KETIKA HARUS MEMILIH
Selasa, 13 Februari 2018
-----------
Bacaan : 1 Tawarikh 21:1-13
Nats Alkitab : "... biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya...." (1 Tawarikh 21:13)
-----------
Ilustrasi dan renungan:
-----------
"Berikan aku tiga permintaan" merupakan salah satu bagian kalimat populer yang diucapkan oleh pemilik lampu ajaib dalam kisah Aladin. Permintaan yang dapat mengubah hidup seseorang, miskin menjadi kaya, lemah menjadi kuat dan berbagai permintaan menggiurkan lainnya. Namun apa jadinya jika yang diberikan bukanlah permintaan, melainkan pilihan akan malapetaka?
Melakukan penghitungan bangsa Israel tanpa diperintahkan dan tanpa seizin Tuhan, Daud harus menerima konsekuensi dari perbuatannya. Bukan tiga permintaan yang harus diajukannya, sebaliknya ia harus memilih satu dari tiga malapetaka yang nyaris sama berat. Tiga tahun kelaparan, tiga bulan masa pelarian, atau wabah penyakit sampar di negerinya (ay. 12). Menyadari kesalahannya, menghadapi pilihan yang berat dan membingungkan itu, Daud memilih untuk menyerahkan keputusannya kepada Sang Pemberi hukuman. Bagi Daud, menghadapi malapetaka itu bersama Tuhan menjadi pilihannya ketimbang jatuh ke tangan manusia (ay. 13).
Hari ini kita belajar satu bagian firman Tuhan yang merujuk kepada judul perikop : “Pendaftaran dan hukuman”.
Suatu bagian kisah firman Tuhan dari kesalahan Daud yang menuruti pencobaan Iblis untuk mengagungkan dirinya sendiri dengan cara menghitung pertambahan jumlah rakyat Israel untuk menghitung banyaknya kemenangan yang diraihnya. Kesemuanya itu bukan untuk memuliakan nama Tuhan, tetapi untuk mengagungkan dirinya dan mulai meninggalkan peran Allah dalam hidupnya. Akibatnya Tuhan marah, dan menghukum Israel.
Pengajaran firman Tuhan hari ini adalah:
PENGAJARAN PERTAMA.
Iblis menggunakan cara yang lazim dilakukan dunia untuk menjatuhkan umat Tuhan.
Cara untuk mengetahui rakyat dalam suatu negara dengan cara menghitung jumlahnya merupakan cara yang lazim dan tidak asing bagi pemerintahan dan raja-raja di dunia. Tetapi hal itu dapat dipakai iblis untuk membujuk dan menjadikan manusia sombong dan melupakan karya dan rancangan Allah yang telah dilakukannya. Hal ini terjadi pada pemerintahan Daud.
Iblis menggunakan cara yang lazim bagi bangsa-bangsa untuk menghitung jumlah penduduknya, dan membujuk Daud untuk menghitungnya (ay.1). Dalih utamanya adalah untuk mencari jumlah orang yang dapat memegang pedang dan tidak dapat memegang pedang, sementara golongan Lewi dan Benyamin yang dianggap tidak bisa berperang, tidak dihitungnya (ay. 4-5).
Bagaimana perbuatan Daud dari kacamata Tuhan?
Hal itu merupakan perbuatan jahat dimata Tuhan sebagaimana dituliskan dalam ayat 7 sebagai berikut : “ Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel”.
Kisah firman Tuhan di atas menolong kita untuk memahami bagaimana “liciknya” iblis untuk membelokkan hal biasa, yang lazim dilakukan orang-orang di dunia untuk membawa kita masuk dalam dosa, dan merupakan hal jahat di mata Tuhan sehingga mendatangkan hukuman.
Firman Tuhan di atas menolong kita juga untuk waspada, dan selalu mengevaluasi hidup kita, apakah yang kita lakukan sesuai dengan firman Tuhan, bukan sekedar lazim dan biasa dilakukan orang-orang di dunia ini.
Indikator utama apakah perbuatan kita menyakitkan hati Tuhan dan dipandang jahat dimata Tuhan adalah, apakah perbuatan tersebut memuliakan nama Tuhan, dan apakah perbuatan tersebut dapat menyaksikan perbuatan dan keluarbiasaan Tuhan atau tidak. Apabila suatu perbuatan yang lazim dilakukan di dunia ini tidak memuliakan nama Tuhan, dan mengeliminasi kesaksian perbuatan dan kasih Tuhan, hati-hati, itu mungkin tipu daya iblis untuk mengagungkan diri kita sendiri, dan bukan untuk Tuhan.
PENGAJARAN KEDUA.
Lakukan pemulihan dan datanglah kepada Allah.
Kesadaran melakukan dosa seringkali sangat terlambat disadari, sampai akhirnya Tuhan mendatangkan hukuman untuk mengingatkan kita.
Tetapi ketika kita dekat dengan Allah, maka Tuhan dapat menggunakan apapun, siapapun, dan peristiwa apapun untuk mengingatkan kembali hubungan kita dengan Tuhan, dan mendorong kita untuk melakukan pemulihan di hadapan Allah, dan kembali menyembahNYA.
Daud adalah salah seorang hamba Tuhan yang peka, responsif terhadap firman Tuhan, dan patuh kepada didikanNYA, seperti yang dinyatakan dalam ayat 8 sebagai berikut: “Lalu berkatalah Daud kepada Allah: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, jauhkanlah kiranya kesalahan hamba-Mu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
Suatu pengakuan yang luar biasa dari diri Daud ketika menyadari kesalahan dan perbuatan dosanya di hadapan Allah. Dia menyatakan dua hal penting.
PERTAMA, Daud menyadari dan berani mengakui perbuatan dosanya di hadapan Allah sebagai suatu kesalahan.
KEDUA, Daud mengakui bahwa dirinya bodoh, karena tidak peka mendengarkan suara Tuhan, tetapi justru mengikuti suara Iblis yang menggodanya dengan perbuatan yang lazim dilakukan oleh dunia ini.
Meskipun akhirnya Daud harus menghadapi hukuman Allah karena perbuatannya, tetapi respon positif Daud terhadap dosa yang telah dilakukannya merupakan titik balik positif secara rohani yang membangkitkan kembali kebenaran jiwanya di hadapan Allah.
Menjadi perenungan dalam hidup kita, apakah kita juga mempunyai kepekaan dan keberanian mengakui dosa kita dan siap berbalik arah seperti Daud?
Apapun pendapat orang, apapun tanggapan dunia ini, berbalik arah kepada Tuhan dan kembali mengakui kehadiran dan kebaikanNYA tetap merupakan respon terbaik yang harus dilakukan orang-orang percaya ketika jatuh dalam dosa.
PENGAJARAN KETIGA
Siap memulai hidup baru bersama Allah.
Akibat dosanya, Daud harus menghadapi tiga alternatif hukuman seperti yang dinyatakan oleh Gad, penglihatnya, yang dipakai Allah untuk memberitahukan kehendak Allah atas dirinya, yaitu tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri ini, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel (ay. 11-12).
Namun suatu pernyataan Daud yang telah diubahkan Tuhan, dinyatakan luar biasa sebagaimana dituliskan dalam ayat 13 yang menyatakan:
“Lalu berkatalah Daud kepada Gad: "Sangat susah hatiku, biarlah kiranya aku jatuh ke dalam tangan TUHAN, sebab sangat besar kasih sayang-Nya; tetapi janganlah aku jatuh ke dalam tangan manusia."
Perkataan Daud di atas menunjukkan kepasrahan, dan pengakuan Daud akan kasih karunia Allah, sekalipun dia telah melakukan dosa.
Dan sekalipun pada akhirnya bangsa Israel tetap dihukum dengan penyakit sampar yang mematikan tujuh puluh lima ribu orang, dan mendatangkan malaikat Tuhan yang menghunus pedang hendak membinasakan (ay. 14-15a), namun Tuhan mengurungkan pemusnahan Israel karena begitu besarnya kasihNYA kepada Daud dan bangsa Israel, sebagaimana dituliskan dalam ayat 15 sebagai berikut:
“Pula Allah mengutus malaikat ke Yerusalem untuk memusnahkannya, dan ketika hendak dimusnahkannya, maka TUHAN melihatnya, lalu menyesallah Ia karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya itu, lalu berfirmanlah Ia kepada malaikat pemusnah itu: "Cukup! Turunkanlah sekarang tanganmu itu!" Pada waktu itu malaikat TUHAN itu sedang berdiri dekat tempat pengirikan Ornan, orang Yebus”.
Dosa memang tidak menghilangkan hukuman Tuhan, tetapi dosa yang diikuti dengan pengakuan dan pertobatan akan mendatangkan belas kasih Tuhan dalam hidup kita.
Teladan pertobatan Daud juga menolong kita untuk mengerti bahwa suatu pertobatan harus dinyatakan dengan mendirikan mezbah Tuhan sebagaimana dituliskan dalam ayat 18 sebagai berikut: “Kemudian malaikat TUHAN menyuruh Gad mengatakan kepada Daud, bahwa Daud harus pergi untuk mendirikan mezbah bagi TUHAN di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu”.
Menjadi perenungan dalam hidup kita adalah, apakah kita telah mendirikan mezbah Tuhan dalam hidup kita untuk menandai pertobatan dan perubahan kehidupan kita?
Mezbah Tuhan yang mengobarkan pujian, doa dan pernyataan kasih kita kepada Tuhan. Mezbah Tuhan yang mengobarkan persembahan hidup dalam pelayanan dan kerendahan hati untuk tunduk di dalam Tuhan. Mezbah Tuhan yang mencirikan adanya kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Dan mezbah Tuhan yang menjadi tanda ketertundukan kita kepada Tuhan.
-----------
Renungan Pribadi:
-----------
Bagaimana dengan kondisi hati dan rohani kita saat ini?
Sangat diberkati, nyaman, dan serasa tidak ada permasalahan yang berarti?
Hati-hati, karena iblis dapat mempergunakan hal-hal yang menurut dunia biasa dan lazim sebagai cara membujuk kita untuk jatuh dalam dosa, yaitu ketika perbuatan mencuri kemuliaan Tuhan, dan mengeliminasi perbuatan besar Tuhan dalam hidup kita.
Milikilah kepekaan untuk merespon suara Tuhan, keberanian mengakui dosa dan siap berbalik arah kepada Tuhan apabila jatuh dalam dosa.
Meminta pemulihan dan jalani kehidupan baru di hadapan Tuhan dengan menghadirkan mezbah Tuhan dalam hidup kita dan keluarga kita. Mezbah Tuhan yang mengobarkan pujian, doa dan pernyataan kasih kita kepada Tuhan. Mezbah Tuhan yang mengobarkan persembahan hidup dalam pelayanan dan kerendahan hati untuk tunduk di dalam Tuhan. Mezbah Tuhan yang mencirikan adanya kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Dan mezbah Tuhan yang menjadi tanda ketertundukan kita kepada Tuhan.
-----------
YES/www.renunganharian.net
-----------
Selamat pagi, selamat beraktifitas untuk bekerja dan memuji memuliakan Tuhan.
Tetap semangat di dalam Tuhan. Tetap teguh menjalankan firman Tuhan.
Dan teruslah berdoa untuk berkat dan perlindungan dalam hidup kita, sama seperti Yabes yang telah berdoa demikian, sebagaimana tertulis dalam Kitab 1 Tawarikh pasal 4 ayat 10, yang demikian bunyinya:
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!". Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Sukses dalam hidup kita di hari ini. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
----------------
Kata mutiara hari ini:
PILIHLAH HAL YANG MEMBUAT ANDA TETAP BERADA DI DEKAT-NYA.
-----------
Comments
Post a Comment