HIDUP ITU PILIHAN

Selasa, 21 November 2017
----------
Bacaan              :   Filipi 4:4-9
Nats Alkitab     :   Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
(Filipi 4:8)
----------
Ilustrasi dan renungan:
----------
Di tengah kemacetan lalu lintas, kita bisa memilih untuk tetap sabar atau bersungut-sungut.
Saat pekerjaan menuntut kita untuk lembur, kita bisa memilih apakah akan mengerjakannya dengan baik atau mengomel sepanjang waktu.
Hidup penuh dengan pilihan dan pilihan yang kita ambil menentukan cara kita menjalani kehidupan sepanjang hari itu.
Bagaimanakah dengan hidup kita?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Nasihat-nasihat terakhir”.
Suatu tulisan Rasul Paulus kepada jemaat Filipi yang memberikan nasehat mengenai penguatan iman dan pilihan hidup ketika menghadapai berbagai macam permasalahan hidup di dunia ini.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

PENGAJARAN PERTAMA.
Bersukacita adalah pilihan hidup.

Ketika kita mencermati bacaan hari ini, maka sesungguhnya kita akan menjumpai kondisi-kondisi kehidupan yang sungguh tidak mengenakkan. Rasul Paulus dipenjara, rekan pelayanan Rasul Paulus seperti Eudia, Sintikhe, dan Sunsugos mengalami peperangan iman dan perjuangan hebat dalam pengabaran Injil. Orang percaya di Filipi mengalami himpitan dan tuntutan hidup yang berat di kota Filipi.
Tetapi Rasul Paulus memberikan nasehat, bahwa dalam menghadapi kesulitan hidup, himpitan dan perjuangan hidup yang berat satu pilihan hidup yang seharusnya dimiliki oleh orang percaya adalah Bersukacitalah.
Ayat 3-7 menyatakan sebagai berikut:
“4:3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. 4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”.

Sukacita sangat berbeda dengan pemikiran dunia tentang gembira, tertawa, atau senang.
Sukacita di dalam Tuhan adalah suatu sikap berbahagia di dalam Tuhan yang didasari oleh rasa syukur yang luar biasa karena adanya keyakinan hidup bahwa kita adalah anak-anak Tuhan yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan, kita tidak khawatir karena adanya pengharapan di dalam Tuhan, dan hidup kita selalu dipelihara oleh damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal.

Bagaimanakah kita mampu bersukacita di dalam Tuhan?
Orang percaya akan mampu bersukacita ketika hidupnya adalah perjuangan di dalam Tuhan, bukan untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain, bukan untuk kehendaknya sendiri, tetapi hidupnya adalah untuk Tuhan, karena dia tahu dan percaya bahwa namanya tercantum dalam kitab kehidupan.
Orang percaya akan mampu bersukacita ketika dia mempunyai kebaikan hati yang diketahui semua orang.
Orang percaya akan mampu bersukacita ketika dia mengelola hidupnya dengan doa, permohonan dan ucapan syukur kepada Tuhan. Bukan dengan protes, apatis, egois, dan mencari kesenangan diri sendiri.
Orang percaya akan mampu bersukacita ketika dia membiarkan Tuhan mengatur hidupnya dengan iman yang melampaui segala akal. Ketika kita mempercayakan hidup kita dengan iman kepada Tuhan, maka damai sejahtera yang melampaui segala akal itu akan memelihara hati dan pikiran kita di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Apakah sukacita sudah menjadi pilihan hidup kita?
Mintalah kepada Tuhan agar sukacita menjadi pilihan hidup benar di dalam Tuhan.

PENGAJARAN KEDUA.
Berpikir dan melakukan yang baik adalah pilihan hidup.

Seringkali kita berpikir apakah yang harus kita pilih dalam hidup?
Ketika kita melihat duniawi yang menawarkan berbagai kenikmatan dan keindahan semu, seringkali kita berpikir bahwa pilihan-pilihan rohani tidak menjanjikan.
Pilihan-pilihan rohani itu kuno dan tidak mengikuti gaya kehidupan.
Pilihan-pilihan rohani itu tidak dapat membanggakan.
Apakah memang demikian?

Rasul Paulus memberikan satu pengajaran luar biasa bahwa memilih dan melakukan hal yang baik adalah pilihan yang benar di dalam Tuhan.
Ayat 8-9 menyatakan bahwa:
“4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. 4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu”.

Pengajran pertama, adalah pikirkan yang baik.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa ternyata kehidupan yang baik, dimulai dari pemikiran yang baik, positive thinking, berpikir positif tentang segala sesuatu dan Tuhan, sehingga Rasul Paulus menyatakan dengan jelas, “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji” pikirkanlah semuanya itu.
Apakah otak pemikiran kita sudah dipenuhi dengan pikiran tentang kebenaran, kemuliaan, keadilan, kesucian, hal indah dan manis, hal yang sedap didengar, kebajikan dan pujian? Ataukah sebaliknya?
Kata “pikirkanlah semuanya” merupakan perintah, pengajaran, agar kita tidak memasukkan pikiran-pikiran buruk dalam hidup kita. Input otak, pemikiran, dan hati kita senantiasa hanyalah semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji. Ketika input hidup kita adalah semua kebaikan, maka perasaan, pemikiran, dan tindakan kita pastilah akan diwarnai oleh hal-hal yang baik dan indah yang akan menyenangkan diri sendiri, menyangkan orang lain dan menyenangkan Tuhan.
Pengajaran kedua yang dinyatakan oleh Rasul Paulus adalah “lakukan kebaikan”.
Ayat 9 menegaskan bahwa apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu.
Kata “lakukanlah itu” merupakan dorongan, perintah, pengajaran agar kita tidak sekedar berteori tentang kebaikan dan firman Tuhan, tetapi dituntut untuk mampu mengimplementasikan, mempraktikkan, menyatakan, dan mendistribusikan kebaikan dan pengajaran Firman itu dalam hidup dengan orang lain, dengan sesama, dengan rekan kerja, dengan atasan dan bawahan, atau dengan siapapun di dalam hidup kita.
Menjadi perenungan hidup kita adalah, apakah yang menjadi input otak, pemikiran dan hati kita sekarang ini? Hal-hal baik yang menyenangkan Allah, atau hal-hal tidak perlu yang mengotori hidup kita?
Tindakan dan implementasi hidup yang baik dimulai dari pemikiran dan karakter yang baik.

PENGAJARAN KETIGA.
Hidup dalam penyertaan Allah adalan pilihan hidup.

Menarik apa yang dituliskan oleh Rasul Paulus untuk mengakhiri pengajarannya, yaitu dengan menyatakan: “Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu”.
Ketika kita mencermati bagian ayat ini, maka kita ditunjukkan dua hal, yaitu mengenai sumber damai sejahtera, dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita.

Mengapa damai sejahtera menjadi hal yang penting dalam hidup orang percaya?
Damai sejahtera ini adalah kesentosaan batin yang dibawa oleh Roh Kudus. Perasaan itu meliputi keyakinan yang teguh bahwa Yesus dekat dan bahwa kasih Allah akan bekerja di dalam kehidupan kita demi kebaikan.
Bila kita menyerahkan segala kesusahan kita di hadapan Allah dalam doa, damai sejahtera ini akan mengawali pintu hati dan pikiran kita, sambil mencegah kesusahan dan dukacita hidup ini yang mengganggu kehidupan kita dan meruntuhkan harapan kita di dalam Kristus.
Kalau ketakutan dan kecemasan kembali, maka doa, permohonan, dan ucapan syukur sekali lagi akan menempatkan kita di bawah damai sejahtera Allah yang mengawali hati kita.
Sekali lagi kita akan merasa aman dan bersukacita di dalam Tuhan.
Itulah damai sejahtera.
Ketika kita mempunyai sumber damai sejahtera, maka kita tidak akan pernah kekurangan, dan kehilangan damai sejahtera.
Dan damai sejahtera adalah salah satu ciri khas kehadiran Tuhan dalam hidup orang-orang percaya, anak-anak Tuhan.
Ketika damai sejahtera itu ada, maka ingatlah bahwa kehadiran Tuhan, penyertaan Tuhan ada dalam hidup kita.
Hadirkanlah Tuhan dalam damai sejahtera Tuhan melalui pilihan hidup yang benar di dalam Tuhan.
----------
Renungan pribadi:
----------
Bagaimanakah hidup kita sekarang ini?
Apakah kita telah memilih bagian yang hidup yang benar, yang menyenangkan hati Tuhan dan yang telah membangun iman pengharapan kita di dalam Tuhan?
Ataukah saat ini kita sedang memilih bagian hidup yang menyenangkan diri kita sendiri yang tengah membawa kepada kebinasaan?
Ingatlah pengajaran Rasul Paulus.
Pilihlah sukacita di dalam Tuhan, pilihlah yang baik dan diperkenan Tuhan, dan pilihlah hidup yang disertai Tuhan.
Rasul Paulus menasihatkan jemaat di Filipi agar memilih kehidupan yang senantiasa bersukacita.
Bahkan ia menegaskan, "Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!" (ayat 4).
Senantiasa bersukacita artinya sukacita yang kita miliki tidak tergantung pada suasana hati atau kondisi yang sedang kita alami.
Bersukacita senantiasa bukan hal yang mustahil ketika kita menyerahkan segala kekhawatiran kepada Allah di dalam doa (ayat 6).
Lebih lanjut, Paulus menasehatkan agar kita selalu berpikir positif, yakni memikirkan hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, disebut kebajikan dan patut dipuji (ayat 8).
Dengan demikian, damai sejahtera Allah akan memelihara hati dan pikiran kita sehingga kita memiliki sukacita yang melimpah (ayat 7).
Mazmur 37:4 berkata, "Dan bergembiralah karena Tuhan."
Situasi kehidupan yang sulit memang tidak akan berubah begitu saja ketika kita memilih untuk tetap bersukacita.
Sukacita tidak mengubah keadaan tetapi memberikan kekuatan untuk mengatasi setiap kesukaran yang ada.
Jadi, apakah kehidupan yang bersungut-sungut atau bersukacita yang akan menjadi pilihan kita hari ini?
----------
L I N/www.renunganharian.net
----------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.  Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".   Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
----------
Kata mutiara hari ini:
HATI YANG BERSUKACITA MEMANCARKAN KEKUATAN. SEBALIKNYA, SUNGUT-SUNGUT HANYA MENAMBAH BEBAN.
----------

Comments

Popular posts from this blog

MEMELIHARA ALAM

CARA TUHAN MENYELAMATKAN

ADA MASA DEPAN