POHON SEPERTI APA?

Kamis, 12 Oktober 2017
-----------
Bacaan              :   Mazmur 128:1-6
Nats Alkitab     :   “... anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu. Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN. (Mazmur 128:3-4).
-----------
Ilustrasi dan renungan:
-----------
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Tentu, keberlakuan pepatah itu bukan tanpa syarat.
Jika pohon itu tumbuh di lereng yang terjal, atau mencangkung di atas sungai yang deras, kisahnya pasti berbeda.
Tetapi di lahan datar, dalam situasi normal, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Pepatah itu mau mengatakan bahwa jika tak ada hal yang memantik perkecualian, karakter dan perilaku anak-anak akan sangat dipengaruhi oleh -dan karenanya tak akan jauh dari- karakter dan perilaku orangtua mereka.

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk dengan judul : “Berkat atas rumah tangga”.
Suatu bagian firman Tuhan yang menolong kita untuk memahami bagaimana sebuah keluarga diberkati oleh Tuhan.

Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah:

PENGAJARAN PERTAMA.
Takut akan Tuhan adalah tiang rumah tangga.

Berkat adalah suatu hal yang sangat didambakan dan menjadi bekal luar biasa bagi setiap rumah tangga.
Perikop di atas tidak menyebutkan tentang keluarga tetapi tentang rumah tangga.
Keluarga berbicara tentang pola hubungan antara satu dengan yang lain sedangkan rumah tangga berbicara tentang mengelola kebutuhan dan keperluan-keperluan dalam suatu keluarga.
Untuk itulah maka tidak salah apabila perikop ini berbicara tentang rumah tangga, karena berbicara tentang bagaimana mengelola sebuah keluarga berdasarkan aturan dan kehendak Allah.

Dalam mengelola sebuah keluarga, satu kunci pokok dinyatakan oleh pemazmur dalam ayat 1 yang demikian bunyinya :
“Nyanyian ziarah. Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!”
Dua hal yang dinyatakan dalam ayat di atas adalah “takut akan Tuhan” dan “hidup menurut jalan yang ditunjukkan-NYA”.
Takut akan Tuhan merupakan kunci utama seseorang akan menerima berkat Tuhan, karena takut akan Tuhan mengandung pemahaman adanya ketertundukan, adanya kepatuhan dan penghambaan yang didasarkan kepada kasih akan Tuhan.
Seseorang yang takut akan Tuhan, akan hidup mengikut dan menurut apa kehendak Tuhan yang dinyatakan dalam hidupnya, karena dia meyakini dan mengimani bahwa Tuhan mempunyai perkara-perkara yang baik, luar biasa dan sungguh mengagumkan dalam hidupnya.
Berdasarkan takut akan Tuhan tersebut, maka seseorang akan merelakan dirinya untuk hidup menurut jalan yang ditunjukkanNYA.
Dia tidak hidup menurut kehendaknya sendiri, tidak menurut kehendak dunia ini, tetapi menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan.
Tidak segan-segan, dan tidak bosan-bosan dia akan mencari kehendak Tuhan dalam hidupnya berdasarkan firman Tuhan, dan perkara itulah yang menjadi dasar pola dan arah kehidupannya.
Dan firman Tuhan katakan bahwa orang itulah orang yang berbahagia di dalam Tuhan.
Ketika seseorang merasakan dan menikmati kebahagiaan karena takut akan Tuhan, maka hal itulah menjadi kunci utama dan dasar keluarga yang diberkati Tuhan.

PENGAJARAN KEDUA.
Buatlah rumah tangga kudus dengan berkat dari Tuhan.

Luar biasa pesan firman Tuhan yang dinyatakan dalam ayat 2.
Kunci rumah tangga diberkati dimulai dari rejeki yang dibawa masuk dalam rumah tangga.
Darimana dan bagaimana rejeki dibawa masuk ke dalam rumah, menjadi kunci untuk menilai apakah rejeki tersebut dapat menjadi berkat atau malah menjadi kutuk.
Firman Tuhan dalam ayat 2 menyatakan secara tegas, “Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!”.
Kata “memakan hasil jerih payah tanganmu” memberikan pemahaman dalam hidup kita bahwa berkat yang dibawa masuk untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kita seharusnya merupakan rejeki yang berasal dari hal-hal yang baik, hasil dari jerih payah kita, dan memang dilakukan sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ada dua hal yang diperolah ketika kita memakan rejeki dari jerih payah kita.
Kita akan “berbahagia”, dan “baik keadaanmu”.
Berbahagia sangat jelas artinya, tetapi “baik keadaanmu” menjadi suatu hal luar biasa yang menjadi perhatian dalam hidup kita.
“Baik keadaanmu”, berarti ada kesehatan, ada kebaikan, tidak menjadikan ricuh dan perselisihan, dan menjadikan tubuh kita terus bugar, bertumbuh dan menjadi berkat juga bagi orang lain di sekitar kita.

Ternyata, kata “ baik keadaanmu” tidak hanya dalam pengertian singkat seperti di atas, tetapi implementasi hal tersebut dinyatakan secara tegas dalam ayat 3-5 sebagai berikut:
“Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN”.

Berkat yang diperoleh dari jerih payah seorang ayah, ternyata berakibat kepada isi sebuah rumah tangga, yaitu istri dan anak-anak.
Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa “istrimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu”.
Pohon anggur menggambarkan suatu pohon yang indah, berharga mahal, dan menjadi simbol hubungan yang positif dengan Tuhan.
Istri yang menjadi seperti pohon anggur, adalah istri yang indah dalam rumah tangga, bukan dari penampilan semata-mata, tetapi juga dari karakter dan sikap hidupnya. Selain itu dia juga akan menjadi istri yang sangat berharga bagi suami dan anak-anaknya, dan bahkan dia akan menjadi bagian penting bagi keluarganya untuk lebih dekat dan tunduk kepada Tuhan.

Anak-anak dalam rumah tangga yang takut akan Tuhan, digambarkan seperti “tunas pohon zaitun”.
(Olea europaea) adalah pohon kecil tahunan dan hijau abadi, yang daun dan dahannya menjadi lambang perdamaian. Buah zaitun dapat dimakan mentah ataupun sesudah diawetkan sebagai penyegar. Buahnya yang tua diperas dan minyaknya diekstrak menjadi minyak zaitun yang dapat dipergunakan sebagai bumbu salad dan belakangan banyak digunakan untuk bahan kosmetik yang dapat menjaga kelembaban dan kekencangan kulit sehingga diyakini dapat menjadikan kulit awet muda.
Luar biasa anak-anak seperti pohon zaitun, selain sebagai “pendamai” bagi keluarga ketika ada permasalahan-permasalahan kecil antara suami dan istri, anak-anak juga akan sangat mempunyai pribadi berarti dalam keluarga.
Menjadi buah keluarga yang bermanfaat bagi keluarganya dan lingkungan sekitarnya untuk menjadikan segala sesuatu kehidupan menjadi lebih enak, lebih nyaman dan lebih indah.

Dan sungguh, dengan adanya ayah yang takut akan Tuhan dan mencari berkat dari jerih payah tanggannya, maka istri dan anak-anaknya akan menjadi berkat dalam rumah tangga. Sehingga firman Tuhan katakan : “Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN”.

PENGAJARAN KETIGA.
Berkat Tuhan akan membawa kita kepada hidup kekal di dalam Tuhan.

Ayat 5-6 menyatakan bahwa : “Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu, dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel!”

Bagian ayat di atas menolong kita untuk mengerti bahwa kebutuhan berkat dan kebahagiaan adalah kebutuhan yang diperlukan sebuah rumah tangga dalam jangka waktu yang lama. Tidak setahun dua tahun, tetapi sampai akhir kehidupan.
Yang dapat menjamin adanya berkat dan kebahagiaan dalam rumah tangga sampai akhirnya, hanyalah Tuhan semata-mata, hanyalah Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana dinyatakan firman Tuhan bahwa “Tuhan memberkati engkau dari Sion”.
Dan penyertaan Tuhan kepada rumah tangga yang takut akan Tuhan sungguh kekal, karena firman Tuhan katakan secara tegas, “seumur hidupmu”, dan kata-kata:  “ melihat anak-anak dari anak-anakmu”.
Artinya ada empat generasi yang akan diperhatikan Tuhan dan diberkati secara luar biasa dalam hidup kita.
Apakah kita akan melihat keluarga kita dan keturunan kita diberkati Tuhan, hidup yang takut akan Tuhan menjadi prinsip utama yang harus dipertahankan selama-lamanya dalam keluarga.
-----------
Renungan pribadi:
-----------
Peran ayah, peran laki-laki sebagai kepala keluarga menjadi titik sentral bagi kehidupan keluarga yang diberkati Tuhan.
Mazmur 128 tak hendak menafikan peran ibu.
Dengan ungkapan yang lazim kala itu, Pemazmur menyatakan bahwa dari dalam keluarga akan hadir anak-anak yang "seperti tunas pohon zaitun" (ayat 3b)-yakni anak-anak yang baik, tunas harapan bagi kehidupan, yang menjadi berkat bagi sesama- tetapi dengan satu catatan penting: jika mereka tumbuh dalam asuhan orangtua yang "takut akan Tuhan" (ayat 4).
Mazmur 128 hendak mengatakan bahwa dari orangtua yang konsisten menjaga kesucian hidup, tumbuh anak-anak yang menghormati nilai-nilai luhur. Dari orangtua yang pemurah dan bersikap welas asih, tumbuh anak-anak yang penuh kepedulian dan cinta kasih.
Dari orangtua yang tidak membeda-bedakan sesama, tumbuh anak-anak yang egaliter.
Dari orangtua yang menghormati perbedaan, tumbuh anak-anak yang toleran.
Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
Peran dan kualitas kita sebagai orangtua ternyata menentukan iman dan karakter anak-anak kita.
Maka sungguh, kita patut mengerti kita harus menjadi pohon yang seperti apa.
Anak-anak belajar dari kehidupan yang dialaminya.. --dan karenanya tak akan jauh dari pohonnya.
Marilah menjadi orang tua yang takut akan Tuhan, sehingga rumah tangga kita akan dikelola oleh Tuhan untuk menghasilkan hal-hal luar biasa dalam hidup kita.
-----------
EE/www.renunganharian.net
-----------
Selamat beraktifitas.
Tetap semangat di dalam Tuhan.
Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!"
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
-------------
Kata mutiara hari ini adalah :
ANAK-ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN YANG DIALAMINYA. (DOROTHY LAW NOLTE).
-------------

Comments

Popular posts from this blog

KITA SUNGGUH BERHARGA

MEMELIHARA ALAM

ADA MASA DEPAN