LEBIH PENTING ORANGNYA

Jumat, 15 Desember 2017
-------------
Bacaan              :   Markus 10:17-27
Nats Alkitab     :   Tetapi Yesus memandang dia dan mengasihinya, lalu berkata kepadanya, "Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku.
(Markus 10:21)
-------------
Ilustrasi dan renungan:
-------------
Jika seseorang mengalami kecelakaan lalu lintas, apakah yang lebih dahulu kita tanyakan, orangnya atau kendaraannya?  Pasti orangnya.
Mengapa?
Karena nyawa manusia jauh lebih berharga daripada kendaraan. Kendaraan yang rusak masih bisa diperbaiki atau diganti dengan yang baru.
Adapun nyawa manusia hanya satu dan tak ada gantinya.
Begitu juga kehidupan kita.
Tuhan lebih tertarik mengubah diri kita lebih dahulu daripada mengubah keadaan kita.
Kalau kita berubah, dengan sendirinya keadaan pasti berubah.

Hari ini kita belajar bagian firman Tuhan yang merujuk kepada judul renungan : “Orang kaya sukar masuk Kerajaan Allah”.
Suatu pengajaran Tuhan Yesus Kristus yang menyatakan bahwa kita seharusnya waspada dengan kondisi duniawi kita, karena seringkali kekayaan, dan keunggulan kita di dunia ini menjadi penghambat pertumbuhan dan kebaikan-kebaikan rohani yang seharusnya terjadi dan kita berikan kepada Tuhan sebagai bentuk pelayanan dan pengabdian.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

PENGAJARAN PERTAMA.
Pandanglah Tuhan Yesus sebagai Tuhan, bukan sekedar guru yang baik.

Setiap orang percaya, anak-anak Tuhan selalu menyatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan dan tuan dalam hidup kita.
Namun seringkali hal tersebut hanyalah merupakan ucapan semata-mata, karena kita tidak pernah menjadikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan yang kita sembah, Tuhan yang kita turuti, Tuhan yang kita kasihi, dan Tuhan yang kita utamakan dalam hidup kita.
Seringkali kita menyatakan bahwa Tuhan Yesus Kristus hanyalah sekedar “guru yang baik” dalam hidup kita.
Tuhan Yesus sebagai guru yang baik berarti kita menjadikan DIA sebagai pribadi yang kita hormati, yang kita kagumi, yang kita baca ajarannya, yang kita mengerti ajarannya, namun semuanya hanya sekedar batas pengertian, namun kita tidak pernah tunduk, taat, tidak pernah menyembahNYA secara benar, dan tidak mempergunakan firman Tuhan sebagai landasan iman, dan dasar kehidupan kita.

Firman Tuhan pada ayat 17-20 menyatakan suatu kesaksian bagaimana seorang yang rindu masuk sorga, rindu menerima kekekalan, dan berkerinduan mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah namun hanya memandang Tuhan Yesus sebagai “guru yang baik” semata-mata, sebagai berikut:
“10:17 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. 10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" 10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku”.

Firman Tuhan di atas menggambarkan seorang muda yang berkerinduan untuk masuk sorga dan hidup kekal, namun dalam hidupnya dia tidak mau menempatkan Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan penebusnya, dia hanya menempatkan Tuhan Yesus sebagai “guru yang baik”.
Baginya Tuhan Yesus sekedar pribadi yang mengajarkan hal yang baik dan buruk, tetapi tidak pernah menjadikan DIA sebagai dasar iman dalam kehidupannya.
Orang yang menjadikan Tuhan Yesus sebagai guru yang baik, akan menjadikan firman Tuhan hanyalah sebagai kebanggan hidup, dan bukan panduan hidup. Dia tidak pernah menempatkan firman Tuhan sebagai bagian penting yang harus ditaati dan dijadikan pedoman dalam hidupnya. Firman Tuhan lebih sekedar menjadi panduan semata-mata yang tidak pernah diimplementasikan.
Bagaimanakah dengan hidup kita?
Bagaimanakah kita menempatkan Tuhan dalam hidup kita?
Hanya sekedar menjadi pengajar, guru yang baik, ataukah Tuhan, tuan dan Juru Selamat dalam hidup kita?
Bagiamanakah pula kita menempatkan firman Tuhan dalam hidup kita?
Sebagai pengajaran yang menjadi teori dan pedoman untuk hidup baik, ataukah kita menjadikannya sebagai dasar dalam hidup kita dengan ketaatan dan menjadi penurut untuk melaksanakannya?

PENGAJARAN KEDUA.
Hidup adalah implementasi firman Tuhan.

Menarik apa yang dinyatakan Tuhan Yesus untuk memberikan kepastian tentang relasi antara iman, firman Tuhan dan kehidupan yang kekal.
Bagian firman Tuhan pada ayat 22-25 menyatakan bahwa:
“10:22 Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. 10:23 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah." 10:24 Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: "Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. 10:25 Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah”.

Firman Tuhan di atas mengajarkan hal luar biasa dalam hidup kita bahwa kehidupan kekal adalah hasil dari implementasi iman yang dinyatakan dalam kehidupan orang-orang percaya.
Ketika seseorang menyatakan beriman kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan, dan bahkan menjadi pelayan Tuhan, tetapi apabila hidupnya tidak dapat mengimplementasikan imannya kepada sesama, maka sesungguhnya dia sedang berdusta dan tidak layak menyatakan diri sebagai orang yang beriman dan percaya kepada Tuhan.
Implementasi iman memerlukan kerendahan hati terhadap sesama.
Implementasi iman membutuhkan pengorbanan terhadap sesama.
Implementasi iman membutuhkan keyakinan akan pertolongan dan kasih karunia Tuhan yang diwujudkan melalui kasih terhadap sesama.
Apabila kita masih menjadi kecewa, menjadi sedih, masih mementingkan kepentingan diri sendiri dan harta duniawi kita, atau bahkan kita mulai berpikir untuk meninggalkan Tuhan karena tidak ada keuntungan yang kita peroleh di dalam Tuhan, ingatlah bahwa sesungguhnya kita sedang mengingkari keyakinan kita di dalam Tuhan, dan mulai menuruti keinginan duniawi kita.
Yakobus 2:17 menyatakan bahwa : “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”
Sedangkan Yakobus 2:24 menyatakan bahwa : “Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman”.
Kehidupan iman seperti apakah yang saat ini sedang kita jalani?
Iman yang diyakini tanpa implementasi perbuatan kepada sesama, ataukah hidup dengan iman yang disertai dengan perbuatan-perbuatan baik untuk menyaksikan Kristus dalam hidup kita?

PENGAJARAN KETIGA.
Hidup dalam kasih karunia Allah.

Ketika logika dan pemikiran kita mulai dihubungkan dengan iman, maka simpulan yang sering kita dapatkan adalah keraguan, atau kemustahilan kita untuk meraih hal tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam ayat 26-27 sebagai berikut: “10:26 Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" 10:27 Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah."

Iman sesungguhnya berbicara tentang keyakinan akan terwujudnya kemustahilan menurut duniawi dan kasih karunia Allah.
Firman Tuhan ayat 27 menyatakan secara jelas bahwa : “Bagi manusia hal itu tidak mungkin” menyatakan bahwa sesungguhnya ada keterbatasan dalam hidup manusia untuk menjangkau rancangan dan pemikiran Allah yang dinyatakan dalam hidup kita.
Tetapi rupanya kemustahilan tersebut bukanlah merupakan hal yang mustahil di hadapan Allah. Tuhan mampu mewujudkan, mampu melakukan, bahkan mampu membuat sesuatu yang berbeda dengan hidup kita. Firman Tuhan katakan secara tegas bahwa : “segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah”.
Mengapa mungkin bagi Allah?
Firman Tuhan pada Filipi 4:19 menyatakan bahwa : “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu  menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus”.
Jelas bahwa ketika Tuhan bertindak dalam hidup kita, maka indikatornya adalah kekayaan dan kemuliaan Allah dalam Kristus Yesus.
Untuk itulah ketika kita mau masuk dalam rancangan Tuhan, dan menuruti firmanNYA dengan segenap hati, maka Tuhan akan memenuhi segala keperluan kita menurut “kekayaan” dan “kemuliaanNYA”.
Luar biasa karya Tuhan dalam hidup kita.
Dan Tuhan melakukan itu karena sedemikian besarnya kasih karunia yang dianugerahkan dalam hidup kita.
Masihkah ada keyakinan dan kepercayaan bahwa Tuhan sedemikian dahsyat berkarya dalam hidup kita?
-------------
Renungan Pribadi:
-------------
Apakah kita memahami, menyadari dan meyakini bahwa kita adalah pribadi yang sangat berharga di hadapan Tuhan?
Apakah kita meyakini bahwa dengan kedahsyatanNYA Tuhan tengah berkarya dalam hidup kita?
Sama seperti cerita di atas, sesungguhnya Yesus menaruh kasih kepada orang yang bertanya kepada-Nya tentang cara memperoleh hidup yang kekal, Yesus pun  menghargai segala usahanya untuk menaati firman Allah (ayat 20) sejak masa muda.
Namun iman dan keyakinan itu perlu diimplementasikan.
Kecintaan kita kepada Tuhan haruslah lebih tinggi dari pada hartanya yang banyak, kedudukan, dan kekuasaan yang ditawarkan oleh dunia ini.
Banyak orang percaya, anak-anak Tuhan tidak mampu merasakan dan menyadari betapa berharganya kita di hadapan Tuhan, karena seringkali kita menjadi kecewa, sedih atau bahkan sedang meninggalkan Yesus karena merasa gagal dan tidak memperoleh apa-apa, serta lebih memilih dunia ini.
Lebih berharga mana, harta di surga atau harta di dunia?
Mari kita jawab dengan jujur.
Tuhan bisa dengan mudah mengubah kondisi ekonomi kita, dengan gampang menyembuhkan penyakit kita, atau membereskan masalah lain yang kita hadapi. Namun, sebelum itu Tuhan ingin diri kita berubah lebih dahulu, kita siap diproses dan dimurnikan oleh Tuhan.
Bersediakah kita?
-------------
RTG/www.renunganharian.net
-------------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
----------
Kata mutiara hari ini:
TUHAN LEBIH SUKA MENGUBAH DIRI KITA,  BARULAH KEADAAN KITA BERUBAH.
----------

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN