MEMBERI DENGAN CUMA-CUMA

Selasa, 7 November 2017
-----------
Bacaan              :   Matius 10:5-15
Nats Alkitab     :   Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; sembuhkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
(Matius 10:8)
-----------
Ilustrasi dan renungan:
-----------
Suatu ketika, saya menerima pemberian suntikan insulin berbentuk pena, yang dikemas dalam kardus.
Setelah saya lihat isinya, ternyata ada sebagian jenis insulin yang berbeda dengan insulin yang biasa dipakai oleh ibu saya.
Akhirnya, daripada obat tersebut terbuang percuma karena tidak terpakai, saya pun berniat menyalurkannya kepada yang membutuhkan.
Sempat muncul keinginan untuk menjual suntikan insulin tersebut, minimal separuh dari harga jual di pasaran, tetapi keinginan tersebut segera saya tepis.
Apalagi ketika dalam hati seperti ada suara yang mengingatkan, "Kamu telah menerima dengan gratis, maka berikanlah kepada orang lain secara gratis."
Dorongan suara dalam hati tersebut mengingatkan saya akan pesan yang diterima oleh para murid sebelum memberitakan Injil.
Tuhan memberi kuasa kepada mereka untuk menyembuhkan orang sakit, menahirkan orang kusta, mengusir setan, bahkan membangkitkan orang mati. Yesus juga berpesan agar kuasa yang Ia berikan kepada para murid secara gratis, hendaknya disalurkan kepada siapapun yang membutuhkan secara gratis pula.
Ya, kuasa Tuhan memang tidak untuk diperjual-belikan dengan alasan apa pun, karena kuasa-Nya memang bukan barang dagangan!

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Yesus mengutus kedua belas rasul”.
Suatu bagian firman Tuhan yang mengisahkan tentang pelayanan murid-murid Yesus dan mengajarkan tentang bagaimana prinsip-prinsip dalam melayani Tuhan.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

PENGAJARAN PERTAMA.
Hadirkan kembali Tuhan dalam hidup orang yang hilang.

Firman Tuhan pada ayat 5-6 menyatakan bahwa :
“Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”.
Bagian firman Tuhan di atas menolong kita untuk mengerti bahwa sesungguhnya fokus pengajaran Yesus adalah “domba-domba yang hilang dari umat Israel”.
Artinya bahwa Tuhan Yesus menginginkan kembalinya umat dan orang-orang piihanNYA yang “hilang”, “lari dari Tuhan”, kecewa dan meninggalkan Tuhan”, atau mungkin “lemah iman dalam Tuhan”. Itulah prioritas pelayanan Tuhan.
Biarlah setiap orang percaya yang telah “hilang” dari Tuhan kembali mampu merasakan kuasa dan pertolongan Tuhan melalui pelayanan hidup kita, sebagaimana diungkapkan dalam ayat 7-8, yaitu Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.
Mengapa prioritas orang yang “hilang”?
Karena Tuhan ingin membuktikan arti panggilan di dalam Tuhan yang tak pernah hilang. Selain itu kita juga dapat dikuatkan kembali, bahwa dalam panggilan Tuhan ada kuasa yang menghangatkan dan mempersatukan.

Satu prinsip yang ditekankan oleh Tuhan adalah layanilah mereka dengan “cuma-cuma”. Artinya jangan mengharapkan balasan, jangan mempunyai motivasi tertentu, dan jangan pula mengharapkan keuntungan atas pelayanan kita.
Ketulusan, kerelaan, dan keikhlasan menjadi modal utama dalam pelayanan hidup kita.

PENGAJARAN KEDUA.
Andalkan Tuhan dalam pelayanan.

Ketika kita dalam pelayanan Tuhan, seringkali kita berpikir bagaimana dengan kebutuhan-kebutuhan di dalam pelayanan?
Atau kita mungkin memaksakan suatu pelayanan di luar kemampuan kita, karena kita merasa bahwa pelayanan itu harus berhasil.
Hal inilah yang seringkali membuat beberapa orang enggan melayani, tidak sanggup melayani, karena merasa tidak mempunyai apapun untuk melayani.
Tidak mempunyai “modal” untuk melayani.
Namun firman Tuhan hari ini mengajarkan hal penting dalam hidup kita, bahwa ketika kita melayani sesungguhnya Tuhan telah menyediakan modal utama dalam hidup kita. Modal itu adalah “kerelaan dan kesediaan” orang-orang lain yang dipakai Tuhan untuk menolong dalam pelayanan kita.
Kita tidak perlu menuntut orang. Kita tidak perlu memaksa orang lain. Kita pun tidak perlu mendoktrin orang untuk melayani.
Tetapi Tuhan dapat menyediakan orang-orang tertentu yang mau terbuka dalam pelayanan. Itulah pertolongan Tuhan dalam pelayanan kita.
Bagian firman Tuhan pada ayat 10-13 sebagai berikut:
Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu”.
Tuhan menyediakan sendiri keperluan pelayananNYA.
Dan Tuhan mampu mencukupkan diri pelayananNYA.
Oleh karena itu jangan merasa terpaksa melayani Tuhan.
Jangan pula merasa terbebani melayani Tuhan.
Karena Tuhan akan mencukupkan setiap pelayanan ketika kita boleh mengandalkan Tuhan dalam pelayanan kita.
Bukan karena emas perak, bekal, kasut yang kita bawa dalam pelayanan melainkan karena kasih karunia Tuhan yang di-”tempel”-kan dalam hidup kita. Itulah kunci pelayanan yang berhasil. Mengandalkan Tuhan dalam pelayanan.
Dan jangan pernah khawatir dengan hidup kita ketika melayani Tuhan.
Perkataan Tuhan sungguh luar biasa dan terbukti sebagaimana tertulis dalam ayat 10c yang meyatakan : “sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya”.

PENGAJARAN KETIGA.
Pelayanan dapat mendatangkan berkat, tetapi dapat pula mendatangkan kutuk.

Menarik apa yang Tuhan sampaikan dalam bacaan di atas, terkati dengan pelayanan.
Ternyata ketika kita menyediakan diri untuk pelayanan Tuhan secara tulus ikhlas dan rela berkorban, maka berkat dan pertolongan Tuhan selalu ada dalam hidup kita, sebagaimana dituliskan dalam ayat 12-13 yang menyatakan : “Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu”.
“Salam” yang dimaksudkan di atas adalah “salam damai sejahtera”.
Apabila kita menerima dan mau berbagi untuk pelayanan Tuhan, maka salam damai sejahtera yang diberikan oleh para pelayan Tuhan akan tinggal dan selalu hadir dalam kehidupan dan rumah tangga kita. Kehadiran salam damai sejahtera tentulah akan mendatangkan berkat secara luar biasa, baik berkat rohani maupun berkat jasmani.
Namun apabila kita menolak dan tidak mau berperan dalam pelayanan Tuhan, maka firman Tuhan dalam ayat 14-15 menyatakan :
“Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.”

Firman Tuhan di atas menyatakan tegas bahwa orang yang menolak atau tidak melakukan pelayanan dengan baik, maka “kutuk” yang akan ada pada kehidupan orang tersebut.
Kita dapat memilih bagian terbaik untuk kehidupan kita.
-----------
Renungan pribadi:
-----------
Bagaimanakah kehidupan pelayanan kita sekarang ini?
Sudahkah kita mampu menjadi duta-duta pelayanan Tuhan dalam hidup kita saat ini?
Ataukah kita masih berat untuk melayani Tuhan karena kita masih “mencintai diri kita dan kepunyaan kita”, dan belum mau berbagi untuk sesama dan Tuhan?
Dalam kehidupan ini, tak semuanya harus dinilai atau dihargai dengan uang. Ada pemberian tertentu yang dapat diberikan secara cuma-cuma, karena kita pun menerimanya dari Allah tanpa perlu membayar.
Sukacita besar akan kita alami ketika Allah berkenan memakai kita untuk menjadi saluran berkat bagi sesama.
-----------
G H J/www.renunganharian.net
-----------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
----------
Kata mutiara hari ini:
PEMBERIAN SECARA CUMA-CUMA AKAN MEMBERI KESEMPATAN UNTUK BERKAT ALLAH DILIMPAHKAN BAGI KITA.
----------

Comments

Popular posts from this blog

BUAH KESETIAAN

PELAKU KEBENARAN

ADA MASA DEPAN