RAJA YANG MENYAMAR
Selasa, 24 Oktober 2017
-----------
Bacaan : 2 Tawarikh 18:1-34
Nats Alkitab : Raja Israel berkata kepada Yosafat: "Aku akan menyamar dan masuk pertempuran, tetapi engkau, pakailah pakaian kebesaranmu." Lalu menyamarlah raja Israel, kemudian mereka masuk ke pertempuran. (2 Tawarikh 18:29)
-----------
Ilustrasi dan renungan:
-----------
Saat kecil, ketika saya batuk, Ibu melarang saya makan gorengan, termasuk kerupuk.
Namun, diam-diam saya makan kerupuk.
Rupanya Ibu mendapati kerupuk di kaleng berkurang, dan ia bertanya siapa yang makan.
Agar tak ketahuan, bergegas saya mencuci mulut.
Tetap saja ulah saya ketahuan karena di kaos saya menempel remah-remah kerupuk.
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada judul perikop : “Ahab memerangi Ramot-Gilead Nabi TUHAN berhadapan dengan nabi-nabi palsu”.
Suatu bagian firman Tuhan yang mengisahkan tentang keinginan hati Ahab untuk membujuk Yosafat Raja Israel menyerang Ramot-Gilead tanpa mempertanyakan kehendak Tuhan, bahkan meminta pendapat nabi-nabi palsu yang jumlahnya ratusan. Ketika seorang nabi Tuhan menyatakan kebenaran akan diceraiberaikannya Israel, mereka tidak mempercayai, dan terus melakukan peperangan. Sampai suatu kali Yosafat menyamar agar tidak diketahui orang untuk maju dalam peperangan. Namun ketika ada seorang prajurit menarik panahnya sembarangan, rupanya nubuatan Tuhan tetap terjadi. Anak panah yang ditarik tidak sengaja tadi mengenai dan membunuh Yosafat.
Pengajaran firman Tuhan adalah:
PENGAJARAN PERTAMA.
Carilah kehendak dan kebenaran Tuhan sebelum melakukan sesuatu.
Dalam melakukan aktifitas dan perencanaan kehidupan, seringkali kita tidak mengikutsertakan Tuhan dalam hidup kita.
Berbagai perencanaan yang sangat detail dan rumit, disertai dengan segala alternatif perencanaan seringkali sudah kita lakukan, tetapi kita melupakan Tuhan dalam perencanaan.
Yosafat adalah raja Israel yang mengenal Tuhan.
Ketika Raja Ahab membujuknya untuk berperang melawan Ramot-Gilead, Yosafat pun tetap berpendirian yang sama, yaitu meminta kehendak Tuhan terlebih dahulu mengenai rencana tersebut (ayat 6-8).
Namun pelajaran menarik yang menjadi perhatian kita adalah, mencari kehendak Tuhan adalah mau menerima apapun kehendak Tuhan, sekalipun itu tidak sesuai dengan keinginan kita. Sekalipun itu bertentangan dengan kehendak kita, maka kita wajib mengikuti dan menuruti serta mementingkan kehendak Tuhan dari kehendak kita sendiri.
Hal tersebut tidak terjadi dalam kehidupan Yosafat.
Sekalipun dia mencari kehendak Tuhan, namun rupanya kehendak yang diikuti adalah kehendak yang mengenakkan dirinya sendiri saja. Apabila kehendak Tuhan tersebut bertentangan dengan keinginannya, maka kehendak Tuhan ditinggalkan, sebagaimana dinyatakan dalam ayat 16-18 sebagai berikut:
Lalu jawabnya: "Telah kulihat seluruh Israel bercerai-berai di gunung-gunung seperti kambing domba yang tidak mempunyai gembala, sebab itu TUHAN berfirman: Mereka ini tidak punya tuan; baiklah masing-masing pulang ke rumahnya dengan selamat." Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: "Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?" Kata Mikha: "Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara sorga berdiri di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya”.
Bagian firman Tuhan di atas menolong kita untuk mengerti, bahwa tidak sedikit orang percaya yang tidak mau mengikuti kehendak Tuhan karena kehendak Tuhan berbeda dengan kehendak kita, seperti halnya Raja Ahab dan Raja Yosafat.
Mengerti dan memahami kehendak Tuhan perlu diikuti dengan ketaatan untuk melakukan kehendakNYA, tidak sekedar mengerti.
PENGAJARAN KEDUA.
Hati-hatilah terhadap roh dusta yang menyamar sebagai Roh Tuhan.
Dalam kehidupan, hikmat untuk mengenali Tuhan secara benar, menjadi satu hal tersendiri yang perlu ada dalam hidup orang percaya.
Perhatikan ayat 19-22 sebagai berikut:
“Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab, raja Israel, untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut nabi-nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu."
Bagian firman Tuhan di atas menunjukkan kepada kita, bahwa banyak roh-roh duniawi yang menyamar dan berlaku seperti Roh Allah. Untuk itulah kita perlu mengenal Roh Tuhan secara benar dan mengujinya apakah itu berasal dari Tuhan atau dari dunia ini dengan segala keinginan duniawinya.
Pengenalan tersebut didasari oleh kasih kita kepada Tuhan, bukan keegoisan dan kehendak-kehendak duniawi kita.
Selain itu kehendak Tuhan akan memberikan damai sejahtera sekalipun itu bertentangan dengan keinginan diri sendiri atau mungkin mayoritas orang, atau bahkan akan dimusuhi oleh kebanyakan orang.
Kehendak Tuhan juga mendatangkan kebaikan yang bersifat kekal bagi semua hal, bukan parsial semata-mata atau sesaat.
Kehendak Tuhan juga tidak akan mendatangkan malapetaka dalam hidup kita, tetapi DIA akan menolong kita meraih damai sejahtera dan masa depan yang berpengharapan.
PENGAJARAN KETIGA.
Jangan main-main dengan kehendak Tuhan.
Bagian ayat 29-34 menyatakan kepada kita tentang permainan yang dilakukan oleh Ahab tentang kehendak Tuhan. Ahab berpikir bahwa apabila dia menyamar bukan sebagai raja, tentulah ucapan Mikha bin Yimla yang menubuatkan malapetaka apabila berperang melawan Ramot-Gilead tidak akan terjadi.
Ahab sebetulnya tahu bahwa ucapan Mikha bin Yimla, yang menubuatkan malapetaka, adalah kebenaran (ayat 7).
Karena itu, ia enggan mendengarkannya.
Namun, berhubung Yosafat memintanya dan mereka berniat maju perang bersama, suka tak suka Ahab akhirnya memanggil Mikha (ayat 8).
Saat Mikha menubuatkan kekalahan (ayat 16), Ahab sebetulnya percaya bahwa hal itu memang bakal terjadi.
Ia pasti tewas dalam peperangan ini. Karena itu, ia berusaha mengakali Tuhan.
Yosafat disuruhnya maju perang dengan pakaian kebesaran; Ahab maju perang dengan menyamar (ayat 29).
Taktik ini memang bisa mengakali pasukan Aram, tetapi tidak bisa mengakali Tuhan yang Mahatahu.
Ahab terbunuh dengan cara yang cukup unik, oleh panah yang ditembakkan asal-asalan dan tepat mengenai sambungan baju zirahnya (ayat 33).
Kita mungkin bisa mengakali manusia saat jatuh dosa, tetapi kita tidak bisa mengakali Tuhan. Jangan berusaha lari dari Tuhan saat jatuh dosa, tetapi akuilah dan bereskan.
Allah selalu menepati setiap firman-Nya.
Karena itu, kerjakanlah hal-hal yang diperkenan Tuhan agar kita menuai hal-hal yang mendatangkan kebaikan dalam hidup.
-----------
Renungan pribadi:
-----------
Apakah yang saat ini sedang kita bangun dan kita akan lakukan di dunia ini?
Menjadi perenungan, apakah kita telah mengikuti sertakan dan meminta Tuhan menyatakan kehendakNYA sebelum kita melangkah?
Apakah kita telah menempatkan Tuhan sebagai penasehat utama dalam hidup kita untuk segala hal yang akan dilakukan?
Janganlah seperti Raja Ahab yang hanya mau mengakui kehendak Tuhan ketika kehendak itu sesuai dan cocok dengan kehendak kita, namun segera meninggalkan Tuhan ketika kehendakNYA keras dan tidak cocok dengan kehendak kita.
Jadilah pribadi penurut yang selalu taat dan patuh kepada kehendak Tuhan yang dinyatakan dalam kehidupan kita, sekalipun itu bertentangan dengan kita, tidak dianggap orang lain, atau bahkan mungkin menyakitkan kita. Karena sesungguhnya kehendak itu adalah yang terbaik dalam hidup kita.
Kerjakanlah hal-hal yang diperkenan Tuhan agar kita menuai hal-hal yang mendatangkan kebaikan dalam hidup.
-----------
RTG/www.renunganharian.net.
-----------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.
Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!"
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini adalah :
PENYAMARAN KITA BISA MENIPU MANUSIA, TETAPI TIDAK AKAN PERNAH BISA MENIPU TUHAN.
-------------
Comments
Post a Comment