MURNI ATAU TERNODAI
Selasa, 26 Desember 2017
----------
Bacaan : Ayub 1:1-12
Nats Alkitab : Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Tetapi ulurkanlah tangan- Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu." (Ayub 1:9,11)
----------
Ilustrasi dan renungan:
----------
Teman saya akan berhenti dari pekerjaannya untuk mengikuti sekolah Akitab.
Ia hendak memenuhi nazar yang diucapkannya ketika ibunya sakit keras.
Saya bertanya padanya, andai ibunya tidak sakit keras, apakah ia mau sekolah Alkitab?
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada judul perikop : “Kesalehan Ayub dicoba”.
Suatu riwayat Ayub, orang saleh dan takut kepada Tuhan yang dalam kehidupannya pernah mengalami ujian iman luar biasa, tetapi dia memenangkan ujian itu dan diberkati Allah secara luar biasa.
Pengajaran hari ini adalah:
PENGAJARAN PERTAMA.
Takutlah akan Tuhan secara tulus.
Hidup dengan ibadah secara benar dan takut akan Tuhan, sangat tidak membuat nyaman Iblis atau manusia yang dapat dipakai oleh Iblis.
Ketika kita hidup dengan benar di hadapan Allah, sesungguhnya Iblis akan menciptakan jerat, jebakan, dan format-format tersendiri secara terbalik, sehingga dunia ini, manusia dapat melihatnya sebagai suatu kesalahan yang dapat mendatangkan hukuman. Dan ketika itu terjadi, maka sesungguhnya itulah perbuatan Iblis untuk menghancurkan ibadah, ketaatan, dan rasa takut akan Tuhan dalam hidup manusia.
Demikian juga terjadi pada orang saleh yang takut akan Tuhan, yaitu Ayub, sebagaimana dituliskan dalam ayat 7-11 sebagai berikut:
“1:7 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi. " 1:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. " 1:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? 1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. 1:11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu”.
Firman Tuhan di atas setidaknya mensyaratkan 3 (tiga) macam kondisi yang menjadi perhatian dan pengajaran firman hari ini, yaitu:
Pertama, ketika kita hidup saleh dan jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan, pastilah hidup kita diperhatikan Allah.
Kedua, Iblis akan berupaya untuk mencari celah, memasang jerat, dan menjerumuskan kasih karunia Allah dengan berbagai permasalahan, beban, dan keadaan yang tidak baik agar kita menjauhi dan mengutuki Allah.
Ketiga, Tuhan dapat mengijinkan orang yang dikasihinya mengalami permasalahan, beban, dan keadaan yang tidak baik agar iman kita dapat dikuatkan, diperbaharui dan mengalami pemulihan luar biasa di hadapan Tuhan, serta diberkati.
Untuk itulah, kita perlu mempunyai ketulusan hati dan keyakinan diri akan pertolongan Tuhan, sehingga ketika iblis memasang jerat, ketika Tuhan mengijinkan permasalahan, beban dan keadaan yang tidak baik mengenai hidup kita, maka kita tetap akan menjadi pemenang di dalam Tuhan.
PENGAJARAN KEDUA.
Percaya bahwa hidup dan jiwa kita milik Tuhan.
Seringkali ketika Tuhan mengijinkan seseorang mengalami permasalahan, beban dan keadaan yang tidak baik mengenai hidup kita, kita berpikir bahwa Tuhan telah membiarkan kita memasuki kehidupan sulit itu sendirian.
Tetapi bagian firman Tuhan pada ayat 12 menegaskan kepada hidup kita bahwa Tuhan tetap mempertahankan bagian penting hidup kita, yaitu nyawa dan diri kita. Dengan kata lain, Tuhan hanya menyerahkan asesoris hidup kita untuk dijamah iblis, tetapi hidup, hati, dan iman kita adalah bagian penting yang tetap dilindungi dan disertai Allah.
Firman Tuhan pada ayat 12 menyatakan bahwa: “Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya."
Menjadi pertanyaan penting, mengapa Tuhan berpesan kepada Iblis secara sungguh mengenai “bagian yang tidak dapat dijamah oleh iblis”?
Ingatlah dalam Roma 14:8 yang menyatakan bahwa : “Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati kiat adalah milik Tuhan”.
Ayat di atas memberikan penguatan dalam hidup kita bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Itulah bagian hidup terpenting, yang tidak dapat dijamah oleh Iblis.
Di dalam hidup ada iman dan kepercayaan. Di dalam hidup ada pengharapan dan keyakinan. Di dalam hidup ada pengenalan kepada Allah. Dan di dalam hidup segala kerusakan, ketidakmampuan, keburukan, akan dapat diperbaharui dan dipulihkan sehingga menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2 Korintus 5:17).
Ketika kita hanya menyerahkan hidup kita untuk Tuhan, maka sesungguhnya kita sedang membentengi diri kita dari segala intimidasi, serangan, jerat, dan kekuatan iblis, yang mungkin diijinkan sedang menguji iman kita.
Iblis hanya dapat dapat menghancurkan asesoris hidup kita, tetapi bukan jiwa dan hidup kita karena kita adalah milik Tuhan.
PENGAJARAN KETIGA.
Percaya kepada Tuhan tetap merupakan bagian terbaik dalam hidup.
Pertanyaan yang sering muncul dalam hidup kita, orang-orang percaya ketika kita mengalami permasalahan dan pergumuluan hidup adalah, apakah yang kita dapatkan di dalam Tuhan, apabila justru ketika kita percaya, Tuhan mengijinkan iblis menggoncangkan hidup kita?
Ketika Tuhan memuji kesalehan, iman orang percaya, sesungguhnya hal itu memanaskan telinga Iblis. Dan ingat dalam Ayub 1:9-10 iblis pastilah tidak akan tinggal diam, dan akan memasang jerat bagi hamba Tuhan.
Inilah skenario iblis yang dilakukan untuk menjatuhkan orang percaya, yaitu :
Pertama, Iblis mempersoalkan motivasi, kesungguhan dan kebenaran hidup kita dengan memutarbalikkan bahwa hal tersebut sesungguhnya hanya mementingkan diri sendiri dan itu dilakukannya untuk mencari keuntungan diri sendiri.
Kedua, Iblis seringkali menggunakan penderitaan, kesulitan, dan beban untuk memberikan bukti bahwa Allah sudah gagal dalam usaha-Nya mendamaikan umat manusia dengan diri-Nya dan menyediakan hidup yang penuh harapan bagi umatNYA.
Menjadi perenungan kita, apakah kita sedang mempunyai perasaan, dan pendapat demikian?
Jika sedang memikirkan hal tersebut, ingatlah bahwa itu adalah jerat iblis yang sedang menjatuhkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan.
Percayalah kepada Tuhan, karena Tuhanlah sesungguhnya pemilik dan pelindung hidup kita.
Karena Iblis datang untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan (Yohanes 10:10).
Allah menempatkan pagar pelindung di sekitar umat-Nya untuk melindungi mereka dari serangan Iblis. "Pagar pelindung" itu bagaikan "tembok berapi" rohani yang mengitari umat Allah yang setia sehingga Iblis tidak bisa melukai mereka. "Aku sendiri, demikianlah firman Tuhan, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya" (Zakharia 2:5).
Semua orang percaya yang dengan setia berusaha untuk mengasihi Allah dan mengikuti pimpinan Roh Kudus berhak untuk meminta dan mengharapkan Allah menempatkan tembok perlindungan keliling mereka dan keluarga mereka.
Percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan merupakan pilihan terbaik bagi orang-orang percaya, termasuk ketika berada dalam tekanan, permasalahan, dan penderitaan yang luar biasa.
Pilihlah kehidupan di dalam Tuhan, karena Dialah pemilik, pengarah, dan pengelola hidup kita.
----------
Renungan pribadi:
----------
Bagaimanakah hidup kita sekarang ini?
Sudahkah kita memiliki bagian terbaik dalam hidup kita karena meyakini dan mengimani hidup terbaik dalam masa depan kita di hadapan Tuhan?
Milikilah hidup yang tulus dalam hidup kita bagi Tuhan.
Firman Tuhan hari ini menolong kita untuk mengerti bahwa Iblis dapat menuduh kita menyembah Tuhan karena mendapatkan imbalan, Iman kita tidak murni dan ternoda oleh pamrih.
Melalui hidup kita, seringkali secara tak langsung, Iblis juga menuduh bahwa Tuhan tidak layak disembah dan dikasihi; Tuhan harus menyuap manusia dengan berkat-Nya agar disembah.
Mungkin kita dapat meragukan keadilan Tuhan, tetapi seharusnyalah kita seperti Ayub yang tidak meninggalkan Tuhan dan terus berharap pada-Nya (Ayub 16:19-20).
Justru dalam penderitaan, beban dan kesulitan hidup, kita dapat membuktikan bahwa imannya, tak ternodai pamrih seperti tuduhan iblis.
Apakah kita melayani Tuhan karena menginginkan sesuatu dari Dia?
Misalnya, melayani karena ingin disembuhkan dari penyakit berbahaya, karena ingin selalu dilimpahi berkat, ingin sukses dalam bisnis, atau ingin dilindungi.
Iman yang tidak bernoda tidak berpamrih.
Meskipun kita tidak memiliki apa-apa, seluruh dunia meninggalkan kita, harta milik kita lenyap, dan daging kita hancur, kita tetap merindukan-Nya sebagai kekasih, memuja-Nya sebagai Raja, tunduk pada-Nya sebagai penguasa hidup kita.
Iman yang murni tidak bertanya apakah yang Tuhan lakukan saat saya menderita, tetapi apa yang bisa saya lakukan untuk memuliakan- Nya.
Itulah iman yang murni, iman yang bernilai tinggi dan berharga di mata-Nya (1 Petrus 1:7).
----------
ES/www.renunganharian.net.
----------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
----------
Kata mutiara hari ini:
PENDERITAAN IALAH KESEMPATAN MENILAI DIRI, APAKAH IMAN KITA MURNI DAN BERNILAI TINGGI.
----------
Comments
Post a Comment