AYUNAN LANGKAH PERTAMA

Minggu, 02 Jun 2019
--------
Bacaan Firman Tuhan : Pengkhotbah 11:1-8
Nats Alkitab :  Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai. (Pengkhotbah 11:4)
--------
RENUNGAN :
--------
“Semua permulaan itu sukar”—demikian nasihat, lebih tepatnya, pengakuan yang lazim kita dengar. Mengapa? Pengalaman saya ketika menulis ialah munculnya harapan bahwa semua gagasan tersimpan jelas dan lengkap dulu di kepala, barulah dituangkan ke dalam tulisan. Namun akibatnya justru saya tak kunjung menulis. Hanya menunggu dan menunda. Layar monitor tetap kosong. Sebaliknya, apabila huruf, kata, dan kalimat pertama segera ditulis—gagasan pun ikut mengalir bersama rentetan kalimat berikutnya.

Kitab Pengkhotbah berbicara tentang hidup “di bawah matahari”—kehidupan manusia yang senantiasa dibayang-bayangi oleh kematian yang terasa misterius. Justru karena fana itu, kita harus berjuang untuk memberi makna pada hidup ini. Salah satunya ialah dengan cara menghidupi momentum dan mengerjakan segala sesuatu pada waktunya. Sebab Tuhan membuat segala sesuatu “indah pada waktunya” (Pkh. 3:11). Termasuk bekerja. Jangan menanti kondisi ideal dan berharap terlalu muluk untuk memulai. Segera menabur saja, menabur dengan rajin (ay. 6).

Bagaimanakah dengan hidup kita? Apakah kita juga menghargai setiap waktu dan skenario Tuhan yang sedang diaturkan dalam hidup kita? Ataukah kita termasuk pribadi yang suka mengeluh dan sukar menerima keadaan yang sedang terjadi dalam hidup kita?

Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Pedoman-pedoman hikmat”. Pengajaran firman Tuhan tentang hikmat untuk memandang misteri kehidupan sebagai kepastian, karena ada tangan Tuhan yang bekerja sedemikian luar biasa dalam hidup kita.

Pengajaran Firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:

Pengajaran PERTAMA.
Mempercayai kebaikan Allah.

Misteri kehidupan seringkali membuat kita menjadi takut melakukan kebaikan-kebaikan. Banyak orang merasa rugi mengeluarkan, mengorbankan, atau memberikan sesuatu kepada orang lain, karena hal itu dianggapnya kesia-siaan, dan rugi berbagi dengan orang lain. Banyak orang beranggapan bahwa hasil yang diperolehnya saat ini merupakan usaha dan kerja kerasnya, sehingga tidak perlu dan tidak ada alasan untuk berbagi dan memberikan kepada orang lain.
Firman Tuhan mengajarkan kita untuk berbagi, dan memberi berbagai kebaikan kepada orang lain. Firman Tuhan menyatakan: “Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu. Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi” (ay. 1-2).
Firman Tuhan di atas mengajarkan kita untuk memberi. Memang sulit bagi kita untuk “melempar rotimu ke air”, karena roti menggambarkan bagian rejeki, bagian makanan, bagian kebutuhan pokok kita. Tetapi firman Tuhan mengatakan suatu kepastian, “engkau akan mendapatnya kembali. Mengapa demikian? Karena firman Tuhan juga memastikan bahwa Tuhan tidak akan diam menyaksikan umatNYA mempunyai kemurahan hati. Dengan misteri dan otoritasNYA, Allah akan melakukan karya dan pekerjaanNYA di dalam hidup kita (ay. 5).
Tetapi apabila kita tidak mau berbagi dengan orang lain, maka firman Tuhan katakan bahwa segala sesuatu yang kita miliki merupakan kesia-siaan. Kita tidak dapat memilikinya sepanjang masa, ada waktunya kita justru akan kehilangan, karena kita menyimpannya (ay. 2).
Percayakah pengelolaan kekayaan, potensi, kemampuan, kepandaian, kewenangan, kekuasaan, dan semua kelebihan kita kepada Tuhan, dan keikhlasan berbagi dengan orang lain, karena justru hal tersebut akan membuka berbagai kran berkat bagi kehidupan kita.

Pengajaran KEDUA.
Berpikir dan bertindak positif.

Kehidupan adalah judi atau misteri ketidakpastian. Apabila kita mengingat hal itu, maka kita pun akan menjadi takut untuk bertindak, bahkan akhirnya menjadi pesimis untuk melakukan sesuatu. Tetapi ingatlah firman Tuhan, “Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik” (ay. 6).
Firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa kita harus melakukan setiap langkah, tindakan, pekerjaan, dan karya kita menjadi hal terbaik di hadapan Allah. Kita tidak boleh seenaknya, kita pun tidak boleh sembarangan, dan kita pun tidak boleh melakukan sesuatu dengan asal-asalan, karena segala sesuatu harus kita persembahkan dan kita pertanggungjawabkan kepada Allah yang memiliki hidup, dan mengerti nasib kehidupan kita. Kerja keras, keihlasan, dan kesungguhan kita menjadi modal utama untuk mempersembahkan hidup kepada Tuhan sebagai persembahan yang kudus, hidup dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1).
Kerja keras dan kesungguhan kita juga membuktikan pemikiran positif kita kepada Allah. Kita mempercayai bahwa Tuhan melihat hidup kita, dan pasti menghargai apa yang kita lakukan kepadaNYA.
Jangan pernah pesimis, rendah diri (minder), dan depresi dengan kehidupan yang kita lakukan sekarang ini, karena kita tidak tahu apa yang Tuhan sedang ijinkan terjadi dalam hidup kita. Yang kita tahu sekarang adalah adanya jaminan kepastian pengharapan di dalam hidup kita. Apabila Allah di dalam Kristus Yesus telah mampu mengalahkan maut, dan menyedikan tempat bagi kita di dalam Kerajaan Sorga, maka kita pun sudah seharusnya yakin bahwa DIA pun pasti akan mampu menyediakan berbagai macam kehidupan kita, dan memastikan masa depan pengharapan hidup kita.
Oleh karena itu, berpikir dan bertindaklah positif karena ada Tuhan yang sanggup membalaskan perbuatan kita menurut perbuatan iman yang kita lakukan.

Pengajaran KETIGA.
Jangan lupa berbahagia.

Seringkali kita kehilangan kebahagiaan, karena kita lupa menikmati dan mensyukuri kehidupan. Kebahagiaan dan rasa syukur menjadi bagian penting dalam hidup kita, karena itu baik bagi kita. Selain untuk “memperpanjang usia”, maka kebahagiaan mampu menjadi dasar bagi kita untuk menghargai kehidupan. Kehidupan bukan hanya dipandang dari kesulitan, penderitaan, dan beban. Tetapi kehidupan adalah anugerah. Anugerah untuk terus menerus memandang kebaikan Tuhan.
Kebahagiaan dan sukacita juga akan menolong kita untuk tidak bersedih, kecewa, atau protes kepada Tuhan apabila kita mengalami kesulitan, penderitaan, dan beban di dalam hidup kita. Kesemuanya merupakan kehidupan berputar yang harus kita lalui karena ijin dan perkenan Tuhan.
Oleh karena itu firman Tuhan menyatakan : “Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata; oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya (ay. 7-8a).
Firman Tuhan juga mengingatkan kita agar kita menghargai dan memanfaatkan hidup dengan sebaiknya-baiknya sebelum kita tidak dapat menikmatinya, baik karena kematian, atau sakit penyakit, atau keadaan lain yang membuat kita kehilangan kesempatan untuk menikmatinya, sebab “segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan” (ay. 8b).
Berpeganglah terus dan teruslah bersyukur kepada Allah, karena sedemikian luar biasa kebaikanNYA dalam hidup kita.
--------
RENUNGAN PRIBADI :
--------
Dalam hal bekerja (apa saja) kita ditantang oleh godaan untuk menunggu. Tunggu kalau persyaratan ini dan itu terpenuhi dulu. Tunggu sampai keraguan kita hilang. Tunggu sampai kita punya ini dan itu. Tunggu waktu, tunggu ada tempat, tunggu kalau sudah siap. Serba tunggu. Akhirnya tunggu menjadi tunda dan hasilnya nihil. Asalkan bersama Tuhan, jangan ragu lagi. Ayunkan saja langkah pertama, selebihnya Dia pasti memimpin dan menyertai.
--------
PAD/www.renunganharian.net
--------
SELAMAT HARI MINGGU, selamat berbakti untuk memuji dan memuliakan Nama Tuhan.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: “Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-------
Kata mutiara hari ini :
KERJAKAN APA YANG ANDA BISA LAKUKAN DI TEMPAT DIMANA ANDA BERADA DENGAN BEKAL APA YANG ANDA PUNYA.—Theodore Roosevelt

Comments

Popular posts from this blog

BERKATA BERULANG-ULANG

MENOLAK TUHAN

PELAKU KEBENARAN