CINTA YANG MEMBUTAKAN
Jum'at, 22 Februari 2019
-------
Bacaan Firman Tuhan : 1 Raja-raja 11:1-13
Nats Alkitab : Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN. (1 Raja-Raja 11:3)
-------
RENUNGAN :
-------
Sungguh menarik melayani mahasiswa yang bergumul untuk menemukan pasangan hidup. Ada yang tawar-menawar dengan kebenaran firman Tuhan, ada pula yang berusaha mencari pembenaran supaya bisa mendapatkan pasangan yang dicintai.
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada satu judul perikop : “Salomo jatuh ke dalam penyembahan berhala”
Suatu kejatuhan Raja Salomo di hadapan Tuhan, karena fokus hatinya tidak lagi kepada Tuhan tetapi lebih kepada perempuan-perempuan asing yang dicintainya.
Bagaimanakah hidup kita saat ini, apakah hidup kita fokus untuk mengasihi Allah, ataukah terdapat “ilah lain” yang mengganggu hubungan kita dengan Allah dan menyebabkan Allah tidak berkenan akan hidup kita?
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah sebagai berikut:
Pengajaran PERTAMA.
Jangan berpaut kepada yang lain.
Berbagai macam kemegahan duniawi, seperti kepandaian, kekayaan, jabatan, kekuasaan, dan keunggulan-keunggulan lain yang dapat dibanggakan di dunia ini, seringkali melupakan posisi Tuhan sebagai Allah yang patut dimuliakan, dan posisi kita sebaga hamba yang harus menunjunjung tinggi dan meluhurkan nama Tuhan.
Apabila kita tidak waspada dan sadar diri, maka kemungkinan dapat terjadi justru kesemua berkat tersebut membuat kita mempunyai “ilah” dan mulai melupakan Tuhan.
Sama seperti Salomo yang oleh Tuhan diberikan sedemikian berkat-berkat luar biasa, seperti hikmat, kekayaan, kekuasaaan, daerah jajahan, keelokan tubuh, dan juga berbagai macam keunggulan duniawi, ternyata tidak membuat dirinya semakin dekat dan mengasihi Tuhan, tetapi justru sebaliknya, dia melupakan Tuhan.
Dia lebih mendengar ratusan perempuan-perempuan asing yang menjadi istrinya, dan dia melupakan firman Tuhan.
Firman Tuhan menyatakan : “padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta” (ay. 12). Selain itu, firman Tuhan juga menyatakan : “dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya” (ay. 16).
Menjadi perenungan di dalam hidup kita, apakah Allah di dalam Kristus Yesus adalah satu-satunya yang mencondongkan hati kita saat ini, sehingga kita melakukan kebenaran, dan mengikuti perintah Tuhan?
Ataukah kita mengikuti “ilah lain” yang merubahkan pandangan hati kita kepada Allah, sehingga kita tidak fokus kepada Allah yang benar dan kasih itu?
“Ilah lain” tidak sekedar berhala atau roh roh dunia ini, tetapi “ilah lain” juga berarti keegoisan diri kita sendiri, keinginan-keinginan dunawi, kemegahan duniawi seperti hikmat, kekayaan, kekuasaaan, daerah jajahan, keelokan tubuh, dan juga berbagai macam keunggulan duniawi, hobby dan kesenangan kita, atau bahkan permasalahan hidup kita. Apabila kesemuanya itu mulai menyita dan merebut hidup kita sehingga kita tidak lagi meyakini, mempercayai, dan menundukkan diri pada Allah di dalam Kristus Yesus, maka artinya kita sudah mempunyai “ilah lain” yang kita andalkan dalam hidup kita.
Dalam keadaan apapun, pandanglah Allah dan jadikanlah DIA sebagai fokus, tuan dan Tuhan di dalam kehidupan kita yang kita utamakan melebihi yang lain.
Pengajaran KEDUA.
Kemurkaan Allah.
Firman Tuhan menyatakan bahwa : “Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya, dan yang telah memerintahkan kepadanya dalam hal ini supaya jangan mengikuti allah-allah lain, akan tetapi ia tidak berpegang pada yang diperintahkan TUHAN” (ay. 9-10).
Seringkali kita tidak lagi mampu merasakan dan peka terhadap kemurkaan Allah. Kita anggap bahwa Allah murka apabila kita melakukan kejahatan yang luar biasa. Tetapi firman Tuhan hari ini mengajarkan dalam hidup kita, bahwa kemurkaan Allah dimulai sejak kita menentang dan tidak mau ditundukkan oleh perintah Tuhan. Apabila kita terlalu khawatir, terlalu takut dengan problema hidup sehingga kita tidak berpegang kepada Allah, apabila kita meragukan kebenaran firman Tuhan, apabila kita tidak lagi mematuhi firman Tuhan, apabila kita mulai bosan dan mungkin kecewa dengan Tuhan, atau mungkin pula kita mulai menjauhi persekutuan-persekutuan dengan Tuhan, ingatlah bahwa pada saat itu sesungguhnya kita telah berada di gerbang kemurkaan Allah.
Jagailah hidup kita agar terus berada dalam perkenanNYA, dan menjauhi murkaNYA.
Marilah kita belajar untuk merendahkan hati, dan tunduk kepada Allah di dalam Kristus Yesus, dan menyelaraskan jalanNYA dengan jalan hidup kita sehingga kita dapat hidup dalam rancangan dan pengelolaan tangan kasihNYA.
Tuhan adalah pribadi mahakasih yang dapat menerima kelemahan kita, tetapi DIA adalah pribadi pencemburu yang tidak mentolerir kesalahan dan dosa kita.
Pengajaran KETIGA.
Hukuman Allah.
Sungguh ngeri apabila kita mendengar dan melihat hukuman Allah. Salomo yang berada dalam kemurkaan Allah pun harus menerima hukuman Allah sebagaimana firmanNYA : “Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Salomo: "Oleh karena begitu kelakuanmu, yakni engkau tidak berpegang pada perjanjian dan segala ketetapan-Ku yang telah Kuperintahkan kepadamu, maka sesungguhnya Aku akan mengoyakkan kerajaan itu dari padamu dan akan memberikannya kepada hambamu” (ay. 11).
Kerajaan adalah kebanggaan dan harta satu-satunya seorang raja, seperti Salomo, Tetapi apa artinya ketika kebanggaan itu akhirnya harus dikoyakkan dan dibagi-bagi, bahkan diberikan kepada seorang hamba. Hidup tiada lagi kebanggaan, kemuliaan, dan berkat. Kesemuanya menjadi penderitaan, malu, tidak adanya harga diri, tidak ada lagi kenyamanan, hidup dalam perpecahan, dan tidak ada lagi cerita baik. Demikianlah ketika Tuhan menjatuhkan seseorang dalam hukuman dosa, semuanya menjadi berantakan, dan kita harus hidup dalam beratnya didikan Tuhan untuk memulihkan.
Tetapi Tuhan akan mengingat terus kesetiaan hambaNYA yang memegang perintahNYA dengan teguh dan sungguh-sungguh seperti Daud. Dalam kemurkaan dan hukuman terhadap Raja Salomo, tetapi Tuhan tetap mengingat Daud, sehingga Allah masih menyisakan belas kasihan kepadanya, sebagaimana tertulis dalam firman Tuhan bahwa : “ Hanya, pada waktu hidupmu ini Aku belum mau melakukannya oleh karena Daud, ayahmu; dari tangan anakmulah Aku akan mengoyakkannya. Namun demikian, kerajaan itu tidak seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku akan Kuberikan kepada anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena Yerusalem yang telah Kupilih" (ay. 12-13).
Marilah tetap berpegang dan hidup dalam Tuhan, sehingga dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, kita tetap diingat Tuhan, dan kebaikanNYA tidak meninggalkan hidup kita, dan keturunan kita. Tetap ada belas kasihan dan kasih karunia Tuhan yang dinyatakan dalam hidup kita sekalipun kita sedang tertatih-tatih menjalani kehidupan kita. Dia selalu bersama-sama dengan kita dan tidak pernah meninggalkan kita sendirian, namun seringkali tidak sadar bahwa dosa tengah memisahkan hubungan indah kita dengan Tuhan.
-------
RENUNGAN PRIBADI:
-------
Tuhan mengingatkan bahwa orang Israel tidak boleh bergaul dengan bangsa asing karena mereka bisa mencondongkan hati orang Israel kepada allah mereka. Namun, Salomo mencintai banyak perempuan asing, anak Firaun, perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon, dan Het. Jumlahnya pun tidak tanggung-tanggung: tujuh ratus istri dan tiga ratus gundik. Cinta telah membutakannya sehingga mengabaikan peringatan Tuhan. Bukan tanpa alasan Tuhan memperingatkan. Nyatanya, ketaatan Salomo semakin tergerus oleh pengaruh istri-istrinya sehingga akhirnya hati Salomo condong kepada allah lain pada masa tuanya. Salomo menjadi tidak setia dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan sehingga Tuhan murka kepadanya.
Banyak orang, termasuk anak Tuhan, sering terjebak dengan perkataan “yang penting saling cinta”. Padahal, perkataan itu tidak sejalan dengan tatanan Tuhan atas pernikahan sehingga muncullah pernikahan berbeda iman dan pernikahan sejenis. Sungguh berbahaya jika seseorang menikah hanya karena cinta tanpa ketaatan kepada Tuhan. Tanpa pasangan hidup yang seiman dan bertumbuh, seseorang akan semakin berkompromi dan menjauh dari Tuhan. Marilah kita lebih taat kepada Tuhan daripada sekadar mengikuti perasaan cinta kepada pasangan atau calon pasangan hidup.
Marilah tetap berpegang dan hidup dalam Tuhan, sehingga dalam keadaan yang paling sulit sekalipun, kita tetap diingat Tuhan, dan kebaikanNYA tidak meninggalkan hidup kita, dan keturunan kita.
-------
ANT/www.renunganharian.net
-------
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya: Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!".
Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
-----
Kata mutiara hari ini :
CINTA TANPA KETAATAN YANG PADA AWALNYA SEPERTI BAIK-BAIK SAJA, TERNYATA PADA AKHIRNYA BISA SUNGGUH-SUNGGUH MENJADI BENCANA!
Comments
Post a Comment