belas kasih, sehingga buah kerendahan hatilah yang ditaburkan untuk menciptakan kedamaian di dalam setiap rumah tangga.
--------------
JB/www.renunganharian.net
--------------
Selamat pagi, selamat beraktifitas untuk bekerja dan memuji memuliakan Tuhan.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.  Amin.
----------------
Kata mutiara:
HATI YANG KERAS HANYA DAPAT DILEMBUTKAN JIKA ADA KERENDAHAN HATI DAN SALING MENGHORMATI
----------------

Comments

Popular posts from this blog

BERKATA BERULANG-ULANG

MENOLAK TUHAN

PELAKU KEBENARAN