KACAMATA HITAM
Sabtu, 10 Februari 2018
------------
Bacaan : Matius 20:1-16
Nats Alkitab : Ketika mereka menerimanya, mereka bersungutsungut kepada pemilik kebun itu. (Matius 20:11)
------------
Ilustrasi dan renungan:
------------
Aji mengidolakan Bayu sebab caranya berjalan dan berpakaian sungguh keren.
Bayu sangat terpikat pada Catur. Dan dirinya ingin menjadi seperti Catur yang adalah pemain utama dalam regu basket sekolah. Catur punya kekagumannya tersendiri terhadap Danu yang pandai bergaul. Danu amat terpukau dan terobsesi oleh keterampilan Aji berenang. Lucu. Jika diurutkan, sebenarnya Aji cukup menjadi dirinya sendiri saja.
Para pekerja pertama ditemukan terdahulu dan mendapat kesempatan pertama untuk bekerja-sementara banyak orang menganggur pada hari itu. Sungguh suatu karunia-berkat, bukan?
Mereka pun diupah sesuai perjanjian (ay. 2, 13).
Tidak ada yang salah.
Tetapi mengapa waktu menerima upahnya mereka bersungut-sungut? (ay. 11).
Itu karena mereka membandingkan diri dengan upah yang diterima pekerja-pekerja lain (ay. 9-10).
Pembandingan itu membangkitkan iri hati yang menghapus segala rasa syukur atas kebaikan yang telah mereka terima (ay. 15).
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk pada satu judul perikop : “Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur”.
Suatu perumpamaan yang Tuhan Yesus sampaikan tentang para pelayan Tuhan, hamba-hamba Tuhan dan tentang bagaimana mereka menerima upahnya dari hadapan Tuhan”.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah:
PENGAJARAN PERTAMA.
Jadilah pekerja yang baik di hadapan Tuhan.
Firman Tuhan pada ayat 1 menyatakan bahwa : "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti u seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya”.
Firman Tuhan di atas menolong kita untuk merenungkan bagaimanakah kedudukan dan peran kita di hadapan Tuhan.
Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kita adalah “pekerja” dihadapan Allah. Artinya bahwa setiap orang percaya mempunyai ikatan di hadapan Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan Allah. Ikatan itu muncul ketika kita percaya kepada Tuhan Yesus, dan mengakuinya sebagai tuan atas hidup kita. Hubungan tuan dan hamba inilah yang menjadi dasar hubungan kontraktual rohani bahwa kita adalah hamba-hamba Tuhan, pekerja-pekerja Tuhan untuk melakukan pekerjaan Allah di dalam hidup kita.
Perumpamaan tentang pekerja di kebun anggur ini mengajarkan bahwa perihal memasuki Kerajaan Allah adalah soal hak istimewa, bukan soal jasa. Di sini Kristus memperingatkan akan tiga sikap yang salah, yaitu:
1. Jangan merasa diri lebih unggul karena memiliki kedudukan atau tugas yang menguntungkan.
2. Jangan lupa untuk turut merasakan kepedulian Allah yang ingin menawarkan kasih karunia-Nya kepada sekalian orang.
3. Janganlah iri hati terhadap berkat rohani yang diterima oleh orang lain.
Dan sungguh kita adalah kawan sekerja Allah (1 Korintus 3:9), dan janji Tuhan kepada pekerja Kristus yang sungguh-sungguh dinyatakan dalam Yohanes 14:12 yang menyatakan: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa”.
PENGAJARAN KEDUA.
Ketika berorientasi berkat, menjadikan kita pekerja yang bersungut-sungut.
Firman Tuhan pada ayat 9-14 menyatakan bahwa:
“20:9 Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. 20:10 Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. 20:11 Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, 20:12 katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. 20:13 Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? 20:14 Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu”.
Firman Tuhan di atas mengajarkan kepada kita bahwa Tuhan akan menghargai karya kita dalam pekerjaan Tuhan sama nilainya. Tidak ada seseorang yang lebih berjasa, lebih penting, lebih baik, lebih istimewa. Artinya bahwa ketika seseorang dengan ketulusan hati menjadi tukang pel lantai dalam pelayanan gereja, atau hanya menjadi penerima tamu, atau bahkan menjadi seorang pengkotbah pun, maka sesungguhnya Tuhan akan memandang sama, dan memberikan penilaian yang sama dengan tidak memandang muka di hadapan setiap manusia.
Sebab ladang pelayanan, ladang kehidupan adalah milik Tuhan, dan tugas kita adalah mengisinya, menghiasinya, memperindahnya, dan merawatnya dengan baik sesuai bagian dan waktu yang Tuhan sediakan bagi kita.
Suatu “kehormatan” apabila kita diperkenan Tuhan menjadi kawan sekerja, menjadi mitra pelayanannya, dan menjadi bagian penting dalam karya Tuhan di dunia ini. Apakah ketika kita sudah diberikan kesempatan istimewa itu kemudian kita menuntut lebih dengan “upah” pelayanan berupa berkat, kesempatan, dan penghargaan dari dunia ini?
Tidak tahukah kita berterimakasih kepada Tuhan atas segala berkat dan karya keselamatan yang telah menjadi bagian terbesar dalam karya Allah bagi kita?
Jadilah pekerja yang bersyukur karena telah diberikan kesempatan untuk melayani Tuhan dalam hidup kita.
Dan pergunakan kesempatan itu untuk melayani Tuhan sebaik mungkin sebagai ungkapan syukur kita kepadaNYA.
PENGAJARAN KETIGA.
Yang terakhir akan menjadi yang terdahulu, dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.
Firman Tuhan pada ayat 15-16 menyatakan bahwa:
“20:15 Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati? 20:16 Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Ayat ini menjadi suatu teguran yang penting dalam hidup kita.
Ukuran “lamanya waktu” kita menjadi orang percaya ternyata tidak menentukan kualitas hidup kita di hadapan Allah.
Apabila kita tidak sungguh-sungguh di hadapan Allah, maka “lamanya” waktu kita menjadi orang percaya seringkali menggerus keaktifan kita dalam pelayanan Tuhan. Menggerus keyakinan kita akan karya Tuhan. Menggerus kecintaan dan kasih kita kepada Tuhan. Menggerus keutamaan kita kepada Tuhan.
Ketika waktu yang berjalan telah menggerus kasih, cinta, keaktifan, keyakinan, dan keutamaan kita kepada Tuhan, maka ingat bahwa kualitas kita sebagai orang-orang percaya sesungguhnya sudah menurun di hadapan Allah.
Apabila itu terjadi, maka kita yang telah terdahulu dipanggil menjadi orang percaya dalam masuk dalam pelayananNYA, akan mempunyai kualitas hidup yang tidak lebih baik dari orang-orang percaya yang dipanggil setelah kita.
Pergunakan kemurah hatian Allah dan kesempatan untuk hidup dalam pelayanan Tuhan sebagai kesempatan terbaik untuk menunjukkan kualitas hidup yang baik di hadapan Tuhan.
Janganlah tertinggal secara kualitas di hadapan Tuhan, tetapi biarlah kualitas hidup rohani kita tetap menyala, berkobar, dan teruji di hadapan Allah melalui kualitas hidup dan pelayanan kita kepadaNYA.
------------
Renungan Pribadi:
------------
Bagaimanakah hidup kita sebagai pekerja dan pelayan-pelayan Allah?
Apakah kualitas hidup dan pelayanan kita tidak tergerus dengan gesekan dan beban hidup duniawi kita?
Tidak tergerus dan mulai pudar terangnya di hadapan Tuhan karena tuntutan hidup kita? Berkat, dan keuntungan-keuntungan pribadi bukanlah orientasi utama hidup kita sebagai pekerja dan kawan sekerja Allah.
Berkat adalah bonus yang diberikan Tuhan dalam kehidupan kita sebagai pekerja dan kawan sekerja Allah.
Berkat diberikan untuk diterima dengan syukur.
Bukan untuk dibandingkan, apalagi ditandingkan.
Mengukur dan mengadunya pasti membuat rasa dengki menyala di hati.
Padahal iri hati melenyapkan syukur, kegembiraan, keceriaan, bahkan seluruh kebaikan yang ada pada diri kita.
Bukankah itu ongkos yang terlalu mahal untuk dibayar?
Janganlah berkat mengendorkan kualitas hidup kita sebagai pekerja dan kawan sekerja Allah dalam hidup kita.
Karena yang utama adalah kasih kita kepadaNYA.
------------
PAD/www.renunganharian.net
------------
Selamat beraktifitas dan melayani Tuhan.
Selamat menikmati akhir pekan.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
----------------
Kata mutiara hari ini:
IRI HATI LAYAKNYA "KACAMATA HITAM" YANG MEMBUTAKAN KITA TERHADAP INDAHNYA KARUNIA KEHIDUPAN.
----------------
Comments
Post a Comment